VIRAL Motor Ini Tak Mogok Meski Jalan dalam Air Bikin Takjub, Jadul Bukan Berarti Ketinggalan Zaman
Kendati tuntunan zaman mempengaruhi pola peradaban manusia, namun bukan berarti barang jadul juga fungsinya ketinggalan zaman.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Cepat atau lambat kini zaman telah berubah, semakin canggih dan serba modern.
Peradaban yang baru pun sudah dimulai dengan kebiasaan dan suasana yang juga serba baru.
Waktu yang berlalu tak dapat diulang kembali, namun untuk mengingat dan mengenangnya adalah sebuah kenikmatan tersendiri.
Kendati tuntunan zaman mempengaruhi pola peradaban manusia, namun bukan berarti barang jadul juga fungsinya ketinggalan zaman.
Lantaran sejumlah barang lawas di masa silam pun hingga kini masih bisa ditemui pada masa kini.
Akan tetapi, zaman sudah berubah, sehingga jika melihat barang-barang zaman dulu kala tak sedikit yang akan merasa heran.
Kendati demikian, nostalgia atau mengenang masa lalu pada umumnya merupakan hal yang wajar.
Apalagi era terdahulu dan sekarang banyak sekali perbedaan dan perubahannya yang sangat jauh.
Biasanya orang di masa kini membandingkan gaya, penampilan hingga ejaan bahasa yang sudah cenderung jauh berubah.
Bahkan sebuah sepeda motor jadul ini juga menjadi perbincangan hangat publik.
Meski jadul, motor ini justru memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh motor lainnya.
Baca juga: VIRAL KTP Jadul yang Dibuat Tahun 1972 Ini Bikin Salfok, Bentuk Tubuh si Pemilik KTP Dideskripsikan

Pada umumnya sepeda motor akan mati atau mogok saat masuk kejalanan yang penuh air.
Ada beberapa komponen yang dapat menyebabkan motor mati saat hujan.
Namun belakangan ini viral sebuah video di mana seorang pria yang berani membawa motornya di dalam air.
Dilihat pada unggahan akun abeyxsemakk di TikTok, motor jadul itu tetap bisa hidup dan berjalan meski hampir seluruh badan motor itu memasuki air.
Sontak banyak warganet yang merasa takjub dengan motor jadulnya tersebut.
Diduga karburator motor jadul tersebut sudah di modif sehingga tak mati saat berada di dalam air.
"Moge menangis melihat ini," ujar seorang warganet.
"Auto bakal laris manis peminat motor kayak bgtuan," celetuk yang lain.
Baca juga: Dulu Jadi Narasumber Kini Jadi Anak Buah, Beredar Foto Jadul Jokowi dan Sri Mulyani di Seminar 1998
Selain motor yang jadul, berikut ini beberapa potret lawas atau jaman dulu (jadul) ini mungkin dapat mengobati rasa rindu pada masa lalu.
Truk Pengangkut Sampah

Dalam keterangan laman Instagram @foto_djadoel kendaraan ini merupakan truk pengangkut sampah yang digunakan pada jaman dulu.
Masih mengandalkan kendaraan berbentuk becak serta gerobak dengan jaring di sisi-sisinya.
Kendaraan ini terlihat sangat unik seperti benda jadul yang kerap dipajang di dalam museum.
Truk Pengangkut Sampah, Semarang, Jawa sekitar tahun 1924-1932. NMVW Collectie RV-A440-AA-172.
Penjual Buah

Tak ada perbedaan yang signifikan antara pedagang buah jaman dulu dan sekarang kala menjajakkan jualannya.
Namun, bisa dipastikan jika busana yang dikenakan oleh sejumlah orang di foto sangat jadul.
Apalagi area tempat berdagang masih sangat asri yakni berada di lapangan.
Pada ketrengan foto tertera Penjual Buah di Jawa sekitar tahun 1932-1940. NMVW Collectie TM-10035709.
Penjual Kerupuk

Sekilas tak ada yang membedakan pedagang dulu dan sekarang.
Namun, jika melihat potret pedagang kerupuk ini nampak sekali perbedaan mencolok terhadap alat yang digunakannya untuk meletakkan kerupuk.
Alat tersebut berbentuk seperti gentong berbahan kaleng dengan berukuran besar.
Jika dibandingkan dengan pedagang kerupuk zaman sekarang, banyak yang menjajakkan kerupuk dalam berbagai bentuk kemasan plastik.
Bahkan tak hanya dijajakan di pinggir jalan, kerupuk juga sudah dijual di toko atau warung, biasanya juga pedagang kerupuk berjualan keliling dengan membawa plastik kerupuk dengan menggunakan alat bantu berupa kayu atau bambu.
Penjual Kerupuk di Batavia, Jawa sekitar tahun 1932-1940. NMVW Collectie TM-10035708.
Baca juga: Kini Jadi Legend, Ini 7 Resep Kue Jadul yang Ngangenin, Gampang Dibuat Dijamin Bak Ingat Masa Kecil
SPBU

Sangat terlihat jelas jika dibandingkan dengan tempat pengisian bahan bakar minyak untuk transportasi di jaman dulu dan sekarang.
Jika jaman sekarang SPBU sudah sangat modern dan berdiri dengan bangunan kokoh, jaman dulu justru alat untuk pengisiannya sangat sederhana
Dalam keterangan Instagram @foto_djadoel dijelaskan jika foto ini merupakan Tentara Belanda sedang mengisi bensin di SPBU yg bertuliskan kalimat "Tetap Merdeka ! Liberty Is The Right Every Nation" di Purwokerto, Jawa Tengah 20-21 Juli 1947.
Penjual Makanan

Kalian pasti sudah menduga jika tempat makan jaman dulu masih ada sampai sekarang.
Ya, tentu saja hal itu masih bisa dinikmati oleh kita generasi yang terlahir serba modern yakni angkringan.
Tentu tak sulit menemukan angkringan di masa sekarang, karena para pedagang masih membuka lapak mereka lantaran sesuai dengan harga makanan yang murah meriah.
"Penjual makanan di pinggir jalan di Bandoeng, sekitar tahun 1935.
Kira-kira tukang apa ini ya???," tulis akun @fotolawasoffcial.
Becak

Baik jaman dulu maupun sekarang becak memang sarana transportasi roda tiga yang melegenda.
Hal ini lantaran seiring perkembangan zaman, becak sudah mulai langka lantaran banyaknya transportasi modern yang muncul.
Sehingga pamor becak kini perlahan menyusut bahkan bisa dibilang langka.
Jika melihat tukang becak zaman sekarang pun tak banyak yang mengangkut orang melainkan beralih mengangkut barang seperti beras dan sembako.
"Si meneer naik betja te Djakarta. Circa, 11-09-1947," tulisan keterangan di laman Instagram @fotolawasoffcial.
Kios Rokok

Jika melihat pedagang rokok zaman dulu pasti tak luput dari pedagang asongan.
Namun, sudah sangat sedikit bisa ditemukan pedagang yang menjajakannya.
Hal ini lantaran rokok juga dijual di minimarket dan warung di sekitar tempat tinggal kita
"Potret seorang Belanda dengan sebungkus rokok Camel/Unta di sebuah kios rokok anak-anak di Batavia / Jakarta, ca. Agustus 1947.
Spaarnestad - Hugo Wilmar," tulis keterangan akun @fotolawasoffcial.
FOLLOW US
Sebelumnya foto pedagang asongan di tengah alun-alun utara Yogyakarta juga sempat menyedot perhatian khalayak.
Salah satu kota yang memiliki sejarah panjang yakni Yogyakarta tepatnya di alun-alun kraton Yogyakarta.
Aktivitas warga yang berdagang di sekitar alun-alun utara kraton Yogyakarta pada masa lampau ditunjukkan oleh unggahan akun Instagram Yogyakarta.
Alun-alun menjadi salah satu bagian dari yang tidak bisa dipisahkan dari Kraton Yogyakarta.
Alun-alun Kraton Yogyakarta terbagi menjadi dua, yakni alun-alun utara dan alun-alun selatan.
Alun-Alun Utara membentang seluas 300 x 300 meter persegi.
Terdapat dua buah beringin kurung yang bernama Kiai Dewadaru dan Kiai Janadaru (yang sekarang bernama Kiai Wijayadaru).
Menurut Serat Salokapatra, benih Kiai Janadaru berasal dari Keraton Pajajaran, sementara Kiai Dewadaru benihnya berasal dari Keraton Majapahit.
Dulu hingga kini, alun-alun seringkali menjadi tempat berkumpulnya masyarakat.
Entah berjualan atau sekedar menikmati waktu sambil santai di area alun-alun.
Wringin kurung kembar atau dua pohon beringin kembar di tengah alun-alun utara Yogyakarta, circa 1857 (Wikipedia)
Dalam unggahannya tersebut menunjukkan seorang anak kecil menenteng barang jualannya menggunakan wadah khas pedagang asongan.
"Kira-kira apa ya lur yg di jual? Potret Pedagang asongan di Alun-Alun Utara Yogjakarta, ca. 1940. A. Panoedjoe," tulis akun Yogyakarta dalam unggahan tersebut.
Unggahan tersebut pun dibanjiri beragam komentar dari warganet, ada yang berusaha menebak-nebak barang dagangan yang ditenteng seperti di dalam foto.
"Bakpia paling," ujar ariefffbudiman.
Ada pula warganet yang memperkirakan umur dari penjual tersebut pada tahun 2020, bahkan menduga telah memiliki buyut.
"Bakule wis ndue buyut," ujar ansharid_
Dikutip dari laman kratonjogja.id, Semenjak jaman Majapahit, keberadaan alun-alun dalam ruang lingkup kerajaan selalu dipertahankan.
Alun-alun adalah manifestasi ruang publik, menjadi bagian tak terpisahkan dari tata ruang ibukota kerajaan.
Konsep ini kemudian diadaptasi oleh kota-kota di Indonesia, di mana sebuah ruang terbuka disediakan tepat di depan pusat pemerintahan.
Pangeran Mangkubumi, pendiri Kasultanan Yogyakarta, mahir dalam ilmu filsafat maupun arsitektur.
Gabungan dari keahlian-keahlian beliau inilah yang mewarnai struktur tata ruang Kasultanan Yogyakarta dengan simbol-simbol penuh makna.
Keraton Yogyakarta maupun bangunan-bangunan pendukungnya ditempatkan pada sebuah rangkaian pola, yang didasarkan pada sumbu filosofis, garis imajiner yang membentang lurus antara Tugu Golong Gilig dan Panggung Krapyak.
Termasuk di antaranya dua alun-alun yang dimiliki oleh keraton, Alun-Alun Selatan dan Alun-Alun Utara.
SUBSCRIBE US