Liputan Eksklusif

Jaringan Seluler tak Tersedia, Siswa Menginap di Desa Tetangga

Untuk berkomunikasi menggunakan handphone warga harus mencari jaringan seluler ke wilayah desa lain.

Editor: Soegeng Haryadi
SRIPO/LENI JUWITA
Potret Kelam Murid di Dipelosok Pedesaan Pakai Gawai Tak Bertombol Saat Harus Belajar Daring 

MUARADUA, SRIPO -- Belum meratanya jaringan seluler juga dirasakan oleh warga di pelosok, tepatnya di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Sindang Danau Kabupaten OKU Selatan. Untuk berkomunikasi menggunakan handphone warga harus mencari jaringan seluler ke wilayah desa lain hingga jalan alternatif yang lokasinya dataran tinggi atau perbukitan.

"Kalau mau memberi kabar sanak keluarga harus nyari spot yang terdapat sinyal, biasanya di dataran tinggi perbukitan," ujar Melsi, warga setempat Melsi, Senin (27/7).

Tidak hanya pembelajaran sistem daring yang diterapkan pemerintah di masa pandemi Covid-19 peserta didik terpaksa menginap di desa tetangga yang berjarak belasan kilometer agar dapat mengakses jaringan internet.

Potret Kelam Murid di Dipelosok Pedesaan Pakai Gawai Tak Bertombol Saat Harus Belajar Daring

"Kalau musim belajar daring siswa banyak numpang ke keluarga di desa lain yang ada sinyal bahkan sampai menginap," tambah Melsi.

Warga yang berada di pedesaan pelosok yang berjarak 75 kilometer dari pusat Kota Kabupaten OKU Selatan mendambakan tersedianya jaringan internet untuk memudahkan komunikasi dan mengakses informasi bagi warga setempat.

Diungkapkan pemerintah desa melalui Sekdes Tanjung Harapan, Rekson Hadi, pihaknya telah kerap kali melaporkan kendala jaringan di desanya, namun hingga saat ini belum terwujud.

Sekolah Daring? Ini Kata Wakasek SMPN 3 Tunggul Bute: Mimpi Kalau Kami Mau PJJ

"Kita sudah berulang kali melaporkan kendala kesulitan akses jaringan telekomunikasi di Desa ini namun belum terwujud, padahal jaringan seluler saat ini sangat dibutuhkan pada zaman sekarang ini,"ungkap Rekson Hadi.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan OKU Selatan Zulfakar Dhani menyatakan bebas memberikan opsi bagi sekolah diwilayah pelosok dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar baik secara online atau offline. "Kegiatan belajar mengajar bisa daring (online), atau luring (offline). Bisa pendampingan dan bisa juga penugasan," ujar Zulfakar, Rabu (28/7).

Dikatakannya, kegiatan belajar mengajar dengan sistem daring ataupun luring dan sejenisnya dianjurkan pemerintah sesuai dengan surat edaran Gubernur Sumatera Selatan dilembaga tingkatan PAUD, SD, MI, MTs, MA, SMK dan SLB yang ditindaklanjuti dengan surat edaran Bupati OKU Selatan Nomor : 410/048/Disdik.OS/2020 tentang kegiatan pembelajaran tahun 2020/2021 di masa Pandemi Covid-19 oada tingkatan PAUD/SD/ SMP dan setaranya.

Pelajar di Pelosok Bersusah Payah Ikut Belajar Daring, Panjat Duku Cari Sinyal

Hal itu juga berlaku bagi desa wilayah pelosok seperti Desa Tanjung Harapan Kabupaten OKU Selatan, yang sebelumnya kesulitan melakukan sistem daring karena tidak minimnya jaringan telekomunikasi internet.

Bahkan diketahui, pelajar yang menggunakan daring diwilayah setempat terpaksa menginap di rumah milik desa tetangga yang berjarak belasan kilometer untuk melakukan sistem pembelajaran daring.

Berdasarkan point ke empat dari surat edaran Bupati OKU Selatan KBM tatap muka offline dapat dilakukan dengan secara bergantian atau tatap muka dengan menggunakan sistem absensi ganjil dan genap sesuai urutan absen siswa.

"KBM dapat dilakukan bergantian atau sistem on dan off, yaitu sebagian siswa belajar tatap muka sebagian siswa belajar di rumah atau online,"ujar Zulafakar. (cr28)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved