Syarat Rapid dan Swab Dihapus

Jika Rapid dan Swab Tes akan Dihapus dari Penerangan, Ahli Mirobiologi Sumsel: Memang Tidak Perlu

karena bagaimana pun rapid tes dan swab tetap diperlukan karena untuk mendeteksi seseorang apakah terpapar Covid-19 atau tidak.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM/MAYA CR
Prof Yuwono Ahli Mikrobiologi 

SRIPOKU.COM-Selama ini, rapid test dan swab merupakan syarat tambahan bagi penumpang yang ingin menempuh perjalanan lewat penerbangan di tengah pandemi Covid-19.

Syarat rapid test dan swab selama ini memang menjadi syarat penting dari pemerintah sebagai standar protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, saat melakukan perjalanan lewat udara atau hendak memasuki pesawat.

Namun belakangan rapid tes dan swab seolah menjadi beban bagi mereka yang hendak melakukan perjalanan.

Akibatnya, banyak yang merasa terbani dan menambah cost saat hendak melakukan perjalanan di tengah pandemi Covid-19.

Makanya wancana pemerintah menghapus rapid test dan swab ini mendapatkan tanggapan beragam dari pemangku kepentingan, karena bagaimana pun rapid tes dan swab tetap diperlukan karena untuk mendeteksi seseorang apakah terpapar Covid-19 atau tidak.

Namun ahli mikrobiologi Sumsel Prof Yuwono mengatakan bahwa, untuk melakukan perjalanan lewat penerbangan, sebenarnya masyarakat tak perlu lagi harus menyertakan hasil tes cepat.

Menurut Yuwono, pencegahan penularan di pesawat dapat dilakukan dengan cara mendeteksi suhu calon penumpang pesawat sebelum terbang.

Bila calon penumpang dinyatakan demam harus ditolak untuk melakukan penerbangan.

Demam merupakan salah satu gejala dari seseorang tertular virus dan memang dilarang melakukan penerbangan.

"Rapid test dan swab test tidak perlu untuk syarat penerbangan."

Karena dengan deteksi panas, maka ketahuan bahwa tengah ada virus ditubuh penumpang tersebut.

"Kalau suhu tinggi, 38°, artinya demam."

Maka itu, jika petugas bandara mengetahui suhu penumpang itu panas atau tidak, maka jika panas bisa disilakan pulang agar tidak melakukan perjalanan.

"Urusan juga tidak mendesak langsung suruh pulang. Kecuali ada gejala. Gejala apapun tidak boleh terbang," ujarnya pada Sumsel Virtual Fest dengan tema Pandemi Covid-19, Menyerah atau Menang, Rabu (5/8/2020).

Bagaimana dengan OTG?

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved