Pelaku Tipsani Jebol Algoritma Nasabah

Untuk mencegah terjadinya kasus pembobolan rekening, para nasabah harus benar-benar merahasiakan data-data pribadi khususnya nama ibu kandung

Editor: Soegeng Haryadi
DOK. SRIPO
Hidup Mewah Tanpa Kerja 

PALEMBANG, SRIPO -- Pengamat IT dari MDP Palembang, Molavi Arman mengungkapkan cara yang dilakukan pelaku kasus tipu sana-sini (Tipsani) membobol rekening nasabah perbankan. Menurutnya hal itu dilakukan pelaku dengan cara meretas algoritma visa dan nomor rekening.

Maka itu, untuk keamanan agar rekening tidak dijebol oleh para hacker jika ada transaksi mencurigakan yang tidak dilakukan oleh para nasabah agar segera melapor ke bank.

"Pelaku ini mengikuti algoritma rekening. Jadi untuk keamanannya kembali kepada pemilik kartu, jika ada transaksi yang mencurigakan segera lapor ke bank," katanya kepada Sripo, Rabu (15/4).

Faktor Ekonomi Dorong Pelaku Tipsani

Hidup Mewah Tanpa Kerja, Gaya Hidup Sindikat Penipuan Layanan SMS dan Ponsel

Video Ekslusif: Hidup Mewah Tanpa Kerja, Gaya Hidup Sindikat Penipuan Layanan SMS dan Ponsel

Ditambahkan Molavi, untuk mencegah terjadinya kasus pembobolan rekening, para nasabah harus benar-benar merahasiakan data-data pribadi khususnya nama ibu kandung si pemegang kartu kredit.

Nama ibu kandung menjadi kunci utama hacker untuk meretas. Apabila nama ibu kandung dengan mudah diketahui pelaku, maka ia dengan mudah dapat mengaku sebagai nasabah yang asli, pada saat melakukan proses peretasan.

"Apabila si pelaku mengalami kesulitan untuk menjebol, biasanya nama ibu kandung jadi alternatif untuk mengakui bahwa mereka pemilik sah," jelasnya.

Selain itu, para pemegang nasabah juga harap waspada jika melakukan transaksi belanja di dunia maya melalui marketplace atau sebuah website dan aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai toko. Marketplace ataupun toko online tidak menyediakan fitur penghapusan user.

"Data pribadi para konsumen seperti alamat, nomor handphone, nomor rekening dan data lainnya akan otomatis akan tercatat di marketplace. Apabila situs tersebut dijebol maka data pribadi pelanggan bisa diambil para hacker," ujar Molavi. (oca)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved