Berita Muratara
Cerita Dibalik Warga Desa Pauh I Muratara Mandi Darah Kerbau hingga Kambing, Kades : Sudah Biasa
Nazar mandi darah kerbau oleh warga di Desa Pauh I, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) adalah nazar yang tak lazim.
Nazarnya ketika anak cucunya dapat menyelesaikan pendidikan jenjang perguruan tinggi maka akan dimandikan dengan darah kerbau.
Abu Hendar (54 tahun), anak Marhana menjelaskan, nazar mandi darah kerbau ini dilakukannya secara turun temurun di keluarganya.
"Sudah tujuh keluarga kami yang mandi darah kerbau ini," kata Abu Hendar dihubungi Selasa (4/8/2020).
• Resep Pempek Udang Khas Palembang, Rasanya Tak Kalah Enak dengan Pempek Ikan, Dijamin Anti Gagal!
• Video: Mau Gowes, Pemkot Sudah Siapkan Tiga Rute Jalur Sepeda Bebas Kendaraan
Abu Hendar menyebutkan, tujuh keluarganya itu ialah tiga saudaranya (anak Marhana) dan empat anaknya (cucu Marhana).
"Nah yang ini anak bungsu saya baru lulus kuliah," kata Abu Hendar yang merupakan anak Marhana.
Abu Hendar mengatakan, nazar mandi darah kerbau ini dicetuskan sejak bapaknya almarhum Jipri (suami Marhana) masih hidup.
Darah kerbau yang dimandikan pun dari kerbau miliknya sendiri, karena keluarga ini memiliki banyak ternak kerbau.
"Ini sudah menjadi tradisi di keluarga kami, tapi khusus keluarga kami, bukan tradisi kampung," kata Abu Hendar.
Setiap ada anggota keluarganya yang lulus kuliah, mereka menyembelih seekor kerbau peliharaannya.
Daging kerbau itu dimakan bersama-sama keluarga dan tetangganya.
• Sosok Kusna Korban Kecelakaan di Jalan Majapahit Palembang, Tinggalkan 3 Anak, Bungsu Umur 4 Tahun
• Chord Lagu Yelse - Berbeza Kasta, Lengkap Lirik, Video dan Kunci Gitar dasar yang Mudah Dimainkan!
"Kalau ada yang lulus kuliah, kami syukuran, menyembelih kerbau, dagingnya untuk dimakan, darahnya untuk dimandikan kepada yang baru lulus kuliah tadi," ujar Abu Hendar.
Kali ini anak Abu Hendar bernama Fitri Romadona Sita yang baru saja menyandang gelar sarjana S1 jurusan Akuntansi.
Fitri Romadona (22) yang baru saja mendapat gelar sarjana harus menuruti nazar dari kakek dan neneknya.
Fitri mengungkapkan, rasanya ingin mau muntah saat mandi darah kerbau.
"Darah kerbau itu amis, saya hampir mau muntah, karena saya tidak tahan dengan baunya.
Tapi tidak masalah, karena ini nazar kakek dan nenek saya, jadi harus dituruti," ujarnya.