Virus Corona di Sumsel
Meski OTG Rendah Penularan, Tetap Diharuskan Isolasi Mandiri Selama 14 Hari, Begini Penjelasannya
Data tersebut menunjukkan bahwa kasus asimptomatik atau orang tanpa gejala lebih banyak dari pada Simptomatik atau orang yang bergejala.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Berdasarkan data kasus konfirmasi di Sumsel kemarin, Sabtu (3/10/2020).
Kasus asimptomatik berjumlah 3.206 orang dan Simptomatik sebanyak 3071 orang.
Data tersebut menunjukkan bahwa kasus asimptomatik atau Orang Tanpa Gejala lebih banyak dari pada Simptomatik atau orang yang bergejala.
Menurut Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Dr dr Yuwono M Biomed, dalam penyampaiannya dia konsisten menyebutkan bahwa Orang Tanpa Gejala (OTG) memiliki risiko yang lebih rendah penularan dibandingkan orang dengan bergejala.
Oleh karena itu, OTG yang sudah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari kemudian dapat langsung dinyatakan sembuh tanpa adanya swab.
"Hal ini jika seorang OTG yang diperiksa dengan swab atau PCR, pragment genom nampak terlihat positif, tetapi tidak ada makna secara klinis," ujarnya, Minggu (4/10/2020).
Diambil keputusan dari WHO dan Kemenkes untuk OTG cukup melakukan tes Swab/PCR satu kali diawal saat pemeriksaan dinyatakan positif.
"Tapi setelah lebih dari 10 hari isolasi tidak perlu lagi PCR, karena hasilnya tidak akan memberikan makna apa-apa," ujarnya saat diwawancarai via telpon.
• Angka Kematian Covid-19 di Sumsel Tinggi, IDI Sarankan Pilkada Ditunda
Yuwono juga menekankan bahwa sembuh yang dinyatakan untuk OTG adalah sembuh secara klinis, yang mana benar-benar tidak ada gejala sama sekali.
Meskipun demikian, menurut Ahli Epidemiolog Sumsel, Dr.Iche Andriyani Liberty, SKM., M.Kes, bahwa OTG harus tetap menjalani isolasi diri selama 14 hari secara ketat.
Hal ini karena kewaspadaan masyarakat terhadap Covid-19 harus diutamakan.
Menurut dia, tidak hanya kepada orang seperti bergejala, namun juga kepada orang yang tidak bergejala (OTG).
Ia mengatakan, saat ini studi terkait transmisi atau penularan dari OTG masih minim ditemukan, dan juga butuh kejelasan mengenai apakah memang pasien tersebut benar-benar tanpa gejala atau sebenarnya ada gejala tetapi ringan sekali.
"Ada beberapa studi yang mendukung bahwa OTG ini punya potensi untuk menularkan juga," ujarnya.
Oleh karena itu, kewaspadaan masyarakat terhadap pasien bergejala atau OTG harus tetap sama.
