Breaking News

Salam Sriwijaya

Membiasakan Gaya Hidup Baru

Masyarakat diminta menggunakan masker, sering cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik, hingga dilarang keluar rumah.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/ANTONI AGUSTINO
Ilustrasi Virus corona. 

SRIPOKU.COM - Pandemi virus corona (covid-19) benar-benar mengguncang dunia. Semua orang di setiap negara panik dan khawatir akan virus yang menurut para ahli kesehatan mematikan itu.

Berbagai cara dan kebijakan dilakukan pemerintah masing-masing, tak terkecuali di Indonesua. Masyarakat diminta menggunakan masker, sering cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik, hingga dilarang keluar rumah.

Suasana di masyarakat pun khawatir, takut berkumpul, takut ke luar rumah, takut ke tempat publik, bahkan takut bila menyaksikan orang lain batuk atau bersin, yang dikhwatirkan menyebar droplet berisi virus.

Ahli Virologi Ungkap Siap Tunjukkan Bukti Virus Corona Buatan Manusia, Yakin China Tutupi Sesuatu

Inilah 8 Tips Perawatan Kulit Pria di Atas Usia 40 Tahun (2): Serum Antioksidan hingga Gaya Hidup

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Kondisi ini benar-benar membuat semua orang cemas, apalagi setiap hari kita disuguhkan dengan pemberitaan tentang penyakit tersebut, bahkan para medis pun menjadi korban.

Kini sudah memasuki bulan ketujuh pandemi tersebut muncul, sejak pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China. Walaupun kondisi belum stabil, namun beberapa negara mulai melonggarkan aturan keluar rumah, bahkan ke luar kota.

Hal itu demi aktivitas sosial dan ekonomi, yang menurut para pengamat berada di ujung jurang. Dimana bila suasana tinggal di rumah terus berlanjut, maka dipastikan kondisi ekonomi masyarakat dan negara akan down, sehingga akan berdampak besar pada sosial dan politik.

Indonesia pun melakukan hal yang sama. Pemerintahan Jokowi mengeluarkan kebijan yang disebut new normal. Kondisi dimana masyarakat di setiap daerah akan menjalani kehidupan seperti biasa, namun dengan aturan dan tatanan baru. Kebijakan ini tentu tidak diberlakukan serentak, namun bertahap sesuai kesiapan daerah masing-masing.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Lalu apa dimensi dari new normal tersebut? Secara garis besar kita dapat menarik benang merahnya bahwa new normal itu adalah sebuah tatatan atau cara baru, dimana masyarakat harus membiasakan gaya hidup baru, terutama di sektor kesehatan. Sekarang bila ke luar rumah harus menggunakan masker, tidak bisa lagi bebas berkeliaran tanpa masker.

Lalu, kita juga harus membiasakan mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer, sehingga seluruh tempat, baik rumah pribadi, perkantoran, angkutan umum, hingga pusat perbelanjaan, harus menyediakan sarana cuci tangan tersebut. Dan ini sebuah kewajiban.

Gaya hidup baru lainnya adalah selalu menjaga jarak dengan lawan bicara, atau menghindari kerumunan. Hal ini tentu tidaklah muda, mengingat kebiasaan orang Indonesia yang selalu kumpul dan ngobrol-ngobrol. Bahkan kita selalu berjabat tangan atau berpelukan bila bertemu.

Namun gaya hidup baru ini harus kita lakukan, sehingga protap kesehatan masyarakat dapat berjalan dengan baik dan pada akhirnya kita menghindari terpapar covid maupun jenis penyakit lainnya.

ilustrasi
Update 14 September 2020. (https://covid19.go.id/p/berita/)

Sementara di bidang lain, kita juga harus membiasakan menggunakan peralatan digital. Misal, rapat tak harus bertatap muka, tapi cukup menggunakan grup WA atau video zoom. Cara-cara ini tak hanya berguna bagi kesehatan, tapi juga bisa berhemat dan praktis.

Bayangkan, kita tak lagi membutuhkan tempat untuk rapat, kita tak lagi butuh makanan ringan dan minuman, bahkan kita tak perlu butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke tempat rapat.

Tentu saja gaya hidup baru ini harus terus didengungkan, mengingat ini adalah suasana baru, sehingga memang sulit bagi sebagian besar masyarakat. Namun harus dilakukan, dan bila masih ada yang melanggar harus didisplinkan, sehingga lambat laun akan menjadi kebiasaan, dan pada akhirnya akan menjadi budaya.

Bila sudah menjadi budaya, maka akan sangat terasa manfaatnya bagi tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. (*)

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved