Kenapa Tubuh Kebal terhadap Beberapa Penyakit, tapi Tidak yang Lain, seperti Flu?

Kita bisa terkena flu kapan saja saat sistem imun menurun dan tertular orang lain. Bahkan jika melakukan vaksinasi, ini harus dilakukan setiap tahun.

Editor: Bejoroy
kompas.com
Imunisasi. 

SRIPOKU.COM - Beberapa penyakit seperti campak hanya menginfeksi orang satu kali dan akan memberikan kekebalan seumur hidup. Namun, ini tidak terjadi pada flu.

Kita bisa terkena flu kapan saja saat sistem imun menurun dan tertular orang lain. Bahkan jika melakukan vaksinasi, ini harus dilakukan setiap tahun.

Lantas, kenapa kita mengembangkan sistem kekebalan seumur hidup untuk beberapa penyakit tapi tidak yang lain?

Bukan Hanya Diabetes, Ternyata Gula Juga Bisa Sebabkan Darah Tinggi

Inilah 11 Manfaat Bawang Bombai untuk Kesehatan (1): Jaga Daya Tahan Tubuh hingga Mencegah Infeksi

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Kita mengembangkan kekebalan atau tidak terhadap suatu penyakit, sering kali tergantung pada antibodi kita.

Antibodi adalah salah satu pertahanan tubuh yang paling terkenal sebagai respons terhadap infeksi..

Antibodi melapisi sel yang menyerang dan daalm beberapa kasus dapat mencegah sel penyerang membajak sel kita dan menggandakannya.

Saat antibodi membersihkan infeksi, kadar antibodi sering kali berkurang, tapi beberapa ada yang bertahan dan siap untuk meningkatkan produksi jika penyakit yang sama menyerang lagi.

"Tubuh tidak benar-benar lupa," kata Marc Jenkins, ahli imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Minnesota seperti dilansir Live Science, Minggu (9/8/2020).

Biasanya, ketika kita tertular suatu penyakit, itu bukan karena tubuh kehilangan kekebalan.

Kita bisa terinfeksi lagi karena patogen bermutasi dan sistem kekebalan tidak lagi mengenalinya.

"Atau, tubuh kita memiliki respons kekebalan yang jauh lebih rendah dari sebelumnya," katanya.

Sebagai contoh, flu. Jenkins berkata, virus flu dapat mengubah gennya dengan mudah.

Beberapa Penyebab Asam Lambung Naik Sering Kambuh. (gambarcu.blogspot.com, segar-bugar.tumblr.com)

Ketika sistem kekebalan membunuh satu versi virus, kemudian virus versi lain muncul dan tidak dikenali sistem kekebalan kita maka kita akan sakit lagi.

Namun Jenkins mengingatkan, tak semua virus dapat bermutasi dengan mudah.

"Misalnya, virus polio tidak dapat mengubah genom dengan mudah. Ini pula kenapa kami (ilmuwan di bidang kesehatan) hampir berhasil memberantasnya," imbuhnya.

Flu biasa, dan virus lain yang biasanya tidak melewati saluran pernapasan bagian atas, dapat menginfeksi kita kembali karena virus itu bermutasi dengan cepat.

"Di sisi lain, tubuh kita tidak menghasilkan banyak antibodi untuk melawan patogen ini," kata Mark Slifka ahli imunologi di Oregon National Primate Research Center.

"Tubuh kita tidak khawatir dengan saluran pernapasan bagian atas. Itulah yang kami lihat pada kasus Covid-19 ringan," ujarnya.

Virus menempel pada saluran pernapasan bagian atas, di mana tubuh tidak memperlakukannya seperti ancaman.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Dalam studi pracetak tahun 2020 (artinya belum ditinjau oleh rekan sejawat) yang diterbitkan dalam database MedRxiv, 10 dari 175 pasien yang memiliki gejala ringan sembuh dari Covid-19 tanpa mengembangkan antibodi yang dapat dideteksi.

Untuk penyakit yang tidak bermutasi dengan cepat dan memicu respons imun yang kuat, maka kekebalan cenderung bertahan lebih lama.

Studi tahun 2007 yang terbit di New England Journal of Medicine menemukan bahwa setelah infeksi campak atau gondongan, butuh lebih dari 200 tahun agar setengah dari antibodi hilang dari tubuh kita.

Studi yang sama menemukan hasil serupa untuk virus Epstein-Barr (EBV) atau yang juga disebut virus herpes manusia 4 penyebab penyakit mono. Virus EBV sangat umum menyerang manusia dan ditularkan melalui air liur.

Namun, respons antibodi tidak selalu bertahan seumur hidup.

Studi yang sama menemukan bahwa dibutuhkan sekitar 50 tahun untuk kehilangan setengah dari antibodi cacar air dan 11 tahun untuk kehilangan setengah dari antibodi tetanus.

5 Cara Hilangkan Bau Bawang Putih pada Tangan. (SRIPOKU.COM/HERWIS)

Itu berarti, tanpa suntikan yang kuat secara teoritis Anda dapat terinfeksi salah satu penyakit ini saat dewasa.

Para ilmuwan masih tidak yakin mengapa respons antibodi pada beberapa penyait dapat bertahan lebih lama dibanding yang lain.

Ada kemungkinan bahwa beberapa penyakit yang lebih umum seperti cacar air dan mono, sebenarnya menginfeksi kita lebih sering dari yang kita sadari. Namun, antibodi memiliki cara untuk menghancurkan virus sebelum tubuh menyadarinya.

Dan dalam kasus tersebut, sistem kekebalan akan berada pada kapasitas penuh berulang kali karena infeksi ulang.

"Itu membuat kekebalan kita tetap waspada. Sebaliknya tetanus, kita mungkin sangat jarang terpapar," kata Jenkins.

Slifka menambahkan, sistem kekebalan manusia dilatih untuk menargetkan patogen yang "terlihat" dengan cara tertentu.

Update Sumsel Covid-19 Tgl 13 Agustus 2020.
Update Sumsel Covid-19 Tgl 13 Agustus 2020. (http://corona.sumselprov.go.id/)

Bagaimana dengan Covid-19?
Bakteri dan virus cenderung simetris dengan pola protein berulang di seluruh permukaannya.

Ini seperti virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, di mana berbentuk seperti bola dengan paku berjarak tersebar di permukaannya.

Satu teori menunjukkan bahwa kita memasang respons imun yang lebih besar dan tahan lama terhadap patogen yang tampak lebih berulang.

Misalnya, antibodi yang diproduksi tubuh untuk melawan variola, virus cacar dengan struktur yang sangat berulang, bertahan seumur hidup.

Tetanus, bagaimanapun, tidak berulang sama sekali. Racun yang diproduksi oleh bakteri tetanus, bukan bakteri itu sendiri, yang membuat kita sakit.

"Berdasarkan teori ini, ada kemungkinan tubuh kita tidak terlatih dengan baik untuk menargetkan protein tunggal asimetris ini," kata Slifka.

Jadi, apakah kekebalan terhadap virus korona baru - apakah itu berasal dari infeksi atau vaksin - berumur panjang seperti kekebalan kita terhadap cacar, atau apakah kita memerlukan vaksin baru setiap tahun?

Khasiat Omega-3. (tipsberbagaikesehatan.blogspot.com)

Memang benar bahwa beberapa orang tidak meningkatkan respons antibodi yang besar, Jenkins masih berharap untuk yang pertama.

Semua bukti baik dari infeksi alami maupun dari uji coba vaksin menunjukkan bahwa kebanyakan orang membuat antibodi penawar, jenis yang mencegah virus memasuki sel kita.

Tidak seperti flu, SARS-CoV-2 tidak bermutasi dengan cepat.

"Virus ini memiliki ciri-ciri virus yang sebelumnya berhasil dikontrol berkat vaksinasi," kata Jenkins.

(Live Science)

Penulis: Gloria Setyvani Putri

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://www.kompas.com/sains/ dengan Judul:
Kenapa Tubuh Kebal terhadap Beberapa Penyakit, tapi Tidak yang Lain?

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved