Virus Corona di Sumsel
Beredar Kabar Bantuan Sembako Terdampak Covid-19 di Muratara Isinya Ada Telur, Tuai Kontroversi
Beredar grafis di media sosial Facebook terkait isi dari bantuan bahan pokok dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Rawas Utara (Muratara).
SRIPOKU.COM, MURATARA - Beredar grafis di media sosial Facebook terkait isi dari bantuan bahan pokok dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Rawas Utara (Muratara).
Grafis itu menampilkan jumlah paket dan macam-macam bahan pokok yang diberikan Pemkab Muratara kepada warga terdampak pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Dalam grafis itu, Pemkab Muratara memberikan 20.300 paket bahan pokok, terdiri dari 8 kg beras, 1 liter minyak, 2 kg gula, 1 karpet telur, dan 1/2 dus mi instan.
• Misteri Pembunuhan Gadis Yatim Piatu Terungkap, Saat Ditemukan Tubuhu Penuh Luka dan Kenakan Mukena
Grafis itu tersebar luas di media sosial Facebook hingga menuai kontroversi di kalangan masyarakat Kabupaten Muratara.
Pasalnya, dari bantuan bahan pokok yang diterima masyarakat tersebut ternyata tidak ada 1 karpet telur.
"Saya lihat di Facebook itu katanya ada telur satu karpet, tapi kami menerima tidak ada telurnya, kemana telurnya," kata Pratama, warga Muratara, Kamis (21/5/2020).
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Muratara, Susyanto Tunut, mengatakan informasi yang tertuang dalam grafis itu keliru.
Sejak awal pihaknya sudah menyampaikan bahwa dalam satu paket bahan pokok itu terdiri dari beras 8 kg, gula pasir 2 kg, minyak goreng 1 sachet (900 ml), dan mie instan 20 bungkus.
• Diprediksi Bisa Bikin KO Muhammad Ali dan Tyson di Hari yang Sama, Saking Hebat Petarung UFC Ini
"Dalam paket yang dibagikan itu memang tidak ada telur. Dari awal sudah kami sampaikan berulang kali," kata Susyanto.
Selain itu, jumlah paket bahan pokok yang diberikan Pemkab Muratara memang awalnya 20.300 paket, namun realisasinya bertambah jadi 22.698 paket.
Menurut Susyanto, grafis itu sengaja dipelintir oleh oknum pengguna media sosial facebook yang ingin mendeligitimasi Pemkab atau Bupati Muratara.
"Ada unsur kesengajaan untuk memancing opini negatif terhadap Pemkab atau Bupati Muratara," katanya.
Dia meminta masyarakat Kabupaten Muratara terutama pengguna media sosial agar tidak mudah menelan informasi yang menyebar di dunia maya.
"Kita sebagai masyarakat harus cerdas bermedia sosial, kalau ada informasi yang janggal sebaiknya kita cari kebenarannya dulu, baru disebarkan," ujarnya.