Berita Palembang
Mengenal Ahli Epidemiologi di Sumsel Iche, Diusia 28 Tahun Raih Gelar Doktor, S1 hingga S3 Cumlaude
Ahli Epidemiologi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumsel, Dr.Iche Andriyani Liberty, SKM, M.Kes,
Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Selama masa pandemi Covid-19 di Sumsel, seringkali masyarakat mendengar istilah ahli epidemiologi dalam menyampaikan kondisi terkini mengenai wabah Covid-19, juga memberikan saran kritiknya kepada pemerintah untuk mencegah penularan.
Salah satunya Ahli Epidemiologi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumsel, Dr.Iche Andriyani Liberty, SKM, M.Kes, wanita yang kerap disapa Iche ini seringkali tampil di berbagai media dalam menyampaikan update Corona di Sumsel.
Siapa sangka dibalik sikap kritisnya terhadap penanggulangan Virus Corona di Sumsel, Iche punya segudang prestasi akademik, hingga mendapatkan gelar lulusan Doktor dalam bidang Epidemiologi tercepat pada usia 28 tahun dengan IPK 3,93.
Iche juga salah satu penerima beasiswa Doktor BUDI-DN dari LPDP Kemenristekdikti, yang dalam jenjang perkuliahannya mulai dari S1, S2, dan S3 selalu mendapatkan predikat cumlaude.
Dirinya juga sempat menerima Scholarship of the German Diabetes Society (DDG) pada the Diabetes Congress di Hamburg, German, dengan berbagai publikasi hasil penelitian pada tingkat nasional dan internasional.
Iche yang saat ini berusia 30 tahun memiliki seorang suami bernama Tris H Aryadi dan seorang putra bernama Kühl Mohammed Hughie Majdy.
Wanita berkacamata yang dikenal ramah ini bercerita bahwa selama perjalanannya hingga ke titik ini, dia berpegang bahwa apapun langkah yang dilakukan, hal terpenting adalah selalu jujur pada diri dan Allah SWT.
“Saya percaya kalau hidup ini sudah ada yang menjamin, yaitu Sang Pencipta, setiap ketetapan dariNya, pasti akan jadi terbaik kalo kita maksimal mengupayakannya,” ujarnya.
Menurut wanita kelahiran Tugumulyo, 7 Februari 1990 ini, masih banyak masyarakat yang belum paham dengan tugas Epidemiologi, yang dalam kesehariannya fokus menganalisis distribusi, pola, determinan, atau penentu kondisi kesehatan dan penyakit pada populasi tertentu, baik pada setting komunitas maupun klinis.
Dalam bidang kesehatan, epidemiologi menjadi landasan untuk mengambil keputusan dalam kebijakan publik dan praktek, jika ingin keputusan tersebut berbasis bukti atau data.
Ketika wabah penyakit atau ancaman lain muncul, ahli epidemiologi hadir untuk menyelidiki.
CDC menyebutnya “Disease Detectives” mencari penyebab penyakit, mengidentifikasi orang yang berisiko, menentukan cara mengontrol atau menghentikan penyebaran, dan membuat rekomendasi untuk mengendalikan penyebaran serta mencegah kejadian di masa depan.
“Epidemiologi juga membantu mengembangkan metodologi yang digunakan dalam penelitian klinis, penelitian kesehatan masyarakat, bahkan pada tingkat penelitian dasar,” ujarnya.
Selama bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat, dia bersama tim epidemiologi lainnya berupaya agar dapat terus berkontribusi dari sisi analisa dan rekomendasi yang terbaik untuk Sumsel.