VIRAL Motor Ini Tak Mogok Meski Jalan dalam Air Bikin Takjub, Jadul Bukan Berarti Ketinggalan Zaman
Kendati tuntunan zaman mempengaruhi pola peradaban manusia, namun bukan berarti barang jadul juga fungsinya ketinggalan zaman.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
"Penjual makanan di pinggir jalan di Bandoeng, sekitar tahun 1935.
Kira-kira tukang apa ini ya???," tulis akun @fotolawasoffcial.
Becak

Baik jaman dulu maupun sekarang becak memang sarana transportasi roda tiga yang melegenda.
Hal ini lantaran seiring perkembangan zaman, becak sudah mulai langka lantaran banyaknya transportasi modern yang muncul.
Sehingga pamor becak kini perlahan menyusut bahkan bisa dibilang langka.
Jika melihat tukang becak zaman sekarang pun tak banyak yang mengangkut orang melainkan beralih mengangkut barang seperti beras dan sembako.
"Si meneer naik betja te Djakarta. Circa, 11-09-1947," tulisan keterangan di laman Instagram @fotolawasoffcial.
Kios Rokok

Jika melihat pedagang rokok zaman dulu pasti tak luput dari pedagang asongan.
Namun, sudah sangat sedikit bisa ditemukan pedagang yang menjajakannya.
Hal ini lantaran rokok juga dijual di minimarket dan warung di sekitar tempat tinggal kita
"Potret seorang Belanda dengan sebungkus rokok Camel/Unta di sebuah kios rokok anak-anak di Batavia / Jakarta, ca. Agustus 1947.
Spaarnestad - Hugo Wilmar," tulis keterangan akun @fotolawasoffcial.
FOLLOW US
Sebelumnya foto pedagang asongan di tengah alun-alun utara Yogyakarta juga sempat menyedot perhatian khalayak.
Salah satu kota yang memiliki sejarah panjang yakni Yogyakarta tepatnya di alun-alun kraton Yogyakarta.
Aktivitas warga yang berdagang di sekitar alun-alun utara kraton Yogyakarta pada masa lampau ditunjukkan oleh unggahan akun Instagram Yogyakarta.
Alun-alun menjadi salah satu bagian dari yang tidak bisa dipisahkan dari Kraton Yogyakarta.
Alun-alun Kraton Yogyakarta terbagi menjadi dua, yakni alun-alun utara dan alun-alun selatan.
Alun-Alun Utara membentang seluas 300 x 300 meter persegi.
Terdapat dua buah beringin kurung yang bernama Kiai Dewadaru dan Kiai Janadaru (yang sekarang bernama Kiai Wijayadaru).
Menurut Serat Salokapatra, benih Kiai Janadaru berasal dari Keraton Pajajaran, sementara Kiai Dewadaru benihnya berasal dari Keraton Majapahit.
Dulu hingga kini, alun-alun seringkali menjadi tempat berkumpulnya masyarakat.
Entah berjualan atau sekedar menikmati waktu sambil santai di area alun-alun.
Wringin kurung kembar atau dua pohon beringin kembar di tengah alun-alun utara Yogyakarta, circa 1857 (Wikipedia)
Dalam unggahannya tersebut menunjukkan seorang anak kecil menenteng barang jualannya menggunakan wadah khas pedagang asongan.
"Kira-kira apa ya lur yg di jual? Potret Pedagang asongan di Alun-Alun Utara Yogjakarta, ca. 1940. A. Panoedjoe," tulis akun Yogyakarta dalam unggahan tersebut.
Unggahan tersebut pun dibanjiri beragam komentar dari warganet, ada yang berusaha menebak-nebak barang dagangan yang ditenteng seperti di dalam foto.
"Bakpia paling," ujar ariefffbudiman.
Ada pula warganet yang memperkirakan umur dari penjual tersebut pada tahun 2020, bahkan menduga telah memiliki buyut.
"Bakule wis ndue buyut," ujar ansharid_
Dikutip dari laman kratonjogja.id, Semenjak jaman Majapahit, keberadaan alun-alun dalam ruang lingkup kerajaan selalu dipertahankan.
Alun-alun adalah manifestasi ruang publik, menjadi bagian tak terpisahkan dari tata ruang ibukota kerajaan.
Konsep ini kemudian diadaptasi oleh kota-kota di Indonesia, di mana sebuah ruang terbuka disediakan tepat di depan pusat pemerintahan.
Pangeran Mangkubumi, pendiri Kasultanan Yogyakarta, mahir dalam ilmu filsafat maupun arsitektur.
Gabungan dari keahlian-keahlian beliau inilah yang mewarnai struktur tata ruang Kasultanan Yogyakarta dengan simbol-simbol penuh makna.
Keraton Yogyakarta maupun bangunan-bangunan pendukungnya ditempatkan pada sebuah rangkaian pola, yang didasarkan pada sumbu filosofis, garis imajiner yang membentang lurus antara Tugu Golong Gilig dan Panggung Krapyak.
Termasuk di antaranya dua alun-alun yang dimiliki oleh keraton, Alun-Alun Selatan dan Alun-Alun Utara.
SUBSCRIBE US