Liputan Eksklusif
Enaknya Jadi Kurir Barang Individu, Upah Langsung ke Kantong
Selain uang upah bisa didapatkan secara full, jadwal pengantaran bisa disesuaikan sendiri tanpa diatur.
PALEMBANG, SRIPO -- Meski saat ini sejumlah jasa kurir lokal di bawah naungan perusahaan tengah booming di Kota Palembang, namun tidak diantara para kurir lebih memilih menawarkan jasanya secara individual, tanpa ikatan dengan pihak lain. Namun demikian tetap ada plus minusnya
Tak adanya pemotongan dari pihak perusahaan dan langsung mendapatkan upah secara pribadi, menjadi salah satu faktor pelaku jasa kurir memilih menjalankan bisnis secara perseorangan. Ini dinilai menjadi salah satu keuntungan bagi kurir.
Bambang, seorang driver ojek online (Ojol) di Palembang menjelaskan, awalnya ia bergabung ke dalam naungan wirausaha jasa kurir di Palembang.
• Jasa Antar Logistik Melesat Saat Pandemi, Kurir Dapat Fee 60 Persen
Namun, setelah memiliki banyak relasi pelaku UMKM yang sering memesan jasa kurir, ia lantas memberanikan diri untuk menjalankan bisnis logistik tersebut secara individual.
"Kalau ikut di bawah naungan orang kan ada potongan. Nah, kalau kita sendiri upah mengantar itu bisa kita dapatkan secara full (penuh)," ujarnya.
Sementara untuk urusan harga, pria anak satu ini mengaku mematok sama seperti jasa kurir lokal lainnya di Pelembang, yakin Rp 10 ribu untuk seluruh wilayah Kota Palembang.
Setidaknya dalam satu hari, Bambang mengaku mendapatkan minimal sepuluh antaran ke berbagai tempat.
"Kalau jasa kurir lagi sepi ya ngojek lagi. Bagaimana caranya terus kerja keras biar asap terus ngebul," jelas Bambang.
Sedangkan Imam Gunawan, pelaku jasa kurir lainnya mengaku lebih enak menjalankan jasa kurir secara individu ketimbang terikat dengan wirausaha serupa.
Selain uang upah bisa didapatkan secara full, jadwal pengantaran bisa disesuaikan sendiri tanpa diatur.
Kendati demikian menurut Imam, kelemahan dalam menjalankan jasa kurir secara individual adalah susahnya mencari pelanggan.
Disamping itu harus menyiapkan modal awal untuk menalangi uang pesanan konsumen kepada pembeli.
"Resikonya ya kita harus ada save dana, karena kan ada konsumen itu pesan pakai uang kita dulu. Susahnya individu ini seperti itu, tidak banyak orang yang mudah percaya. Berbeda lagi kalau di bawah wirausaha atau lembaga," katanya. (oca)