Cara Gubernur Sumsel Herman Deru Aqiqah Cucunya di Tengah Pandemi Corona, Protokol Kesehatan Ketat

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Khansa Arumi Malika Abiyasa dan Zamir Muhammad Ed Shankara merupakan cucu ketiga dan keempat dari Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru yang hari ini menjalani aqiqah.

"Ini sebagai ungkapan rasa syukur kami sekeluarga," kata Herman Deru saat dibincangi usai acara Tasyakuran Aqiqah cucunya di Griya Agung, Sabtu (15/8/2020).

Suasana aqiqah yang digelar di Griya Agung begitu tertib dengan tetap menerapkan protol kesehatan.

• Tempat Makan di Musi Rawas,Tatap Indahnya Alam Sambil Makan di Warung Mewah, 20 Ribu Sudah Kenyang

Saat akan masuk para tamu dicek suhu tubuh dan cuci tanggan.

Lalu, di tempat acara dipisahkan antara tuan rumah dan tamu yang dibatasi dengan pembatas yang transparan.

Usai acara para tamu diberi makan siang menggunakan besek yang dibawa pulang.

"Tentu cucu kami yang ketiga dan keempat ini menambah kebahagiaan keluarga.

Dulu menikah remaja dan sekarang merasakan sudah tua, punya cucu empat," ungkapnya.

Deru pun menjelaskan nama-nama panggilan keempat cucunya yang diambil dari nama kakek dan nenek.

Cucu pertama bernama Muhammad Mandala Sultan Persya, dengan nama panggilan Danis.

• Alamat dan Nomor Telepon Kantor Polisi di Palembang Minus IT III, Sematang Borang, dan Jakabaring

Arti nama panggilan Danis yaitu gabungan nama dari Deru dan Yanis yang disingkat menjadi Danis.

Cucu kedua Muhammad Karenzo Zhafran Abiyasa, dengan nama panggilan Deka.

Arti nama panggilan Deka yaitu gabungan antara nama Deru dan Zulkarnain yang disingkat menjadi Deka.

Cucu ketiga bernama Khansa Arumi Malika Abiyasa, dengan nama panggilan Fine. Arti nama panggilan Fine yaitu gabungan antara nama Febi dan Ine.

Cucu keempat bernama Zamir Muhammad Ed Shankara, dengan nama panggilan Deas yang merupakan gabungan nama Deru dan Rustam yang disingkat menjadi Deas.

• 5 Artis Ini Pernah Mengalami Mati Suri, Ada yang Dua Kali, Nomor 4 Ngaku Ketemu Nyi Roro Kidul

Deru menambahkan, bahwa gelombang pasang surut di rumah tangga itu biasa-biasa saja, tapi tetap dengan komitemen membangun keluarga itu dengan cinta, agama, mengedepankan akhlak dan etika.