news

Kisah Jenderal yang Sempat Ditendang Tamtama:"Suatu Saat Saya Harus Jadi Perwira". Dudung tak Dendam

Profil dan biodata Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjadi sorotan setelah mengaku memerintahkan

Editor: Wiedarto
Tangkap layar YouTube Kompas TV
Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman. (Tangkap layar YouTube Kompas TV) 

SRIPOKU.COM-Profil dan biodata Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjadi sorotan setelah mengaku memerintahkan jajarannya mencopot spanduk dan baliho pemimpin front pembela islam (FPI) Rizieq Shihab.

Pengakuan Mayjen TNI Dudung Abdurachman ini mematahkan pernyataan sebelumnya yang menyebut baliho dan spanduk Rizieq Shihab diturunkan warga.

Ternyata jenderal bintang dua ini pernah bertugas di Kodam II Sriwijaya. Ia pernah menjadi Dandim 0406 Musi Rawas, Dandim Palembang, dan Danrindam II Sriwijaya pada 2011 lalu.

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan seusai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).

Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.

Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut.

Oleh karena itu, TNI turun tangan.
"Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung.

Dudung pun memastikan operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut.

"Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam," katanya.

Biodata Mayjen TNI Dudung Abdurachman

Mayjen TNI Dudung Abdurachman merupakan Lulusan Akmil tahun 1988 dari kecabangan infanteri.

Tak semulus yang orang bayangkan, perjalanan Mayjen TNI Dudung hingga akhirnya menjadi seorang perwira dimulai dari nol.

Dikutip dari YouTube KompasTV yang tayang 27 Juni 2020, dirinya mengisahkan soal perjuangan orang tuanya yang membesarkan kedelapan saudara-saudaranya, termasuk dirinya.

Ayahnya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), namun meninggal dunia saat Mayjen TNI Dudung menginjak SMP.

"Setelah bapak nggak ada ya ibu berjualan kue, kerupuk, terasi," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved