Ledakan di Beirut
Terkait Ledakan di Beirut, Warga Ancam Demo Kembali: Kemarahan Kami Tidak Berakhir dalam Sehari
Ledakan di Beirut itu diduga disebabkan oleh ribuan ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan selama tujuh tahun.
"Sampai kami mengubah pemerintah dari atas ke bawah," terang Younis, Minggu (9/8/2020).
Dalam aksi demo, terdapat seorang mekanik bernama Sabir Jamali yang terlihat duduk di samping tali.
Tali tersebut nampak terpasang pada sebuah bingkai kayu di Lapangan Martir.
Simbolis itu dimaksudkan kepada para pemimpin Lebanon untuk mengundurkan diri atau menghadapi hukuman gantung.

Ia pun menyampaikan para demonstran akan kembali melakukan protes terhadap Pemerintah Lebanon.
"Setiap pemimpin yang menindas kami harus digantung," jelas Sabir Jamali.
Seorang demonstran bernama Maroun Shehadi, juga melampiaskan kekesalannya terkait ledakan Beirut.
Maroun menceritakan, selama 15 tahun ia menghemat uang dari bekerja di Kuwait di bidang sanitasi.
Kemudian ia membangun sebuah toko souvenir di Lebanon yang kini hancur akibat ledakan.
• Terungkap Sejumlah Persoalan Domestik Lebanon Setelah Ledakan di Beirut
Ia menambahkan, tidak akan ada yang berubah sebelum para pemerintah pergi dan copot dari jabatannya.
"Tidak ada yang akan berubah sampai para pemimpin kita pergi begitu saja," ungkap Maroun.
Kepala Gereja Maronit Lebanon, Patriark Bechara Boutros al-Rai turut bergabung bersama suara demonstran.
Patriark juga mendesak orang-orang di dalam Kabinet Diab untuk mundur dari jabatan mereka.
Karena ledakan di Beirut yang terjadi pekan lalu bisa digambarkan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Menurut Patriark, pengunduran seorang anggota parlemen atau menteri tidak akan cukup.
Untuk mengatasi semua ini, seluruh pemerintahan juga harus mengundurkan diri karena tak bisa membantu memulihkan negara.