Ini Trik dan Kiat Sukses dari Bos Amazon Jeef Bezos Sehingga menjadi Orang Paling Kaya di Dunia
Bezos terus melakukan diversifikasi usaha Amazon dengan menawarkan penjualan CD serta video pada 1998, diikuti pakaian, mainan, dan barang elektronik
SRIPOKU.COM, JAKARTA - Anda yang awam mungkin masih terasa 'asing' dengan nama satu ini.
Jeef Bezos.
Pendiri Amazon.
Saat ini ia merupakan orang terkaya di dunia.
Hebat bukan?
Jeff Bezos melepaskan pekerjaannya di Wall Street untuk membangun amazon.com di garasi rumahnya pada tahun 1994.
Mulai saat itu, Amazon meroket, dan mencapai pendapatan tahunan sebesar 208,5 miliar dollar AS.
Tak heran jika Bezos saat ini masih menjadi orang terkaya di dunia.
Namun, apa yang sebagian besar dari kita tidak tahu adalah hal yang membuat Jeff percaya diri untuk membuat keputusan yang dia lakukan kala itu.
Baca juga: Pasangan Ilmuwan Muslim Ini, Otak di Balik Kesuksesan Vaksin Covid-19, LUAR BIASA!
Dia meninggalkan pekerjaan korporatnya dan menjalankan perusahaannya sendiri.
Pada 4 November 2017, Jeff Bezos diwawancarai oleh saudaranya Mark di acara festival Summit LA 17 di Los Angeles, AS.
Dalam wawancara, Jeff mengungkapkan trik pikiran yang ia gunakan untuk mengambil keputusan.
Karir Jeff di Wall Street terbilang aman dan relatif menguntungkan, namun pada suatu hari ia memutuskan mundur sementara dari kegiatan di tempat kerja untuk beberapa hari.
Waktu luang itu dia pakai untuk membayangkan bagaimana rasanya memulai perusahaannya sendiri.
Tapi, hanya membayangkan apa yang terjadi bulan depan, atau tahun depan, tidak memberi Jeff jawaban yang dia cari.
Kepada Mark ia menjelaskan, cara terbaik memikirkannya adalah dengan memproyeksikan hidup ke usia 80 tahun.
Dari sana kemudian ditentukan jalan mana yang membuat dia mampu meminimalisasi penyesalan yang mungkin muncul di kemudian hari.
Baca juga: FAKTA Sosok Dylan Sada Model Asli Indonesia yang Sukses di New York, Pernah Jadi Korban Kekerasan!
Menurut Jeff, ketika menerapkan trik pikiran itu, ia semakin yakin menetapkan keputusan secepatnya.
Dia kemudian memilih berhenti dari pekerjaannya di Wall Street, dan memulai amazon.com.
Dan, bagaimana jika dia gagal?
Jangan khawatir.
Kalau pun keputusan tersebut membawanya pada kegagalan, Jeff mengaku tak mempermasalahkannya.
"Jika gagal, saya akan sangat bangga, ketika berusia 80 tahun nanti saya pernah mencoba," ujar dia.
Jadi, keputusan sulit apa yang kamu tunggu untuk masa depanmu?
Jika kamu ingin meningkatkan peluang untuk membuat keputusan yang tepat, kamu bisa menerapkan trik pikiran yang diterapkan Jeff Bezos ini.
Kemudian, buatlah pilihan yang akan membuatmu bangga bahwa kamu telah mencoba.
Berani?
Tiga Hal yang Bikin Sukses Bezos
Tahun 1994 Jeff Bezos, sebelumnya bukanlah orang yang spesial.
Sama seperti orang pada umumnya dia hanya seorang pekerja di perusahaan investasi D. E Shaw di Wall Street, New York.
Namun Bezos mengatakan, ketika itu dirinya berubah pikiran dan memutuskan mendirikan Amazon untuk mencoba mengubah hidupnya yang bekerja untuk orang lain.
Baca juga: Selamat! UI Sukses Raih Peringkat Pertama sebagai Perguruan Tinggi Inovatif dalam Manajemen Inovasi
Dilansir dari CNBC, Bezos pun mengungkapkan bahwa dirinya melakukan beberapa hal untuk membulatkan tekadnya terjun ke dunia bisnis.
Apa saja?
1. Bermula dari riset dan ide
Saat Jeff Bezos masih bekerja di Wall Street ia ditugaskan untuk melakukan riset mengenai bisnis yang melibatkan internet.
Saat itulah Bezos menemukan statistik yang mengejutkan dirinya dan memicu ide untuk memulai bisnisnya sendiri.
"Saya menemukan fakta bahwa web tumbuh pada 2.300 persen per tahun," kata Bezos dilansir dari CNBC.
Dengan ide tersebut Bezos sendiri awalnya tertarik untuk membuat toko buku online.
Namun dia tak menyangka ide tersebut bisa membuat Amazon menjadi perusahaan e-commerce terbesar dunia.
2. Berani mengambil keputusan
Setelah riset berbulan - bulan lamanya akhirnya Bezos yakin bahwa idenya bisa dijadikan bisnis yang diimpikan.
Namun saat itu tak mudah bagi Bezos untuk memulai bisnisnya sebab ia harus memilih merelakan pekerjaannya di wall street atau mulai fokus merintis bisnisnya.
"Saat itu sangat berat, melepaskan pekerjaan yang memberikan saya penghasilan bulanan itu sangat sulit," ucapnya.
Namun ia berpikir bahwa kesempatan berbisnis tersebut hanya datang sekali.
Akhirnya Bezos berhenti dari pekerjaannya dan pindah ke pinggiran kota Seattle, di mana ia mulai membangun Amazon di garasinya.
Keputusannya terbayar, Amazon tumbuh dengan cepat, menjadi perusahaan publik pada tahun 1997 dengan pendapatan 16 juta dollar AS dengan 180.000 pelanggan yang menjangkau lebih dari 100 negara.
3. Optimistis
Meski Bezos sudah melakukan riset terkait bisnisnya, namun ia mengakui memiliki perasaan pesimistis mengenai idenya.
Saat umurnya 30 tahun, dia mempertanyakan apakah ide bisnisnya menciptakan toko buku online akan lebih baik daripada pekerjaan di Wall Street.
Pada saat itu ia berpikir bisinis online di tahun 1994 sangat berisiko karena internet tidak dikenal, meskipun tingkat pertumbuhannya cepat.
Namun Bezos tetap optimistis sebab yang dipikirkannya ide tersebut harus dicoba, sebab dia berpikir jika tidak dimulai sekarang dia akan lebih menyesal ketimbang kehilangan pekerjaannya.
"Saya waktu itu percaya apapun yang bertumbuh dengan cepat maka itu akan menjadi sesuatu yang besar.
Saya pun optimistis bisnis online saya juga akan ikut besar bersama internet," ujarnya.
Baca juga: 5 Zodiak Ini Memang Dilahirkan Jadi orang Sukses dan Kaya Raya, Nomor 1 Virgo
Masa Kecil
Bezos lahir pada 12 Januari 1964 di Albuquerque, New Mexico, dari pasangan Jacklyn Gise Jorgensen dan warga Chicago Ted Jorgensen.
Setelah bercerai dengan Ted, Jacklyn menikahi imigran Kuba bernama Miguel "Mike" Bezos pada April 1968, dan mengadopsi Jeff serta mengganti marganya menjadi Bezos.
Setelah Bezos menjadi remaja, keluarganya pindah ke Miami di mana dia bersekolah di SMA Miami Palmetto sambil bekerja di restoran cepat saji McDonald's.
Dia mengikuti Program Pelatihan Sains Siswa di Universitas Florida, meraih penghargaan Silver Knight pada 1982 serta Beasiswa Merit Nasional.
Pada 1986, dia lulus dari Universitas Princeton sebagai Sarjana Sains di bidang teknik listrik dan sains komputer dengan nilai rata-rata 4,2.
Setelah lulus, Bezos mendapat tawaran dari sejumlah perusahaan teknologi besar seperti Intel, Bell Labs, maupun firma konsultasi Andersen Consulting.
Dia pertama kali bekerja di Fitel, startup di bidang telekomunikasi finansial dengan tugas membuat jaringan internet bagi perdagangan internasional.
Dia kemudian berpindah pekerjaan antara lain di Bankers Trust, hingga perusahaan investasi DE Shaw & Co yang baru didirikan pada 1990.
Pada akhir 1993, Bezos memutuskan untuk menjual buku secara daring.
Dia meninggalkan pekerjaannya di DE Shaw dan fokus merintis usahanya sendiri.
Bersama sejumlah karyawan, dia mendirikan Amazon.com pada 5 Juli 1994 .
Nama Amazon sendiri diambil dari Sungai Amazon di Amerika Selatan.
Dia memulai usahanya dengan menginvestasikan dana sebesar 300.000 dollar AS, sekitar Rp 4,2 miliar, yang berasal dari orangtuanya.
Kepada para investor awal, Bezos sudah memperingatkan mereka bahwa ada terdapat 70 persen peluang Amazon bakal kolaps dan bangkrut.
Perusahaan itu melesat bak meteor tanpa adanya pemberitaan pers yang cukup.
Amazon menjual buku di AS dan 45 negara dalam waktu 30 hari.
Dalam dua bulan, penjualan mereka mencapai 20.000 dollar AS, atau Rp 281,1 juta, per pekan.
Di atas perkiraan Bezos dan timnya.
Amazon.com go public tiga tahun berselang di mana para analis meragukan apakah perusahaan tersebut bakal bertahan sendiri.
Dua tahun kemudian, bisnis Amazon tidak hanya bertahan.
Namun juga mengungguli setiap pesaingnya dan menjadi pemimpin e-commerce.
Bezos terus melakukan diversifikasi usaha Amazon dengan menawarkan penjualan CD serta video pada 1998, diikuti pakaian, mainan, dan barang elektronik.
Baca juga: Tampil Sederhana dan Biasa-biasa Meski Sedang Berada di Atas, Ini Kunci Radja Band Raih Kesuksesan
Ekspansi Bisnis di Sektor Lain
Pada September 2000, Bezos mendirikan perusahaan startup yang berbasis di luar angkasa Blue Origin.
Sudah lama dia tertarik pada perjalanan luar angkasa.
Pada November 2015, Blue Origin sukses meluncurkan wahana orbit New Shepard dan berhasil mencapai ketinggian yang ditetapkan, 100,5 km, sebelum kembali ke Texas Barat.
Sebelumnya pada 5 Agustus 2013, dia membeli harian The Washington Post dan publikasi lain yang berkaitan dengan The Post senilai 250 juta dollar, atau Rp 3,5 triliun.
Dia juga berinvestasi di sektor layanan kesehatan seperti Unity Biotechnology, Grail, Juno Therapeutics, and ZocDoc.
Pada 30 Januari 2018, Amazon, Berkshire Hathaway, dan JPMOrgan mengumumkan berencana membangun sebuah perusahaan layanan kesehatan.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul"Ini Rahasia Sukses Jeff Bezos Hingga Jadi Terkaya di Dunia, Sempat Pesimis Saat Dirikan Amazon.com"