Calon Kapolri
Moeldoko: Istana Punya Calon Sendiri, Ini Peluang Tiga Nama Jenderal
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan sinyal bahwa Presiden Joko Widodo telah memiliki calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Azis.
JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberi sinyal bahwa Presiden Joko Widodo telah punya kunci sendiri untuk menentukan calon Kapolri yang akan menggantikan Jenderal Idham Azis pada awal 2021.
"Presiden juga punya kunci sendiri untuk menentukan siapa yang akan menjabat," kata Moeldoko di Kantor KSP, Jakarta, seperti dikutip Tribunnews.com di Jakarta.
Moeldoko tak mau menjawab secara pasti ihawal nama-nama yang dianggap potensial sebagai calon Kapolri. Dia pun tidak membantah kabar yang menyebutkan bahwa Istana telah mengantongi tiga nama calon TB-1 (Tri Brata-1, sandi pemimpin tertinggi di kepolisian).
Baca juga: Kriteria Kompolnas, Calon Kapolri Harus Mampu Jawab Tantangan Zaman
Baca juga: Presiden akan Ajukan Satu Nama Calon Kapolri ke DPR RI, Perkiraan Pengamat
Menurut Moeldoko, ia tak masalah jika masyarakat berspekulasi terkait hal ini. Dikatakan, publik punya hak untuk berkalkulasi dan menimbang siapa yang pantas menduduki jabatan itu..
Sementara itu, tiga perwira tinggi polisi di in ernal Polri yang disebut-sebut berpeluang besar untuk menggantikan Jenderal Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun bulan Januari 2021.
Kendati demikian, menurut anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim SHi MH, undang-undang memungkinkan apabila presiden memiliki pertimbangan khusus dan memperpanjang masa waktu pensiun bagi Kapolri.
Menjelang pensiunnya Idham Azis, Presiden Jokowi bakal memilih satu atau dua nama calon Kapolri untuk diajukan ke DPR. Menurut Yusuf, semua perwira tingga yang memenuhi syarat jenjang kepangkatan, memiliki peluang yang sama.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menyebitkan ada 13 perwira tinggi berpangkat Komisaris Jenderal atau bintang tiga yang berpeluang untuk masuk dalam bursa Kapolri.
Dari 13 perwira tinggi berpangkat Komjen, enam di antaranya bertugas di internal Polri.
"Meski demikian, Komjen yang bertugas di internal Polri lebih berpeluang menjadi Kapolri. Namun Komjen yang bertugas di luar kepolisian juga tetap memiliki peluang cukup besar," kata Neta S Pane.
"Di masa lalu ada Sutanto, Da’i Bachtiar, dan Tito Karnavian yang menjadi Kapolri setelah bertugas di luar Polri, yakni di BNN dan BNPT," kata Neta, Senin lalu.
Menurut Neta, dari 13 perwira tinggi itu hanya lima perwira yang berpeluang besar. Dari 5 perwira tinggi itu, tiga berasal dari internal Polri dan dua berdinas di luar Polri.
Dua orang yang beerdinas di luar yakni Kepala BNPT Komjen Boy Rafly Amar dan Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara, Komjen Bambang Sunarwibowo.
Tiga jenderal diantara yang berpeluang besar menjadi Kapolri, sebagai berikut:
1. Komjen Pol Gatot Eddy Pramono
Komjen Gatot Eddy Pramono, saat ini menjabat sebagai Wakil Kapolri.
Sebelum menjadi Wakapolri, Gatot adalah Kapolda Metro Jaya. Ia diangkat menjadi Wakil Kapolri Idham Azisi pada Desember 2019.
Gatot lahir di Solok, Sumatera Barat, lulusan Akademi Kepolisian (Akabri Kepolisian) 1988.
Gatot pernah menjabat sebagai Kapolres Blitar, Kapolres Metro Depok (2008), serta Kapolres Metro Jakarta Selatan (2009).
Selain itu, ia juga pernah menduduki posisi Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya di tahun 2011 dan Analis Kebijakan Madya Bidang Pidana Umum Bareskrim Polri pada 2012.
Sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Gatot bertugas sebagai Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017) serta Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri (2018).
2. Komjen Listyo Sigit Prabowo
Saat ini, Komjen Listyo Sigit Prabowo menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal sejak Desember 2019.
Ia lahir di Ambon, Maluku pada 5 Mei 1969, lulusan Akpol tahun 1991.
Ia juga merupakan lulusan S-2 Universitas Indonesia dengan fokus penelitian tesis pada konflik etnis di Kalijodo, Jakarta.
Usai lulus, karier Listyo dimulai sebagai anggota Polres Tangerang yang kala itu masih berpangkat letnan dua (inspektur dua).
Tahun 1998, ia menjadi Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodalops) di Polres Tangerang, saat ia berpangkat (Ajun Komisaris).
Saat menjabat Kapuskodalops, Listyo menangani kasus "penyanderaan" dua Direktur PT Bina Sarana Mekar (BSM), pengembang kawasan perumahan Palem Semi, Tangerang. Kasus penyanderaan ini dilakukan warga Curug yang menuntut agar PT BSM membayar ganti rugi tanah.
Sigit pernah menjabat sebagai Kapolsek Metro Duren Sawit di tahun 2001.
Di tahun 2009, Listyo Sigit Prabowo kemudian dipercaya menjadi Kapolres Pati dan setahun kemudian menjadi Kapolres Surakarta (Polda Jawa Tengah).
Saat menjabat Kapolresta Surakarta itu, ia menangani kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah. Pada masa ini juga ia memiliki kedekatan dengan Walikota Solo (saat itu) Joko Widodo.
Tahun 2014, Listyo pun diangkat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo. Joko Widodo memilihnya dia beberapa nama calon yang disodorkan Polri.
Di tahun 2016, Brigjen Listyo Sigit diangkat menjadi Kepala Kepolisian Daerah Banten.
Dua tahun kemudian ia dipromosikan menjadi menjadi Kepala Divisis Propam Polri, menggantikan Irjen Martuani Sormin.
3. Komjen Agus Andrianto
Komjen Agus Andriatno, saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) menggantikan Komjen Firli Bahuri yang kini menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pria berusia 53 tahun ini merupakan alumni Akpol tahun 1989.
Dikutip dari WartaKota, Agus merupakan orang pertama jabat bintang tiga di angkatannya.
Jabatan yang pernah ia pegang di antaranya Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Wakapolda Sumatera Utara dan Kapolda Sumatera Utara.*****
________________________________
Sumber: Tribunnews.com, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/12/01/profil-tiga-perwira-tinggi-di-internal-polri-yang-berpeluang-besar-jadi-kapolri-gantikan-idham-azis?page=all
