Tim TMC Buru Awan Hujan

Tim akan melakukan modifikasi cuaca agar turun hujan dengan cara menyemai awan yang berpotensi dengan garam.

Editor: Soegeng Haryadi
DOK. SRIPO
Tim Buru Awan Hujan 

PALEMBANG, SRIPO -- Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) akan mulai diturunkan hari ini, Rabu (12/8/2020) untuk mengatasi kekeringan di sejumlah wilayah Sumatera Selatan ( Sumsel) yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Tim akan melakukan modifikasi cuaca agar turun hujan dengan cara menyemai awan yang berpotensi dengan garam.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto mengatakan, ada dua fokus tim TMC untuk mengatasi karhutla yakni di Sumatera Selatan dan Jambi.

KAPOLDA Sumsel Pimpin Apel Pergeseran Pasukan Satgas Karhutla, Disebar ke 5 Titik Rawan di Sumsel

Dua wilayah itu difokuskan karena sudah mengalami kekeringan dan menyebabkan karhutla.

"TMC ini dilakukan agar cadangan air di wilayah rawan karhutla bisa ditingkatkan. Untuk di Sumsel terutama OKI dan Muba (kawasan rawan Karhutla)," kata Ferdian saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (11/8/2020).

Ferdian menyebutkan, dari pantauan satu pekan terakhir kondisi hotspot terutama di wilayah Sumatera Selatan mulai mengalami peningkatan. Sehingga, patroli udara pun telah di rutinkan untuk memantau titik api.

"Pantauan patroli udara juga memang terlihat ada beberapa wilayah yang sudah mulai mengalami kekeringan. Hotspot juga meningkat," ujarnya.

Video ; Karhutlah di Ogan Ilir, 4 Hektar Lahan di Desa Ulak Petangisan Terbakar

Saat ini, ujar Ferdian, sudah ada 20 posko disiagakan di kawasan rawan karhutlah wilayah Sumatera Selatan. Setiap posko itu diisi oleh anggota Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri serta masyrakat peduli api.

"Satgas ini sangat kita perlukan dalam penangnan karhutla, sehingga bisa cepat diatasi ketika terjadi kebakaran," jelasnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang memperkirakan saat ini wilayah Sumatera Selatan telah memasuki puncak musim kemarau.

Hal ini diungkapkan, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo, saat dihubungi Tim Smart Fm Palembang, Senin (10/08).

POLWAN Polres OKI Berpangkat Perwira Rela Masuk Kubangan Parit, Giat Patroli Karhutlah dan Baksos!

“Ya benar, Sumatera Selatan saat ini telah memasuki puncak musim kemarau tepatnya padaa bulan Agustus dan September mendatang,” katanya.

Nandang menambahkan, beberapa Minggu lalu pihaknya juga telah menginformasikan kepada BPBD, BNPB beserta stakeholder terkait bahwa hampir seluruh wilayah Sumsel telah memasuki puncak musim kemarau.

“Puncak musim kemarau yang terjadi pada bulan Agustus dan September nanti akan terjadi di hampir seluruh wilayah Sumsel kecuali di sebagian wilayah Ogan Komering Ulu (OKU) Timur yang masih dituruni hujan dengan intensitas yang sedang,” jelasnya.

Pihaknya pun memprakirakan curah hujan bulanan pada bulan Agustus dan September mendatang sudah mulai berkurang. Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved