Profil John Kei Sang Godfather of Jakarta Dikenal Dermawan dan Jadi Pendeta Pasca dari Nusakambangan
John Kei mengaku menghabiskan masa-masa tersebut dengan membaca dan beribadah.
Berikut Perjalanan Berlu Jhon Kei, yang menyatakan tobat dan kemudian menjadi Pendeta, meski kemudian kembali terjarat kasus kriminal dan harus berurusan dengan pihak kepolisian ketika dia dan anak buahnya menyerang Nu Kei yang tak lainnya pamannya sendiri.
1. Masa kecil Penh dengan Bully karena Kemiskinan
Dalam sebuah obrolan dengan Andy F Noya, John Kei mengaku bahwa masa kecilnya dilalui dengan kemiskinan.
Menurut John, masa kecilnya pahit karena berada dalam kemiskinan hingga sering di-bully.
"Pahit masa kecil saya, miskin dan sering berkelahi," ujar John Kei dalam tayangan Kick Andy yang diunggah di YouTube, Jumat (12/4/2019).
Pada kesempatan wawancara tersebut, Andy F Noya menanyakan pendidikan John Kei.
"Saya di SMEA, seharusnya di STM, dan sebetulnya ini bertentangan dengan keinginan saya, tapi karena orangtua miskin, maka saya sekolah di SMEA, dai situ saya merasa sangat tidak sesuai, makannya saya jadi malah suka berantem-berantem di sekolah, akhirnya sekolahnya putus di SMEA waktu mau naik ke kelas dua," kata John Kei.
Meski begitu, John mengaku mendapat ijazah setelah mengikuti ujian persamaan.
2. Putuskan Merantau di Usia 18
John Kei meninggalkan kampung halaman pertama kalinya adalah untuk menuju Surabaya, Jawa Timur.
Kala itu, ia meninggalkan kampung halaman dengan usianya yang masih 18 tahun.
Sesampainya di Surabaya, John tinggal bersama saudaranya selama kurang lebih tiga bulan.
Karena ketidakcocokan dengan saudaranya itu, John Kei pun memutuskan untuk hidup di jalanan.
Setelah di Surabaya, ia akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta.
4. Ketika Pertama Kali terlibat kasus pembunuhan