Breaking News

Ditengah Pandemi Covid-19, Masyarakat Majasari Prabumulih Ciptakan Sabun Herbal dari Minyak Jelantah

Ditengah pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat masyarakat kota Prabumulih untuk berinovasi menciptakan produk dari limbah

Editor: adi kurniawan
TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Anggota kelompok MKM Majasari Prabumulih ketika membuat dan mengemas sabun herbal dari limbah minyak jelantah 

SRIPOKU.COM, PRABUMULIH - Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan hingga saat ini, ternyata tidak menyurutkan semangat masyarakat Kota Prabumulih, mitra binaan PT Pertamina EP Asset 2 untuk berinovasi menciptakan produk dari limbah, menjadi bernilai ekonomis tinggi.

Kelompok MKM Majasari yang merupakan mitra binaan PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field tersebut berhasil menciptakan produk sabun herbal dengan bahan baku dari limbah minyak jelantah dan industri makanan.

Dengan didukung Kelurahan Majasari, kelompok yang terdiri dari 25 anggota didominasi oleh ibu rumah tangga itu lalu bersama Institut Agroekologi Indonesia (INAgri) mampu memberikan dampak ekonomi dan kesehatan yang positif bagi masyarakat.

"Jadi Kelompok MKM Majasari ini adalah Juara 1 lomba Kawasan Kreatif New Normal yang diselenggarakan PT Pertamina EP bekerjasama dengan Kelurahan Majasari pada Juli 2020 lalu," ungkap Pertamina EP Asset 2 CSR Analyst Imam Maulana kepada wartawan, Selasa (29/12/2020).

Lalu kata Imam, kelompok ini kemudian dibina dan dilatih untuk berinovasi dalam program Sampah jadi Berkah (SARAH) sehingga dapat membuat berbagai produk bermanfaat dan berdaya saing tinggi.

"Kita bersyukur saat ini ditengah pandemi kelompok Majasari mampu menciptakan produk bernilai ekonomi tinggi dari limbah," katanya.

Ditambahkan PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih CSR Staff Erwin Hendra Putra mengatakan produk diproduksi kelompok itu diberi nama 'Sabun Herbal Sarah' dengan bahan baku limbah ditambah soda api, air bersih, arang serta ekstraksi daun dan bunga.

"Inovasi sabun bahan baku minyak jelantah mudah didapat kelompok dari skema sedekah sampah yang langsung dikoordinir oleh Lurah Majasari."

"Sabun herbal yang sudah dilakukan uji lab ini telah dipasarkan dengan harga Rp 5.000 batang dengan berat 250 gram setiap kemasannya," bebernya seraya mengatakan selain menghemat beli sabun para anggota kelompok juga mendapat manfaat ekonomi dari penjualan sabun herbal tersebut.

Sementara itu perwakilan INAgri, Syamsul Asinar mengaku bangga lantaran setelah dilakukan pembinaan kelompok tersebut mampu menciptakan produk bernilai ekonomi.

"Kami tidak menyangka apa kami ajarkan dulu menjadi semakin berkembang saat ini. Awalnya kami kira sabun hanya digunakan untuk kebutuhan pribadi, namun berkat antusias warga membuat sabun herbal ini bernilai tambah ekonomi apalagi dijual dengan kemasan yang menarik," ujarnya seraya mengatakan ucapan terimakasih ke Prabumulih Field karena mampu membuat perubahan positif.

Sedangkan Ice Herlina yang merupakan Ketua Kelompok MKM Majasari berharap Pertamina terus mendampingi hingga mandiri dan tidak meminggalkan sehingga tidak pakum atau tidak berkembang.

"Kami berharap agar Pertamina terus membina dan jangan meninggalkan sebelum kami kelompok benar-benar mandiri," harapnya.

Terpisah, Lurah Kelurahan Majasari, Inggit Damayanti mengapresiasi kerjasama dan program yang terjalin di Majasari bersama dengan Prabumulih Field dan INAgri elama ini.

"Hal positif seperti ini akan selalu kami dukung demi membantu masyarakat menghadapi kondisi sulit di masa pandemi. Kami sangat berterimakasih dan berharap agar kegiatan ini dapat terus berkelanjutan agar dapat membantu perekonomian masyarakat Kelurahan Majasari," harap Inggit.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved