Berita Palembang

Kisah Kakek 87 Tahun, Fotografer Keliling di Kawasan Monpera Palembang yang Jadi Korban Premanisme

Kakek Baktiar mengalami luka lebam di bagian bawah mata sebelah kirinya akibat pukulan dari preman-preman yang menginginkan uang fotografer senior itu

Editor: Sudarwan
Foto kiriman dari Aipda Kelvin
Bagian bawah mata kiri kakek Baktiar lebam akibat dipukul preman, Kamis (5/7/2020) lalu. Baktiar adalah fotografer keliling di kawasan Monpera Sumsel. 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Chairul Nisyah

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Baktiar (87) yang berprofesi sebagai fotografer keliling di kawasan wisata Monumen Penderitaan Rakyat Sumsel atau Monpera Sumsel atau warga lebih mengenal Monpera Palembang, baru-baru ini menjadi korban aksi premanisme.

Kakek Baktiar mengalami luka lebam di bagian bawah mata sebelah kirinya akibat pukulan dari preman-preman yang menginginkan uang fotografer senior itu.

Baca juga: Mau Tahu Kiat Memotret Satwa Liar? Yuk Gabung ke Kelas Pejalan Fotografer Satwa Liar Top Riza Marlon

Baca juga: Kisah Fotografer Diminta Memotret Pernikahan, Lokasi Acara Jadi Misteri, Rumah Kosong Ada Kuburan

Baca juga: Rumah Kades di Banyuasin Sumsel Dirusak Oleh 200 Preman, Warga Ketakutan Dengar Tembakan 2 Kali

Untunglah kakek Baktiar diselamatkan oleh beberapa pemuda koperasi yang sering duduk di kawasan Monpera Palembang.

Uang yang sempat dirampas oleh dua orang pelaku sebesar Rp 120 ribu dari tangan Baktiar akhirnya bisa diselamatkan, meskipun kedua pelaku berhasil melarikan diri dari kejaran masa.

Kisah ini pertamakali diunggah di akun instagram @kelvin_marley_2002, milik seorang anggota polisi dari satuan Dit Intelkam Polda Sumsel, bernama Aipda Kelvin.

Saat diwawancarai Sripoku.com, Aipda Kelvin mengatakan kejadian tersebut pada hari Kamis sore (5/11/2020).

Dikatakan Kelvin, saat ditemui olehnya kondisi kakek Baktiar sedang terduduk lemas dengan wajah yang pucat dan lebam pada bagian bawah mata kirinya akibat didipukul oleh salah seorang pelaku.

Baca juga: Video VIRAL Fotografer Asal Malang Sebarkan Ratusan Foto Panas Model Cantik, Ada yang di Bawah Umur!

Baca juga: Tidak Hanya Number One di Bidang Pertanian, Siswa SMK PP Sembawa Juga Jago Fotografer

Pelaku perampasan dan pemukulan terhadap Baktiar yang dikenal sebagai fotografer keliling di kawasan Monpera Palembang dan BKB Palembang ini dilakukan oleh dua orang pria yang identitasnya sudah diketahui.

Pelaku merupakan orang yang juga sering mangkal atau terlihat di kawasan sekitar lokasi kejadian.

Kelvin sudah mencoba membujuk kakek Baktiar untuk berobat dan mendampinginya melapor ke pihak berwajib.

Namun kakek dari 11 orang cucu ini menolak tawaran tersebut.

Kakek Baktiar tidak mau memperpanjang perkara tersebut karena takut anak-anaknya tahu dan marah.

Pasalnya Baktiar sudah sering dilarang oleh anaknya untuk bekerja lagi.

Baca juga: Kendaraan Buruh yang Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja di Palembang Diganggu Preman, Tolong Pak Polisi

Baca juga: Katim Hergon Cs dari Jatanras Polda Sumsel Jaring 138 Orang di 10 Bulan Operasi Premanisme, Ditahan?

Secara kebutuhan, ayah 8 orang anak ini telah dicukupi oleh anak-anaknnya, namun karena terbiasa bekerja dan tidak mau merasakan kebosanan di rumah saja, Baktiar masih saja menjalani pekerjaannya sebagai fotografer keliling.

Bujukan Kelvin kepada Kakek Baktiar untuk melaporkan kedua pelaku bertujuan untuk memberikan efek jera pada pelaku.

"Selain untuk memberikan efek jera pada pelaku dengan adanya laporan resmi dari Bapak Baktiar anggota kepolisian dapat bergerak dan menangkap pelaku premanisme itu.

Jangan sampai membuat citra Kota Palembang menjadi buruk karena hal seperti itu," ujar Kelvin pada Sripoku.com, Sabtu (7/11/2020).

Terakhir menurut Kelvin, dirinya mendengar kabar dari masyarakat di sekitaran Monpera bahwa salah seorang pelaku telah meminta maaf pada kakek Baktiar dan keluarganya.

Perdamaian itu dilakukan oleh kedua belah pihak di rumah salah seorang anak kakek Baktiar.

Baca juga: Sakit Hati Disebut Preman dan Sombong, Oknum Jukir di Palembang Ini Tikam Pengamen Hingga Tewas

Dalam akun instagramnya @kelvin_marley_2002, juga nampak salah seorang pria yang disebut salah satu pelaku perampas dan pengeroyokan pada kakek Baktir nampak sedang dihukum oleh Kelvin dengan hukuman push up dan shit up.

Pria berbadan kurus dan memiliki tato di bagian dada dan lengannya itu juga nampak menyampaikan permohonan maafnya pada Baktiar.

Salah satu pelaku perampas kamera dan pemukul fotografer keliling di kawasan Monumen Penderitaan Rakyat  atau Monpera Sumsel, Kamis (4/11/2020).
Salah satu pelaku perampas kamera dan pemukul fotografer keliling di kawasan Monumen Penderitaan Rakyat atau Monpera Sumsel, Kamis (4/11/2020). (instgaram @Kelvin_marley_2002)

Ia menyampaikan permohonan maafnya pada kakek Baktiar dan pada masyarakat kota Palembang.

Jasa Foto Keliling

Kakek Baktiar biasa menjajakan jasa foto keliling pada para wisatawan yang datang mengunjungi Tugu Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Palembang dan sekitarnya.

Kemampuan indra pendengaran kakek Baktiar saat ini tak sebaik dulu lagi, pasalnya pendengarannya telah berkurang karena faktor usia.

Namun hal itu tak menyurutkan semangatnya dalam menjemput rezeki.

"Kalau bicara sama saya tolong bicaranya agak sedikit kencang. Maklum sudah berumur, pendengaran agak sedikit terganggu," ujarnya di kawasan Monpera Palembang, Kamis (27/12/2018) silam.

Berbekal kamera tua yang digantungkan di lehernya, setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00, Bahtiar terbiasa berkeliling di kawasan Monpera.

Baca juga: Ubah Citra Buruk Sebagai Bangunan Bersejarah Kumuh & Tak Terawat, Monpera Dipercantik

Baca juga: AKSI Nanda Artika Natasya Kibarkan Merah Putih di Puncak Monpera, Berlatar Jembatan Ampera Palembang

Dengan tarif Rp 15 ribu untuk satu foto ukuran 3 R, ia rela berdiri di bawah teriknya matahari atau dinginnya hujan yang melanda.

"Tapi Kalau mau tambah foto ukuran yang lebih besar, ya uangnya ditambah," ungkapnya.

Hal lain yang harus dihadapinya saat ini yakni cukup sulit mencari pelanggan pengguna jasanya.

Mengingat, kecanggihan teknologi sekarang ini, mau tidak mau mulai menyisihkan profesinya sebagai pengabadi momen kunjungan para wisatawan di kawasan Monpera dan sekitarnya.

Akibatnya penghasilan yang ia dapat jadi tak menentu.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved