Liputan Eksklusif
Awas Jebakan Lobang di Tol di Ruas Palembang-Kayuagung. Diameter Mencapai 1 Meter
Kondisi ini menyebabkan kendaraan harus ekstra hati-hati melewati jalan tol ekstrim tersebut, mengingat kendaraan menggunakan kecepatan tinggi
TOL KAYUAGUNG - PALEMBANG
- Panjang jalan tol 33,5 Kilometer
- Lebar jalan tol 50 m
- Mulai kontruksi 2016
- Resmi operasional 1 April 2020
- Investasi total Rp 17,347 Triliun (Ruas Kayu Agung- Palembang Betung)
Exit Tol dan Simpang Susun
- Gerbang tol Kayu Agung
- Gerbang tol Jejawi
- Gerbang tok Keramasan
- Simpang susun Kayu Agung
- Simpang susun Jejawi
- Simpang susun Palindra
- Simpang susun Keramasan
Penyebab Kerusakan Tol
- Kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL)
- Cuaca hujan
PALEMBANG, SRIPO -- Baru tiga bulan resmi beroperasional pada 1 April 2020 lalu, Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Kayu Agung- Palembang (Kapal) sudah rusak parah.
Pada beberapa bagian jalan terlihat bergelombang dan berlubang cukup parah. Kondisi ini menyebabkan kendaraan harus ekstra hati-hati melewati jalan tol ekstrim tersebut, mengingat sebagian kendaraan menggunakan kecepatan tinggi saat melintas di jalan tol.
Tim Sripo coba menyusuri kerusakan jalan tol Kapal, Rabu (22/7). Saat akan masuk melalui exit tol Palembang atau tepatnya di Desa Pedu, Ogan Ilir para pengendara terlebih dahulu harus berjibaku dengan puluhan kendaraan yang akan keluar masuk di exit tol sementara tersebut.
• 3 Bulan Digunakan, Sejumlah Titik Jalan Tol Palembang-Kayuagung Banyak yang Rusak, Ini Penyebabnya
Askes jalan masuk yang dipakai untuk kendaraan keluar-masuk, membuat pengendara harus berhati-hati. Kondisi jalan yang berlubang dan becek membuat pengendara mesti memelankan laju kendaraannya, agar tak bersenggolan dengan kendaraan lainnya.
Ketika pengendara akan memasuki gate tol, pemandangan jalan tol yang mulai berlubang sudah tampak terlihat di sisi kiri jalan. Kondisi jalan berlubang dengan diameter sekitar 1 meter tersebut tampak diberi tanda dengan dipasang cone lalu lintas.
Selain kondisi lubang, jalan tol yang memiliki panjang 33,5 kilometer ini juga bergelombang. Saat tim sripo menyurusi jalan tol, guncangan kendaraan yang dipacu dengan kecepatan 100 Km/Jam sangat terasa.
• Penlok Jalan Tol Indralaya-Muaraenim Melewati 11 Desa satu Kelurahan dan Perkebunan PTPN VII
Tak hanya itu, antara badan jalan dan jembatan (gorong) juga tidak rata. Jika pengendara memacu gas kendaraannya dengan kecepatan tinggi, bukan tidak mungkin kendaraan akan terbalik.
Kondisi jalan berlubang makin parah ketika kendaraan masuk melalui pintu tol Kayu Agung. Dari gate tol Kayu Agung sampai ke pintu keluar Palembang setidaknya ada tujuh titik jalan berlubang besar. Bahkan, saking besarnya lubang pada beberapa titik kendaraan terpaksa harus berjalan satu lajur.
Para pengendara yang melintas pun mengaku sangat khawatir saat melintas di ruas tol Kapal. Seperti yang diungkapkan oleh Yudi seorang pengemudi asal Palembang.
• Jalan Tol Muaraenim-Prabumulih akan Lintasi 4 Kecamatan, Pintu Masuk & Keluar di Desa Tanjung Serian
Pria berambut panjang ini tak berani memacu mobilnya dengan kecepatan diatas 100 Km/Jam. Kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang, membuatnya harus ekstra waspada melewati jalur ekstrim tol tersebut.
Dengan banyaknya lubang disertai jalan berlubang, ia khawatir bakal menjadi pemicu terjadinya kecelakaan di jalan tol.
"Kalau banyak lubang seperti ini membuat pengendara yang tidak fokus akan ngerem mendadak. Nah di saat ngerem itulah ngeri akan ada kendaraan dari belakang yang nabrak," katanya.
Abyan Kurniawan, pengendara mobil lainnya juga mengaku mobil miliknya terguling usai melewati jembatan kecil penutup gorong-gorong yang berada di dekat KM 390 saat hendak menuju ke Kayu Agung dari Palembang.
• Pemprov Sumsel Optimis Jalan Tol Indralaya-Muaraenim Teralisasi di Tengah Wabah Virus Corona
"Mobil saya kemarin nyaris terbang karena melaju dengan kecepatan tinggi, saya tak sadar kalau ada lekukan," terangnya.
Deputi Pembangunan Jalan Tol Palembang-Kayuagung PT Sriwijaya Waskita Tol, Yusuf Ar Rosadi menerangkan kerusakan jalan tol seksi I Kayu Agung-Palembang disebabkan oleh jalan tidak mampu menahan beban kendaran muatan berlebih yang melintas.
Sejumlah kendaraan ODOL (Over Load Over Dimension) yang kerap melintas, diklaim berpengaruh membuat jalan tol Kapal menjadi cepat rusak.
"Sejak baru dibuka traffic kendaraan ODOL sangat tinggi. Belum lagi faktor cuaca hujan terus juga berpengaruh terhadap rusaknya jalan," jelasnya.
Yusuf mengklaim, pihaknya terus melakukan perbaikan jalan pada titik-titik kerusakan jalan. Hanya saja, kendaraan berat yang melebihi dimensi dan kapasitas tetap saja terus melintas sehingga kerusakan jalan terus berulang.
Diungkapkannya, kendaraan angkutan berat yang melebihi dimensi dan kapasitas paling banyak berasal dari Pulau Jawa yang menuju Jambi.
Jika dilihat dengan seksama, Yusuf menilai kerusakan banyak terjadi di Jalur Ambon (Jakarta-Palembang) dibandingkan dengan Jalur Bandung (Palembang-Jakarta).
“Jalan yang kami bangun tidak memperhitungkan beban kendaraan dengan kelebihan muatan. Paling efektif itu diawasi saat penyeberangan kapal, kalau sudah masuk tol kami tidak bisa menolak,” ujar Yusuf. (oca)