Aku bakar segala yang menyimpan
Membangun Rumah di Langit, Puisi Eksistensi Aku Karya Terbaik Penyair Lampung, Isbedy Setiawan ZS
Pernah bawakan kertas kerja pada Temu Kritikus Muda Se-Sumatera di Taman Budaya Sumbar tahun 1988 dan baca puisi di Taman Budaya Sriwijaya Palembang
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Isbedy Setiawan ZS lahir di Tanjungkarang Lampung, pada 5 Juni 2958.
Menulis puisi, esai dan cerpen di ber bagai media massa antara lain Suara Karya, Merdeka, Pelita, Berita Buana, Simponi, Swadesi, Terbit, Media Indonesia, Horison, Amanah, Ulumul Quran, Anita Cemerlang, Ceria, Pikiran Rakyat Bandung, Atjeh Pos, Serambi Indonesia, Sripo, Surabaya Post, dan dibacakan di Radio Suara Jerman.
Pernah membawakan kertas kerja pada Temu Kritikus Muda Se Sumatera di Taman Budaya Sumbar di Padang tahun 1988 dan membacakan puisi di Taman Budaya Sriwijaya Palembang pada Temu Penyair Empat Kota Se Sumbagsel.
Berikut ini salah satu puisinya yang ia tu lis dengan judul 'Membangun Rumah di Langit' :
Aku bakar segala yang menyimpan
gaduh dan masa lampau yang kelabu
matahari terus berkobar
dan menghanguskan puing-puing
tempatku mengukir kenangan dan harapan
aku telah piatu.
tak ada lagi kenangan,
kuhapus harapan-harapan
yang menggunung
untuk apa aku bertahan
kalau api tak lagi padam?
aku membangun rumah di langit
mengubur kegilaan duniaku
atas kekalahan dan penyesalan
membangun rumah di langit
aku hitung-hitung lagi harapan
dan bermesraan bercumbu denganmu
Lampung 1992