Kisah Pembelot Berhasil Tipu Kim Jong Un & Lari Dari Korut, Ia Justru Menangis Saat Bertemu Kembali
Karena mereka percaya bahwa Kim Jong-Un adalah pemimpin yang otoriter, dan sering memberikan aturan kejam pada rakyatnya
SRIPOKU.COM - Hampir banyak sekali kisah orang-orang yang melarikan diri dari Korea Utara, dan menjadi pembelot untuk mendapatkan kebebasan.
Karena mereka percaya bahwa Kim Jong-Un adalah pemimpin yang otoriter, dan sering memberikan aturan kejam pada rakyatnya.
Meski demikian, ada sebuah kisah yang cukup mengejutkan di mana seorang pria yang berhasil melarikan diri dari Korea Utara justru terharu dan minta maaf pada Kim Jong-Un.
• Kisah Nenek Zumiah Berusia Satu Abad di Muba, Sumringah Saat Terima Bantuan BLT
• Kasus positif Covid-19 Ditemukan di Pasar, 2 Pasar di Palembang Resmi Ditutup, Berikut Faktanya
• Gemilang di Dunia Lewat Dongeng, Karya Lintang Terpajang di Toko Buku Terbesar di Amerika
Melansir dari Daily Express pria tersebut adalah Kenji Fujimoto, seorang koki sushi asal Jepang yang bekerja untuk Korea Utara sebelum melarikan diri tahun 2001.
Sebelum mendapatkan informasi dari Fujimoto, Korea Utara adalah negara yang sangat ketat.
Bahkan negara itu hanya bisa diketahui dari citra satelit, dan sulit untuk membenarkan cerita dari para pembelot.
Identitas dan segalanya tentang Kim Jong-Un sangat rahasia dan hampir tidak diketahui oleh dunia.
Fujimoto sendiri adalah seorang koki yang disewa oleh Kim Jong-Il pada tahun 1988, dia dipilih karena pemimpin Korut itu sangat suka makan sushi.
Dia melayani keluarga penguasa, itu dan ditugaskan untuk memasak makanan mereka.
Selain itu karena cukup dekat dengan keluarga Kim, Fujimoto juga menjadi teman bermain Kim Jong-Un yang saat itu masih kecil.
Pada saat itu dia memanggil Kim Jong-Un dengan sebutan pangeran.
Meski dekat dengan keluarga pemimpin Korut, Fujimoto tidak bisa memendam rasa takutnya.
Setelah bebas dari Korut pada 2003. Dia menulis dalam memoarnya berjudul I Was Kim Jong-Il's Cook.
Dia menuliskan, "Saya tidak bisa melupakan sorot mata sang pangeran, seolah-olah dia berpikir: orang ini adalah orang Jepang yang tercela."
Tetapi Fujimoto menghabiskan waktu bersama Kim sejak dia anak-anak hingga berusia 18 tahun, bahkan pernah menemaninya menangkap ikan hingga bermain layang-layang.