2 Nelayan Ini 3 Hari Terombang-ambing di Lautan Krui, Sangat Kelaparan, Penyelamatan yang Dramatis!
Beginilah detik-detik ABK (Anak Buah Kapal) menyelamatkan nelayan yang nyaris tenggelam.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Pernahkah terbayang di benak kalian jika harus terombang-ambing di lautan lepas?
Bahkan ketika sudah terjebak di laut yang luas hanya menunggu pertolongan datang.
Hal inilah yang dialami oleh dua orang nelayan yang terombang-ambing selama 3 hari karena perahunya terbalik.
Beruntung kedua nelayan tersebut ditemukan dalam keadaan selamat oleh para awak kapal yang tengah melintas.
Proses evakuasi kedua nelayan tersebut pun berlangsung dramatis, ombak laut cukup bergelombang sehingga mmebuat keduanya harus ekstra hati-hati.
Beginilah detik-detik ABK (Anak Buah Kapal) menyelamatkan nelayan yang nyaris tenggelam.
Sebuah video aksi penyelamatan nelayan yang terombang-ambing di lautan viral di sosial media.
Nelayan itu diduga telah 3 hari berada di lautan karena perahunya terbalik dan tak kunjung mendapat pertolongan.
Video tersebut dibuat oleh salah seorang anak buah kapal yang diunggah ke akun TikTok bernama @inseaaa.
Baca juga: Gini Cara Alumni IPB Kampanyekan Hidup Sehat Demi Jaga Imunitas Tubuh & Lestarikan Tanaman Langka
Kejadian yang diduga terjadi di lautan Krui Pesisir Barat, Lampung ini bermula saat kapal yang dinaiki oleh si pembuat video tiba-tiba berbalik arah dan mendekat ke sebuah perahu yang terbalik di tengah laut.
"Kapal tiba-tiba mutar bail karna chief ku liat ada nelayan yang melambaikan tangan kayak minta pertolongan gitu," tulis akun TikTok @inseaaa dalam video.
Dua orang pria yang tampak berpegangan di salah satu badan perahu tersebut dan melambaikan tangan meminta tolong.
"Ternyata benar ada satu perahu yang kebalik, para kru berkumpul di haluan untuk segera melakukan pertolongan," lanjutnya.

Kapal kemudian mendekat, dan beberapa kru kapal turun untuk menyelamatkan si nelayan.
Si nelayan kemudian dituntun berenang ke kapal menggunakan pelampung begitu kapal mendekat ke perahu yang terbalik.
"Dan kami menyuruh mereka untuk naik ke kapal dulu," tulis keterangan.
Sesampainya di kapal, nelayan tersebut kemudian diberi makanan.
Mereka bercerita telah berada di lautan selama 3 hari dan kapal terbalik karena terkena badai.
"Kata bapaknya sudah 3 hari terombang ambing di tengah laut dan bapaknya bilang banyak kapal yang melintas tapi terlalu jauh," sambungnya.
Tak hanya menyelamatkan nelayan tersebut, para ABK juga membantu membalikkan perahu mereka yang terbalik.
Kisah serupa juga pernah dialami oleh seorang pria ini yang lebih dari 100 hari harus berada di lautan.
Ia terombang-ambing seorang diri di tengah lautan, namun tetap berjuang demi bertahan hidup.
Meski tanpa bahan makanan, bagaimana cara pria ini bisa bertahan hidup dan selamat? Begini kisahnya.
Perjuangan seorang pria yang bertahan hidup di lautan selama 133 hari telah menjadi salah satu rekor dunia.
Kisahnya terjadi pada seorang pria China bernama Poon Lim.
Ia tak menyangka akan menjalani hari-hari terakhirnya di lautan.

Dikisahkan selama Perang Dunia II, Poon dan 52 penumpang berada di sebuah kapal Inggris melakukan perjalanan dari Cape Town Afrika Selatan menuju Suriname seperti dikutip dari intisari.grid.id.
Sialnya, kapal selam Jerman melacak keberadaannya.
Lalu mereka meluncurkan torpedo untuk menenggelamkan kapal yang di tumpangi Poon.
Saat serangan tersebut diluncurkan, kapal tumpangan Poon hancur.
Hanya Poon yang berhasil bertahan hidup dari serangan itu.
Poon dengan cepat meraih jaket keselamatan dan melompat ke lautan, sebab jika Poon tak segera melompat mungkin ia sudah terbunuh.
Di atas rakit tersebut sudah tersedia banyak bahan makanan termasuk lampu dan beberapa liter air.
Karena itulah Poon berhasil bertahan hidup selama beberapa hari di lautan, namun setelah persediaan itu habis Poom benar-benar hidup nelangsa.
Dikatakan Poom juga tak bisa berenang, dan satu-satunya cara untuk selamat adalah bertahan di rakit tersebut sambil menunggu bantuan atau melihat daratan.
Selama itulah ia harus benar-benar berusaha untuk bertahan hidup.
Poon mengaku untuk mengisi isi perutnya dan bertahan dari dehidrasi ia harus meminum darah Hiu.
Poom menggunakan kait sebagai alat menusuk hiu, memotong ususnya dan meminum darah hiu untuk menghindari dehidrasi.
Teknik yang digunaka Poon adalah metode untuk memasak makanan di Hainan China.
Selama itu Poon menderita mabuk laut parah, kulit terbakar, kemerosotan psikologis dan ia juga tak mendapat bantuan apapun.
Ketika beberapa kapal besar lewat mereka hanya mengabaikan Poon dan tidak berhenti untuk menolongnya.
Ketika kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat melihatnya, alih-alih menolong Poon mereka malah mencurigainya sebagai pasukan mata-mata China atau Jepang.
Baca juga: Masuk Hutan Rimba, Mahasiswa Unsri Ajak Anak-anak di Kelompok Suku Orang Rimba Kenal Literasi
Ketekunan Poon dan tekat yang kuat akhirnya membuatnya selamat.
Setelah Poon menyadari warna air berubah dan tanah laut terasa dangkal dia ternyata mendekat dengan daratan.
Poon tahu ia sudah dekat dengan daratan hingga akhirnya pada 5 April 1943, Poon diselamatkan oleh nelayan Brazil setelah menghabiskan 133 hari terdampar di tengah lautan.
Akibatnya tindakannya, Poon dianggap memecahkan rekor dunia untuk waktu terlama dihabiskan seorang sendirian di tengah lautan.
Tapi akhirnya Poon meninggal pada 1991, Poon Lim mengatakan pesan terakhirnya "Saya harap tidak ada yang memecahkan rekor yang telah saya buat."
Hal itu seolah menunjukkan bahwa memang sangat miris kehidupan yang di jalani Poon sendirian terombang-ambing di tengah lautan.
Baca juga: Kisah Jenderal yang Sempat Ditendang Tamtama:Suatu Saat Saya Harus Jadi Perwira. Dudung tak Dendam
SUBSCRIBE US