Virus Corona di Sumsel
Demo Ciptaker, Ahli Epidemiolog Sumsel Sebut Pakai Masker Saja Tak Cukup, Khawatir Kasus Bertambah
Gejolak perlawanan masyarakat mulai dari mahasiswa, buruh dan pekerja melakukan aksi demonstrasi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja
Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Gejolak perlawanan masyarakat mulai dari mahasiswa, buruh dan pekerja melakukan aksi demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja serentak di Seluruh Indonesia.
Di Sumsel, aksi demonstrasi sudah mulai terjadi sejak kemarin, Rabu (7/10/2020), yang didahului oleh ribuan mahasiswa dari berbagai kampus.
Hari ini, Kamis (8/10/2020) demonstrasi juga terjadi di seputaran Kantor DPRD Provinsi Sumsel, gabungan dari buruh dan mahasiswa di Sumsel.
Namun sisi lain demonstrasi di tengah pandemi Covid-19 saat ini sangat disayangkan.
Karena akan mengakibatkan potensi melonjaknya kasus konfirmasi di Sumsel.
Ahli Epidemiolog Sumsel, Dr.Iche Andriyani Liberty, SKM., M.Kes mengatakan, bahwa demonstrasi yang tentu akan muncul kerumunan, tidak akan bisa melakukan jaga jarak.
• Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Palembang, Diwarnai Aksi Punggut Sampah oleh Mahasiswa
Menurutnya memakai masker saja tidak cukup.
Karena masker tidak 100 persen dapat mencegah penularan dalam kondisi seperti itu.
Dia meminta untuk para demonstran untuk tetap memakai masker dan jangan lepas selama kegiatan demonstrasi berlangsung.
Bahkan upayakan juga memakai faceshield, rutin menggunakan hand sanitizer dan hindari kontak fisik ke orang lain.
"Pastikan tubuh dalam keadaan sehat, hal-hal seperti itu yang bisa dilakukan jika memang demonstrasi ini tidak bisa dibendung lagi," ujarnya.
Dia khawatir bahwa dengan tingkat penularan yang masih tinggi di Sumsel, ditambah demonstrasi ini juga akan membuat angka kasus konfirmasi juga ikut meninggi.
"Tentu saja ini dapat membuat kasus konfirmasi meninggi, mengingat penularan Covid-19 di masyarakat masih tinggi," ujarnya.
Iche juga berpesan kepada aparat yang bertugas untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan secara ketat.
"Aparat dapat mengawasi protokol kesehatan para demonstran, sehingga potensi Penularan dapat berkurang," ujarnya.