Sejumlah Pria di Prabumulih Tengah Gandrungi Merawat Tanaman Bonsai, Bahkan Ada yang Jadi Bisnis
Demam tanaman hias ternyata tidak hanya melanda kaum hawa, khususnya para ibu-ibu, namun juga kaum pria di kota Prabumulih.
Lebih lanjut Risno mengaku, sebagai pencinta bonsai tentu tak jarang anggota harus berburu ke berbagai tempat tak terkecuali di hutan.
Namun pihaknya menghimbau dalam beburu harus tetap menjaga kelestarian lingkungan dan hutan dengan tidak melakukan pengrusakan.
• Jepang Tuding China Terus Berupaya Ubah Status Quo di Laut China Selatan
"Kita imbau anggota saat berburu tidak mengambil semua tanaman, cukup pulih yang karekaternta bagus. Bisa ditanam lagi jadi kelestarian tetap terjaga, nama baik komunitas juga terjaga," jelasnya.
Disinggung jenis bonsai yang paling banyak saat ini, warga Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur ini mengutarakan untuk di Kota Prabumulih terdapat beberapa jenis bonsai.
"Seperti Cendrawasih, Kayu Ara, Sepang, Asam itu banyak. Tapi saat ini yang mahal di komunitas kita yang cendrawasih," tambahnya.
• Serius Dengan Ancamannya, Presiden Jokowi Akan Bubarkan 18 Lembaga Negara, Berikut Daftarnya
Risno menambahkan, tanaman bonsai pada dasarnya tidak malah namun dengan dirawat dengan ulet, mampu membentuk bonsai menjadi lebih berkarakter membuat bonsai bernilai ekonomi tinggi. "Yang mahal itu waktunya, kemudian bagaimana cara membuatnya menjadi unik dan nilai seninya," tuturnya seraya menambahkan bahan bonsai harganya bisa mencapai Rp 1-2 juta dan jika jadi harga bisa mencapai Rp 30 juta.
Sementara itu Osma Wati satu-satunya perempuan yang bergabung dengan komunitas pencinta bonsai menuturkan, merawat bonsai sangatlah mengasikkan. Karena itulah sebagai pencinta bonsai sejak SMP dirinya memilih bergabung dengan KPB.
"Di rumah juga banyak bonsai, sejak kecil sudah suka membentuk tanaman apalagi saya itu punya kakak pencinta bonsai jadi makin suka dengan bonsai," kata Osma yang juga pernah mengikuti kontes bonsai di Taman Prabujaya beberapa waktu lalu.