Dexamethasone Penyelamat Pasien Kritis
Dexamethasone merupakan obat pertama yang terbukti secara efektif bekerja melawan virus corona.
Kendati demikian, percobaan menunjukkan bahwa dexamethasone tidak efektif dalam merawat pasien Covid-19 dengan kasus ringan.
Obat yang pernah diuji untuk Covid-19 Sejumlah obat telah diuji coba sebagai pengobatan terhadap Covid-19.
Uji coba obat anti-arthritis hydroxychloroquine dihentikan setelah sebuah studi yang terbit di jurnal medis The Lancet menyatakan bahwa obat ini tidak memberi manfaat untuk pasien Covid-19 dan justru meningkatkan risiko kematian.
Studi itu memang ditarik lagi karena inkonsistensi data. Namun studi lain terkait hydroxychloroquin menyimpulkan hal yang sama. Selain itu ada remdesivir.
Temuan pada bulan April menunjukkan obat ini tidak memberi manfaat klinis yang signifikan untuk pasien Covid-19. Menurut Stephen Griffin, profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Leeds mengatakan, fakta bahwa ada obat dengan harga terjangkau yang memberi manfaat untuk pengobatan Covid-19 dengan kasus parah adalah hal yang sangat penting.
"Ada (sekarang) ruang lingkup realistis untuk lebih meningkatkan manajemen klinis penyakit yang menghancurkan ini," kata Griffin, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Cammack mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian, dexamethasien harus diresepkan kepada ribuan pasien Covid-19 yang sakit kritis di seluruh dunia.
World Health Organization (WHO) menyambut baik temuan awal penggunaan dexamethasone untuk mengobati pasien Covid-19 yang berada dalam kondisi kritis.
Mengutip situs resmi WHO, Rabu (17/6/2020), untuk pasien yang menggunakan ventilator pengobatan ini terbukti mengurangi tingkat mortalitas sebanyak sepertiganya. Sementara itu pada pasien yang membutuhkan bantuan oksigen, tingkat mortalitas berkurang seperlimanya.
Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan ini adalah pengobatan pertama yang terbukti mengurangi angka mortalitas pada pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen atau ventilator.
Apa itu dexamethasone? Dexamethasone termasuk dalam golongan obat kortikosteroid. Obat-obatan jenis ini meningkatkan respon pertahanan alami tubuh sehingga mengurangi gejala-gejala seperti bengkak dan reaksi alergi. Mengutip situs WebMD, Rabu (17/6/2020), dexamethasone adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati beberapa kondisi seperti arthritis, kelainan hormon/ darah/ imun, reaksi alergi, beberapa kondisi penyakit mata dan kulit, masalah pernapasan, dan beberapa jenis kanker.
Situs WHO menyebutkan dexamethasone telah digunakan sejak tahun 1960-an untuk mengurangi peradangan dan beberapa kondisi lainnya, termasuk kanker. Baca juga: WHO Sambut Baik Dexamethasone untuk digunakan pada Pasien Covid-19 Dexamethasone telah masuk dalam daftar WHO Model List of Essential Medicines sejak 1977 dalam berbagai formulasi. Obat ini bisa didapatkan hampir di semua negara.
Dexamethasone adalah obat oral yang dikonsumsi sesuai petunjuk dokter. Dosis dan lamanya pengobatan ini tergantung pada kondisi medis pasien masing. Dokter mungkin akan mengurangi dosisnya secara perlahan untuk meminimalisir risiko efek samping. Beberapa efek samping dari konsumsi dexamethasone antara lain: - Perubahan siklus menstruasi - Pusing - Sakit perut - Nafsu makan meningkat - Gangguan tidur - Demam - Gangguan penglihatan jika efek samping menjadi lebih serius. (kompas.com)