Human Interest Story
Makam Jenderal Hoegeng Tak Pernah Sepi Peziarah, "Yang Datang Pasti Bercerita, Beliau Orang Jujur"
Karena sikapnya yang rendah hati semasa hidupnya, tak heran Hoegeng begitu dihormati.
"Sebenarnya makam pak Hoegeng tadinya biasa saja. Ketika itu, Kapolri Dai Bachtiar datang menggunakan Helikopter, meminta makam pak Hoegeng dibuatkan pendopo. Setiap yang datang berziarah ke makam beliau, pasti bercerita kalau beliau adalah orang yang paling jujur," ungkapnya.
Nanti juga menceritakan, sebelum Jenderal Hoegeng berpulang menghadap sang pencipta, sudah memesan pemakaman di Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Giri Tama, Kemang. Ketika itu Jenderal Hoegeng datang bersama istrinya.
• Merindukan Figur Pak Hoegeng...
"Beliau memesan dan membeli untuk lima makam di sini," ujar Nani Nisum.
Nani menjelaskan lima makam yang dipesannya tersebut diperuntukkan kepada keluarganya.
"Membeli lima makam yang tadinya berupa tanah kosong ini untuk keluarganya. Untuk tahunnya sendiri saya kurang ingat," jelasnya.
Dikutip dari Wikipedia, Hoegeng Imam Santoso masuk pendidikan HIS pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke MULO (1934) dan menempuh sekolah menengah di AMS Westers Klasiek (1937).
Setelah itu, ia belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940. Sewaktu pendudukan Jepang, ia mengikuti latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943).
Setelah itu ia diangkat menjadi Wakil Kepala Polisi Seksi II Jomblang Semarang (1944), Kepala Polisi Jomblang (1945), dan Komandan Polisi Tentara Laut Jawa Tengah (1945-1946).
Kemudian mengikuti pendidikan Polisi Akademi dan bekerja di bagian Purel, Jawatan Kepolisian Negara.Di luar dinas kepolisian Hoegeng terkenal dengan kelompok pemusik Hawaii, The Hawaiian Seniors. Selain ikut menyanyi juga memainkan ukulele. (tribun bogor/Yudistira Wanne)