Virus Corona di Sumsel

Komentar Para UMKM Sikapi jika PSBB Benar-benar Diterapkan di Palembang

Pemerintah Kota Palembang tengah mengajukan permohonan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada pemerintah pusat.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Jati Purwanti
Firdayanti saat mengemas produk cokelat karakter buatannya, Selasa (21/4/2020). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pemerintah Kota Palembang tengah mengajukan permohonan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada pemerintah pusat.

Imbas dari penerapan PSBB  Palembang ini nantinya juga akan dirasakan oleh berbagai pihak termasuk bagi pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Pempek.

Firdayanti, pemilik usaha cokelat karakter Baga-Baga Choco, mengatakan penerapan PSBB di Palembang tidak berpengaruh terhadap produksi cokelat.

Tetapi akan berdampak terhadap permintaan dari rekanan reseller di beberapa daerah di Sumsel seperti Pagaralam, OKU dan Prabumulih.

Ada Warga Muarojambi Meninggal di Palembang, Gugus Tugas Covid-19 Sumsel:Kita belum Terima Laporan

 

Seorang Warga Muarojambi Meninggal & Disebut Swab Test Positif Corona, Ini Pernyataan RSMH Palembang

Firdayanti menyebutkan agen atau reseller dari daerah ini biasanya seminggu sekali ambil barang ke Palembang.

Namun, sejak terjadi wabah virus Corona dia yang harus mengambil alih pengiriman produk kepada mitra usahanya.

"Saya pakai ekspedisi yang ambil paket ke rumah. Asal masih boleh berhubungan dengan kurir ekspedisi, kurir masih beroperasional tidak masalah, usaha bisa jalan terus meski ada penurunan," ujar Firdayanti, Selasa (21/4/2020).

Sama seperti pengusaha kuliner lainnya, Firdayanti mengakui jika omzet usahanya mengalami penurunan sejak Maret lalu.

Apalagi ditambah pula dengan pembelian secara langsung (offline) yang sudah lama terpaksa terhenti sejak pemerintah mengeluarkan peraturan agar masyarakat beraktivitas dari rumah saja.

Padahal, pada kondisi normal menjelang lebaran, ujar Firdayanti, dia mampu menjual produk cokelatnya hingga 900 kilogram atau jika dinominalkan berkisar Rp30 juta.

BREAKING NEWS: Seorang Warga Muarojambi Meninggal Saat Berobat di Palembang, Tes Swab Positif Corona

 

Masa Karantina di Rumah Saja, Jangan Kebanyakan Rebahan dan Tidur

Jika Ramadan dan lebaran tahun lalu dia mendapatkan omzet yang tinggi, saat ini Firdayanti bahkan tidak bisa memprediksi berapa banyak produk cokelat buatannya dapat terjual.

Meski demikian, dia tetap optimistis penjualan produk karakter yang biasanya menjadi salah satu kudapan Idulfitri masih bisa berjalan lancar.

"Alhamdulillah, orderan masih masuk meskipun terjadi penurunan yang jauh." katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved