Virus Corona di Sumsel

New Normal Life Mengacu Kearifan Lokal, Prof Yuwono Perkirakan Butuh Waktu 3 Bulan Masa Transisi

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini sedang bersiap-siap untuk menuju new normal life. Apakah Sumsel siap new normal life?

Editor: Yandi Triansyah
Tribun Sumsel
Juru bicara penanganan Covid-19 Sumsel, Prof Yuwono 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini sedang bersiap-siap untuk menuju new normal life.

Apakah Sumsel siap new normal life?

Menurut Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) Prof. Dr. dr. Yuwono, M. Biomed mengatakan, bahwa new normal life itu budaya.

"Kalau sebelumnya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) itu aksi atau program aktif maka new life ini budaya," kata Prof Yuwono saya Live Talk Sumsel Virtual Fest 2020 yang diadakan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Jumat (29/5/3020).

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa jangan patuh-patuh amat terhadap WHO.

Jatuh Bangun Bangkit dari Fitnah & Konspirasi Haters Syahrini Bungkam, Adik Ipar Reino Bongkar Sifat

 

Seluruh Anggota DPRD Kabupaten Muratara Rapid Test Corona, Sampel Kini Direkap Dinas Kesehatan

Akan lebih baik mengacu pada kearifan lokal. Sebab disetiap daerah di Indonesia ini berbeda-beda.

"Lanjutkan kehidupan dengan kearifan lokal, sesuai dengan ciri khas kita. Kalau untuk mengubah itu yang perlu disediakan edukasi. Setelah paham dia akan sadar, setelah itu akan ambil sikap dan tindakan," katanya.

Menurutnya, pendemi yang berlangsung lama bisa diatasi dengan perubahan perilaku atau budaya.

Sebab new normal life merupakan transformasi budaya tidak sehat menuju budaya sehat.

Masa transisi budaya ini rata-rata butuh waktu sekitar tiga bulan.

Prof Yuwono pun menjelaskan, bahwa ada beberapa syarat untuk menerapkan new normal life seperti bahwa Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota bisa membuktikan transmisi bisa dikendalikan.

Penjelasan Bulog Terkait Adanya PPh dari Bantuan untuk Warga Terdampak Covid-19 di OKU

 

Program Belajar dari Rumah di Empat Lawang Diperpanjang Hingga 13 Juni 2020

Contoh angka penularanya (RO) yang tadinya 1 banding 2-3, nah kalau RO dibawah 1 banding 1 maka akan turun.

Lalu sistem kesehatan tersedia untuk mengidentifikasi, menguji, mensosialisasikan, melacak kontak, dan mengkarantina pasien.
Untuk hasil sampel harus cepat jangan lambat sampai 15 hari.

Kemudian, risiko penularan sudah terkendali, langkah pencegahan di lingkungan kerja, mencegah kasus impor virus dan mengimbau masyarakat agar turut berpartisipasi dan terlibat menuju new normal life.

"Nggak selamanya kita pakai masker, menerapkan sosial distancing. Yang paling penting itu personal higenis, sanitasi bersih, jaga imunitas dan berfikir positif. Namun harus dibangun jangan hanya sekali ini saja," pesannya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved