Virus Corona di Sumsel

Analisa Prof Yuwono Ahli Mikrobiologi Mengapa Sumsel Bisa 4 Besar Angka Kematian Covid-19 Nasional

Misalnya saja, kasus kematian di DKI Jakarta tergolong kecil, bahkan tidak termasuk 10 besar tingkat kematian tertinggi karena data pembaginya besar.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
Dok Pribadi
Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Yuwono. 

Data Tingkat Kematian Bukan Data Asli

Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwnti

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Provinsi Sumsel tercatat menjadi provinsi keempat dengan tingkat kematian Covid-19 tertinggi di Indonesia pada 6 September 2020.

Adapun tingkat kematian Covid-19 di Sumsel yakni sebesar 5,9 persen. Angka ini bahkan lebih tinggi dari tingkat kematian nasional yang berada di level 4,1 persen.

Menurut Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof. Yuwono, persentase angka kematian di Sumsel dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya angka pembagi.

Petugas Sebut tak Ada Tanda Kekerasan di Tubuh Luar Mayat di Jalan Sei Selan IB I Palembang

Misalnya saja, kasus kematian di DKI Jakarta tergolong kecil, bahkan tidak termasuk 10 besar tingkat kematian tertinggi karena data pembaginya besar.

Yuwono mencontohkan, pada 6 Agustus angka kematian Covid-19 di DKI Jakarta tercatat sebanyak 1.274 dan total kasus konfirmasi 46.333. Dari hasil pembagian didapatkan persentase kematian 2,7 persen.

Begitu pula untuk provinsi Bengkulu yang menempati urutan kematian ketiga nasional. Kasus meninggal di Bengkulu 26 dan kasus konfirmasi 391. Tingkat kematian berada di angka 6,6.

"Di Sumsel meninggal 278 dan kasus konfirmasi 4.675, wajar bila persentasenya 5,9. Kasus konfirmasinya 4 kali lipat.

Bukan angka asli. Datanya pun data kontinyu bukan data harian," ujar Yuwono.

Meskipun Belum Ada Kepastian, Polisi Minta Pelaku Pembunuhan di Muratara segera Menyerahkan Diri

Dia mengatakan, selain data pembagi, tingkat kematian pun dipengaruhi masalah pencatatan. Tak jarang, data yang ditampilkan di laporan perkembangan Covid-19 seringkali tidak sama dengan data yang sebenarnya harus dikeluarkan.

"Seperti diketahui, data kita belum lengkap. Terkadang, hari ini dikeluarkan 10 besok tiba-tiba ada tambahan 70. Padahal sebenarnya masing-masing 40. Pencatatan data kita yang belum baik," kata dia.

Bila ingin mendapatkan angka pembagi yang besar, jelas dia, Sumsel pun mesti melakukan pemeriksaan sampel lebih banyak.

Penemuan Mayat di Jalan Sei Selan IB I Palembang, Rekan Kos Sebut Korban Seorang Driver Ojek Online

Yuwono menyebutkan, di Sumsel target pemeriksaan sampel menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 10 orang untuk setiap 1.000 orang atau satu persen dari jumlah total penduduk.

Namun, saat ini di Sumsel baru 2,5 orang untuk 1.000 orang atau masih kurang empat kali jumlah tes yang harus dilakukan.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved