Gegara Sering Konsumsi Makanan Kesukaan, Darah Wanita Ini Berubah Jadi Kuning, Bahaya!

Nah ini ada kisah yang mengherankan dan juga mengejutkan, hal ini dialami oleh seorang wanita asal Tiongkok.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
intisari.grid.id
Darah Wanita Ini Berubah Jadi Kuning 

SRIPOKU.COM - Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahkluk hidup yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Darah pada umumnya berwarna merah, namun apa jadinya kalau darah berubah menjadi Kuning.

Kok Bisa? apa penyebabnya?

Nah ini ada kisah yang mengherankan dan juga mengejutkan, hal ini dialami oleh seorang wanita asal Tiongkok.

Melansir Intisari, Wanita yang berusia 26 tahun ini mengalami hal aneh dalam hidupnya yang juga dibuat kaget olehnya sendiri.

Wanita berinisial L ini mengejutkan hingga membuat para tim medis syok karena memiliki darah yang berwarna kuning.

Baca juga: Jangan Disepelekan! Rutin Minum Air Putih setelah Bangun Tidur, Miliki Manfaat Besar untuk Kesehatan

Baca juga: Kuatkan Sektor Pertanian, Pemprov Sumsel Rekrut 1000 PLL, Pendaftaran Dibuka November 2020

Dokter serta perawat syok melihat darah L berwarna kuning.

L adalah seorang pekerja kantor yang memulai hidup mandiri kurang lebih selama setahun yang lalu.

Lantaran tinggal sendirian L pun berfikir dapat makan sesuka hati makanan yang dirinya suka.

Sejak hidup sendirian itulah wanita berusia 26 tahun tersebut selalu mengkonsumsi makanan cepat saji dan juga jeroan.

Hampir setiap hari, wanita berusia 26 tahun ini mengonsumsi makanan cepat saji.

Sup pedas dan jeroan dan sangat jarang makan buah dan sayuran.

Tak hanya itu, L juga menghabiskan waktu kerja di kantor dengan duduk sepanjang hari di depan komputer.

Pola hidup yang buruk mulai dari terlalu banyak asupakan makanan berlemak tanpa olahraga, menyebabkan L mengalami obesitas.

L memiliki berat badan 136 kg dengan tinggi 165 cm.

Jika dihitung, ukuran berat badan dan tinggi badan sangat tidak seimbang.

Sekitar minggu lalu, ketika L selesai makan siang dan minum sebotol air dingin,
tiba-tiba ia merasakan sakit di sisi kanan perutnya.

Dirinya bahkan mulai merasa mual dan bahkan muntah.

L menganggap itu hanya gejala sakit perut biasa, jadi dia mengabaikannya.

Dua hari kemudian, sakit perutnya justru semakin parah sehingga membuatnya pergi ke rumah sakit untuk diperiksa.

Di sana dokter memeriksanya dengan melakukan tes darah.

Dokter tampak kaget setelah mengambil tes darah L karena dalam kantung yang digunakan
untuk mengambil darah L ditemukan lapisan lemak.

Secara total, lemak yang terkumpul dari darah L bahkan mencapi satu kantong.

Saking banyaknya lemak dalam darah L, warna darah yang harusnya merah sampai berubah menjadi kuning.

Dalam pemeriksaan tekanan darah L juga melebihi standar normal berkali-kali.

Ketika L menceritakan kebiasaan makannya, ia merasa sangat takut.

Baca juga: Hadiri Puncak Hari Santri Nasional, Herman Deru Ajak Santri Manfaatkan Teknologi Syiarkan Islam

Baca juga: Kerabat Jokowi Dibantai di Kandang Ayam, Dupukul Linggis, Tangan Diikat Dibakar di Mobil

Perusahaan tempatnya bekerja tidak menyediakan kantin, jadi dirinya lebih sering makan di luar.

Belajar dari pengalaman L, makanan cepat saji sangat berbahaya.

Ada baiknya kamu kurangi asupan makanan berlemak apalagi makanan cepat saji dan cobalah perbanyak asupan makanan bergizi,
ditambah dengan luangkan waktu untuk berolahraga.

Diketahui, Ada dua jenis utama dari lemak makanan yang berpotensi berbahaya: Lemak jenuh, jenis lemak ini terutama berasal dari sumber makanan hewani, seperti daging merah, unggas dan produk susu penuh lemak.

Lemak jenuh meningkatkan kolesterol lipoprotein (HDL atau "baik") densitas tinggi dan kadar kolesterol lipoprotein (LDL atau "buruk") rendah, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Lemak trans, jenis lemak ini terjadi secara alami pada beberapa makanan dalam jumlah kecil.

Tetapi kebanyakan lemak trans dibuat dari minyak melalui metode pemrosesan makanan yang disebut hidrogenasi parsial.

Lemak trans yang dihidrogenasi sebagian ini dapat meningkatkan kolesterol darah total, kolesterol LDL, dan kadar trigliserida, tetapi menurunkan kolesterol HDL.

Ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular Anda.

Baca juga: Kasus Suspek di Palembang Naik, Dinkes : Kasus Banyak Berasal dari Kunjungan di Puskesmas dan RS

Baca juga: Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Diam Pas Masa Lalunya Dikuliti Mahfud MD di Acara ILC

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved