Gadis 17 Tahun Penerima Beasiswa Program Tahfidz Quran Muratara Meninggal, Hafal Alquran 8 Juz
Salah satu santri penghafal Alquran yang mendapat beasiswa dari Pemkab Muratara meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya.
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Rahmat Aizullah
SRIPOKU.COM, MURATARA-Duka mendalam menyelimuti keluarga besar program beasiswa Tahfidz Qur'an Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Rawas Utara (Muratara) Sumsel.
Sebab, Gadis 17 Tahun Penerima Beasiswa Program Tahfidz Quran ini meninggal.
Salah satu santri penghafal Alquran yang mendapat beasiswa dari Pemkab Muratara meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya.
Santri tahfidz itu bernama Nurkhotifah (17 tahun) binti Arbek (almarhum), asal Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara.
Nurkhotifah adalah santri yang disekolahkan secara gratis oleh Pemkab Muratara di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Amien Prenduan di Kabupaten Sumenep, Provinsi Madura.
Ainun, bibi mendiang Nurkhotifah menceritakan, almarhumah semasa hidup merupakan anak yang rajin mengaji dan menghafal Alquran.
Hingga kini, Nurkhotifah sudah hafal Alquran 8 juz selama mengenyam pendidikan di Ponpes Al-Amien Prenduan Sumenep Madura.
"Anaknya rajin, dia sudah hafal (Alquran) delapan juz," kata Ainun, Minggu (26/7/2020).
Almarhumah merupakan anak yatim, sebab ayahnya telah meninggal dunia beberapa tahun lalu karena sakit.
Sedangkan ibu almarhumah tak punya rumah dan tinggal bersama sang adik atau bibi almarhumah.
"Ayahnya sudah meninggal, ibunya tinggal sama saya," kata Ainun.
Ia menyebutkan, almarhumah Nurkhotifah memiliki seorang kakak yang kini tengah merantau ke luar negeri.
Lebih menyediakan lagi, kakak almarhumah tak bisa pulang ke Tanah Air saat sang adik pergi untuk selama-lamanya.
Ainun tak menyangka keponakannya begitu cepat dipanggil Sang Khalik.
Padahal keluarga mereka baru saja bercengkrama saat almarhumah pulang kampung karena libur tahun ajaran baru.
"Kami sangat berduka sekali, beliau meninggalkan kami selama-lamanya," tutur Ainun.
Ia mengatakan, almarhumah menghembuskan napas terakhir di RSUD Rupit, Sabtu (25/7/2020), setelah dirawat selama beberapa hari.
Sakit Tumor Usus dan Radang Paru-paru
Berdasarkan pemeriksaan di RSUD Rupit, almarhumah diketahui mengidap penyakit tumor usus dan radang paru-paru.
Ainun mendoakan semoga amal ibadah keponakannya diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosanya.
"Semoga beliau ditempatkan di antara orang-orang yang beriman di dalam Syurga," ucap Ainun.
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kabupaten Muratara, Habibullah Lubis menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Nurkhotifah.
"Atas nama pemerintah daerah dan LPTQ Kabupaten Muratara mengucapkan turut berduka cita," kata Habibullah Lubis.
Ia menceritakan, setelah libur tahun ajaran baru, almarhumah berangkat ke Ponpes Al-Amien beserta rombongan yang dilepas oleh Bupati Muratara beberapa waktu lalu.
Dalam beberapa hari di pondok, almarhumah jatuh sakit dan sudah dirawat oleh pihak Ponpes di RSUD Pamekasan.
Setelah sembuh kata Lubis, Pemkab Muratara melalui LPTQ melakukan penjemputan almarhumah dengan mengutus kedua orangtuanya untuk dirawat sampai sembuh total di Kabupaten Muratara.
Almarhumah sembat berobat ke Kota Lubuklinggau, lalu dirawat di RSUD Rupit Muratara, bahkan rencananya akan dibawa ke Kota Palembang.
"Belum sempat dibawa ke Palembang, almarhumah meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya," kata Lubis.
Ia mendoakan semoga almarhumah khusnul khotimah dan tercatat sebagai mati syahid di mata Sang Pencipta sebagai penghafal Alquran.
Lubis juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan oleh almarhumah diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan.
"Semoga Allah memberikan kesabaran kepada keluarga yang ditinggalkan. Semoga Allah memberikan kekuatan dan keikhlasan," imbuhnya.
