Berita Palembang

Kisah Asli dan Istrinya, Bertahan Hidup diatas Rawa, Tetap Membecak Meski Tubuhnya Sudah Bungkuk

Mereka berdua hidup di tengah rawa-rawa dengan rumah papan berukuran 3x2 meter di tanah milik orang, di Jalan Pertahanan Ujung Plaju Palembang.

Penulis: maya citra rosa | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/Maya Citra Rosa
Ning Aina dan Asli Wijaya, bertahan hidup di tengah rawa di usia senja. Di rumah papan panggung ukuran 3x2 meter di atas lahan milik orang di Jalan Pertahanan Plaju Palembang, Asli dan Aina hidup berdua dengan pencarian narik becak. 

Laporan wartawan sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Asli Wijaya, lelaki berusia 66 Tahun berprofesi sebagai tukang becak sejak Tahun 1972 atau lebih dari 40 tahun lamanya.

Saat muda, Asli terkenal kuat saat bekerja membawa penumpang menggunakan becaknya. 

Namun kini, rambutnya sudah putih, punggungnya sudah membungkuk, dan tenaganya sudah sangat berbeda dari umur muda dulu.

Meski begitu, Asli tetap memilih bekerja mengayuh becaknya, untuk menghidupi diri dan istrinya, Ning Aina berusia 60 Tahun.

Mereka berdua hidup di tengah rawa-rawa dengan rumah papan berukuran 3x2 meter di tanah milik orang lain, di Jalan Pertahanan Ujung, Lorong Masjid, Plaju Palembang. 

Ning Aina sendiri sudah tidak dapat melihat dengan jelas, matanya mengalami kerabunan setelah gagal operasi mata setahun yang lalu di salah satu rumah sakit di Palembang.

Tim Sripoku.com bersama ACT Sumsel mendatangi kediaman Asli dan Ning Aina, Kamis sore, (16/7/2020), untuk memberikan bantuan sembako.

Keduanya menyambut dengan hangat, namun Ning Aina mengaku hanya dapat melihat warna baju yang dipakai.

"Ayo masuk, ini saya tidak bisa melihat wajah kalian, cuma keliatan baju kalian," ujarnya melihat dengan kacamatanya yang tebal.

Ning Aina dan Asli sempat kebingungan hendak menyambut tim yang datang, untuk masuk ke rumahnya yang hanya tersekat dengan kayu triplek untuk menutupi dapur dan ruang depannya.

Dia mulai bercerita bahwa dirinya sudah hidup bersama Asli sejak Tahun 2011 lalu, setelah menjanda setelah ditinggal meninggal dunia suami yang terdahulu pada Tahun 2007.

Sedangkan Asli adalah bujang tua karena hidup sebatang kara sejak mudanya.

Dia bertemu Asli saat dulu di SP Padang dan kemudian pindah ke daerah Talang Beti, 16 Ulu.

Karena adanya konflik keluarga, Asli dan Ning Aina sempat pindah-pindah rumah, menumpang di tempat keluarganya.

Kasus Positif Covid-19 di Pagaralam Bertambah Satu Orang, Istri dari Kasus 04 yang Meninggal Dunia

Tabrakan Beruntun di Jalan Tol KM 277 OKI, Seorang Penumpang Meninggal Dunia Warga Gandus Palembang

Kakan Kemenag Muratara Bolehkan Nikah di Luar KUA, Tapi Ada Syaratnya Terkait Aman Covid-19

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved