Menteri Baru

 Canda Tawa Sertijab Muhadjir Effendy dan Risma, "Saya Orangnya Galak"

Acara pelantikan enam menteri baru oleh Presiden Joko Widodo di Istana, Rabu (23/12/2020).Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi sorotan

Editor: Sutrisman Dinah
(ILC TV One)
Menteri Sosial Tri Rismaharini 

SRIPOKU.COM --- Serah-terima jabatan Menteri Sosial dari Muhadjir Effendy ke Tri Rismaharini berlangsung di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (23/12). Acara berlangsung penuh gelak tawa. Dihadiri oleh pejabat di jajaran Kementerian Sosial dengan mematuhi penarapan protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker.

Usai dilantik di Istana, Menteri Koordinator PMK  Muhadjir Effendi, bersama Risma berangkat satu mobil dengan menumpangi Innova ke kantor Kementerian Sosial di kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Saat acara serah-terima jabatan, Muhadjir sempat memanggil Risma dengan "Walikota".

"Bu walikota. Maaf, Bu Mensos maksud saya. Saya kira Bu Risma sosok tidak asing bagi kita semua. Beliau adalah walikota Surabaya sebelum menjabat sebagai Menteri Sosial," kata Muhadjir.

Baca juga: Sekum Muhammadiyah Abdul Muti Tolak Jadi Wakil Menteri, Saya Berubah Pikiran

Baca juga: Lengsernya 3 Menteri Jadi Sorotan, Jokowi Ingin Kembali Kepercayaan Publik, 3 Lini Dianggap Gagal

Muhadjir mengenal Risma sebagai sosok yang menguasai persoalan. Ia menyontohkan bagaimana Risma menutup lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara yakni Gang Dolly. Risma dipucuk pimpinan Kementerian Sosial, diyakini Muhadjir dapat menjadi pemimpin yang baik.

Risma mengenakan kebaya serba merah, warna khas partai yang menaunginya, PDI Perjuangan. Saat memberikan sambutan, Risma mengingatkan betapa sentralnya peran Kementerian Sosial di tengah pandemi Covid-19.

Tapi Risma sempat berkelakar, ketika melihat jajaran Kemensos berdiri di hadapannya terlihat tegang. Ia meminta mereka untuk santai. Meski diakui dirinya memang terkadang galak dalam bekerja, tapi selama pekerjaan itu tuntas dan pekerjaannya diselesaikan dengan baik, kemarahan itu tidak akan ke luar.

"Teman-teman berdirinya santai saja, kok kesel kabeh, capek semua nanti," kata Risma.

"Saya orangnya sangat detail, kadang-kadang galak. Kadang-kadang, kalau kebangetan saya marah baru. Sekali marah jangan takut, setelah itu selesai," kata Risma.

Hari pertama setelah dilantik, kata Risma, ia juga sempat heran dengan pin menteri yang terpasang di kebayanya. Sebab, selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, ia tidak pernah memakai simbol wali kota.

"Saya juga kadang-kadang, Mba pin ini harus dipakai, aduh, saya pakai simbolnya walikota itu tidak pernah kalau tidak upacara saya tidak pernah pakai. Mudah-mudahan tidak ketinggalan terus tidak bisa masuk. Jadi saya pernah diusir, mana simbolnya wali kota, yo wis saya pulang," katanya.

Di kesempatan yang sama, Risma berharap jajaran aparatur di Kementerian Sosial memiliki pemikiran yang sama, yakni untuk membantu sesama dalam mengemban tugas.

Risma sempat menceritakan upayanya menutup Gang Dolly (kompleks prostitusi di Surabaya, Jawa Timur). Sempat ada gangguan dalam merealisasikannya.

"Waktu menutup Dolly (panti rehabilitas) betapa beratnya hidup saya, diancam dibunuh, tiap sore itu ada ular datang ke rumah. Belum polisi di depan rumah bilang rumahnya kebakaran, pas kita keluar tidak ada apa-apa," kata Risma.

Bahkan usai Dolly ditutup pun, ada pihak yang melayangkan gugatan terhadap Risma. Nilainya mencapai Rp 1 triliun. "Batinku bilang Rp 1 triliun, duit darimana," sambungnya.

Namun, ternyata warga Dolly ada juga yang memberikan dukungan terhadap Risma. Sebab dengan penutupan Dolly, kehidupan lingkungan sekitar jadi lebih baik.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved