Tidak Gagap Hadapi Percaturan Dunia, Pemuda Harus Jadi Tulang Punggung Kemajuan Bangsa dan Negara
Pemuda Indonesia pada masa kini akan bisa menjadi agung ketika mau belajar dari semangat pemuda Indonesia pada 1928 ketika mencetuskan Sumpah Pemuda
Prinsip ini menjadi hal yang tak bisa terhindarkan dalam perkembangan global dewasa ini.
Setiap generasi sepertinya diwajibkan untuk dapat menguasai informasi dan teknologi karena ini merupakan prasyarat bagaimana penguasaan terhadap sektor-sektor strategis dalam berbagai bidang di dunia ini.
Dari dua hal itu setidaknya kita dapat menarik sebuah kesimpulan besar bahwa prototype pemuda yang mampu menjadi harapan bangsa ke depan yakni pemuda yang tidak hanya memperkuat kapasitas intektual maupun generasi yang concern pada pengembangan sumber daya manusia.
Di sisi lain, penguasaan terhadap simpul-simpul yang berkaitan dengan dunia global saat ini (IT dan informasi) wajib dikuasai pula.
Prototype itulah yang akan menjadi oase di tegah percatural global yang semakin kompetitif.
Prototype-prototype inilah yang penulis pandang mampu mengangkat peradaban Nusantara menjadi peradaban yang dipandang oleh dunia.
Di tahun ini, peringatan 92 tahun Sumpah Pemuda, mengingatkan penulis pada lirik lagu Alfred Simanjuntak, ”Bangun Pemudi Pemuda”.
Satu baris di situ mengingatkan pemuda Indonesia tentang tanggung jawabnya: “Masa yang akan datang kewajibanmulah”.
Baca juga: Sosok Wartawan Ini Susupi Kegiatan Sumpah Pemuda Demi Bisa Bawakan Lagu Indonesia Raya dengan Biola
Saat mencetuskan Sumpah Pemuda pada 1928, pemuda Indonesia berkumpul dengan satu spirit menunaikan kewajiban mereka sebagai anak bangsa untuk merumuskan jawaban atas tantangan zaman: penjajahan atas bangsa Indonesia.
Sekarang, ikrar Sumpah Pemuda.
Marilah, peringatan Sumpah Pemuda ini kita jadikan momentum untuk kembali menanamkan spirit pemuda untuk bangun bangsa dan negara.
Kepemudaan berarti spirit.
Ia adalah personalisasi dari sosok bersemangat baja: si pantang menyerah, si pekerja keras, si cerdas, dan si pemilik penguasaan terhadap sejumlah keterampilan yang diperlukan.
Bila pemuda bangsa pada 1928 menjawab tantangan penjajahan dengan persatuan, pemuda Indonesia masa kini bisa menjawab tantangan krisis multidimensi dengan tampil sebagai seorang yang memiliki akhlakul karimah dan menjadi pionir-pionir penuh prestasi di bidang keahlian dan bidang kecakapannya masing-masing.
Pemuda sekarang harus tetap bersikap utuh, tulus, dan ikhlas dalam mengemban profesinya masing-masing demi kemajuan bangsa dan negara.
Laksanakan kewajiban dengan ikhlas dan rela tanpa bertimbang.