Virus Corona di Sumsel

Bermunculan Tulisan "Bapak Ibu Minta Bantuan Beras Untuk Makan" di Palembang, Begini Ceritanya

Aktivitas baru warga bermunculan di sepanjang Jalan Gubernur H Bastari Jakabaring Palembang, Minggu (10/5/2020).

Penulis: Bayazir Al Rayhan | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Bayazir Al Rayhan
Puluhan ibu-ibu di Palembang terpaksa minta-minta bantuan dari pinggirjalan H. Bastari Jakabaring Palembang, Minggu (10/5/2020) 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Bayazir Al Rayhan

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Aktivitas baru warga bermunculan di sepanjang Jalan Gubernur H Bastari Jakabaring Palembang, Minggu (10/5/2020).

Puluhan ibu-ibu duduk di trotoar dan memasang tulisan dari kertas intinya minta bantuan.

Ada juga yang sambil mengendong anak, ada pula yang melengkapi dirinya dengan karung seperti pemulung.

Mereka terlihat hanya duduk-duduk saja di trotoar, sambil menunggu bantuan dari pengendara yang melintas.

Di samping trotoran mereka dirikan sebuah tulisan dari kardus bekas.

Tulisan tersebut berisikan "Mohon Bapak Ibu Bantuan Sembakonya" dan ada juga "Bapak Ibu Minta Bantuan Beras Untuk Makan" serta masih banyak lagi tulisan lain seperti itu.

Ternyata, masyarakat tersebut sengaja membuat tulisan seperti itu untuk menarik perhatian masyarakat yang melewati jalan tersebut untuk memberikan bantuan kepada mereka.

"Ya kami buat tulisan seperti itu biar ada masyarakat yang melihat dan membantu kami, kalau tidak ada tulisan seperti itu tidak ada yang mau membantu," kata Novi salah satu masyarakat yang duduk di pinggiran jalan menunggu bantuan dari tangan darmawan, Minggu (10/5/2020).

ASN Ogan Ilir yang Bandel Mudik, Siap-Siap Dijatuhkan Sanksi Penundaan Gaji Hingga Kenaikan Pangkat

 

Dewa Antar Sendiri Sembako ke Rumah Warga di Palembang,Bongkar Kardus Pastikan Isinya tak Dikurangi

Cuaca terik menyinari hari tak membuat dirinya menyerah untuk menunggu bantuan.

Novi warga Lorong Budi Mulya 2, Kelurahan Silaberanti, kacamatan SU I, yang sebelumnya merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) terpaksa turun ke jalan meminta bantuan kepada orang yang melintasi jalan untuk menyambung hidup.

Sang suami yang sebelumnya bekerja sebagai tukang parkir harus berhenti bekerja karena dampak dari Covid-19 ini.

"Sudah sejak adanya corona saya di sini, suami tak lagi bekerja sejak ada corona ini, dia juga seperti ini cuma dia keliling tidak menunggu di pinggir jalan," kata Novi.

Setiap harinya sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB ia beserta anaknya yang masih kecil menunggu bantuan dari pinggir jalan.

Tak jarang banyak yang datang memberikan bantuan berupa sembako dan uang, tetapi tak jarang juga ia dan yang lainnya tak dapat bantuan dari orang yang melintas di jalanan tersebut.

"Ya kadang ada orang baik ngasih sembako hingga uang, kadang juga ada sehari tak dapat apa-apa. Terpaksa seperti ini untuk bertahan hidup di tengah corona," kata Novi.

Dikatakannya sebenarnya ia pun takut untuk keluar rumah dalam situasi covid-19 ini.

Akan tetapi faktor ekonomi yang menyebabkan dia mau tidak mau harus keluar dan meminta bantuan kepada orang lain.

"Mau tidak mau, zaman sekarang susah cari kerjaan. Takut sebenarnya tapi daripada enggak makan ya apa boleh buat," kata Novi.

Selain Novi, ada juga Nurbaya (67) yang sebelumnya tidak pernah menjalani pekerjaan seperti ini, terpaksa turun ke jalan untuk membantu perekonomian keluarga.

Baim Wong Beri Sejumlah Uang ke Driver Ojol Penipu, Suami Paula Akui tak Menyesal, Ini Kedok si Ojol

 

Apa Menu Sahur Hari Ini? Coba 5 Masakan Khas Jawa Timur Ini, Mudah Masaknya & Dijamin Buat Ketagihan

Dikatakan Nurbaya, sempat dilarang oleh anaknya untuk tidak lagi duduk di pinggir jalan dan meminta bantuan, ia tidak mau karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya.

"Sempat dilarang anak, cuma anak aku banyak tanggungan, aku dak galak ngerepoti dio," kata Nurbaya.

Di cuaca yang saat ini sedang tidak menentu, sewaktu hujan mereka terpaksa berteduh di bawah jalur LRT agar tidak kebasahan.

Nurbaya yang baru tiga bulan ditinggal sang suami sebenarnya takut adanya virus corona.

Akan tetapi karena tak ingin merepotkan sang anak ia terpaksa turun kejalan meminta bantuan kepada orang lain.

"Kadang sehari satu, kadang ada juga yang ngasih uang, alhamdulillah sangat bersyukur. Yang ramai kalau saat akan berbuka puasa, sekitar jam 5 itu ramai orang memberi makanan kepada kami," kata Nurbaya.

Mereka pun berharap kepada pemerintah agar dapat memperhatikan nasib mereka dan memberikan bantuan agar bisa terus bertahan hidup.

"Ya untuk pemerintah kami minta ada bantuannya, selama ini belum ada kami sangat berharap ada bantuan untuk kami," kata kedua Ibu ini.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved