Jajakan Anak di Bawah Umur Via Sosial Media, Bisnis Prostitusi Pasutri Ini Berhasil Dibongkar

Sepasang suami istri di Jakarta Utara terlibat bisnis prostitusi yang menjajakan anak di bawah umur. Polsek Koja, Jakarta Utara berhasil membongkar

Editor: adi kurniawan
Tribunnews
Konferensi pers kasus perdagangan anak di bawah umur di Mapolsek Koja, Sabtu (27/6/2020) 

SRIPOKU.COM -- Sepasang suami istri di Jakarta Utara terlibat bisnis prostitusi yang menjajakan anak di bawah umur. 

Polsek Koja, Jakarta Utara berhasil membongkar kasus prostitusi anak di bawah umur yang dilakukan pasangan ini.

Dalam kasus tersebut, kepolisian turut mengamankan 7 anak di bawah umur yang dipekerjakan sebagai PSK oleh pelaku.

Para remaja yang dijadikan PSK tersebut dibawa pelaku dari wilayah Cianjur, Jawa Barat.

Kapolsek Koja Kompol Cahyo mengatakan, dari Cianjur, para korban ditampung dan dipekerjakan sebagai PSK di sebuah tempat kos di wilayah Koja.

"Rata-rata korban dari Cianjur. Mereka sengaja direkrut, ditampung di salah satu tempat kos yang mana kos tersebut disediakan para pelaku," ucap Cahyo dalam konferensi pers di Mapolsek Koja, Jakarta Utara, Sabtu (27/6/2020).

Tahun Ini 1271 Rumah tidak Layak Huni Akan Dipugar, Program Bedah Rumah Di Kabupaten OKI

Pedagang Bakso di Banyuasin Tewas Ditembak Begal, Istri: Dia belum Sempat Ngomong Apa-apa

HATI-HATI! 3 Lokasi Ini Rentan Terjadi Penularan Virus Corona di Masa New Normal

Menurut Cahyo, anak-anak di bawah umur yang dijadikan PSK ini seluruhnya sudah putus sekolah.

Kondisi itu mempermudah para tersangka mengiming-imingi mereka untuk bekerja di Jakarta.

Nyatanya, di Jakarta, anak-anak ini dijadikan sebagai pemuas nafsu pria hidung belang.

"Sampai di Jakarta mereka ditampung dan ditawarkan kepada orang yang berminat atau orang yang berbuat cabul melalui aplikasi Michat," ucap Cahyo.

Ketiga muncikari yang ditangkap dalam kasus ini masing-masing bernama Dea Noviawanti, Kamsa Nurkolis, dan Suryadi.

Diketahui Dea dan Kamsa merupakan pasangan suami istri.

Sebelum melayani pria hidung belang, setiap korban difoto dan dipasarkan lewat Michat.

Menurut Cahyo, para korban sama sekali tidak mengetahui siapa pria hidung belang yang akan mereka layani sebelum benar-benar bertemu di kamar kos.

Pasalnya, gawai yang dipakai untuk memasarkan para korban sepenuhnya dikontrol ketiga muncikari ini.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved