Nasib Perempuan Tua di Muratara Ini Begitu Pilu, Sebatang Kara Bertahan Hidup Pungut Buah Pinang
Getirnya hidup sudah dirasakan Nurmiyati sejak berpuluh-puluh tahun.Wanita tua renta berumur 70 tahun ini seakan sudah kebal dengan kerasnya hidup.
SRIPOKU.COM, MURATARA - Getirnya hidup sudah dirasakan Nurmiyati sejak berpuluh-puluh tahun.
Wanita tua renta berumur 70 tahun ini seakan sudah kebal dengan kerasnya kehidupan dunia.
Penyandang tunawicara atau bisu ini tidak bisa berbicara normal seperti warga biasanya.
Karena itu, warga setempat biasa memanggilnya dengan panggilan 'Bicik Waw'.
• Inilah 7 Cara Menjaga Anak-anak Tetap Sehat Selama Pandemi Virus Corona: Jangan Lupa Cuci Tangan
Hidupnya di bawah garis kemiskinan, kini ditambah musibah duka mendalam menerpa dirinya.
Anak lelaki satu-satunya meninggal dunia dua hari yang lalu, Minggu (5/4/2020).
Tanah kuburan anaknya masih merah, matanya pun masih sembab ditinggal sang anak untuk selamanya.
Mendiang anaknya bernama Ahyar, berusia 38 tahun dengan status masih bujangan.
Kini Nurmiyati harus menjalani hidup sendirian karena suaminya juga sudah lama meninggal dunia.
Dia tinggal di sebuah rumah kecil permanen peninggalan orangtuanya, namun sudah lapuk dimakan usia.
Alamatnya di RT 03, Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Rumahnya sederhana beratap seng berbentuk huruf L dengan ukuran 6 meter dan lebar 4 meter.
• Sumsel Kebagian 83.159, Penerima Kartu Pra Kerja Bakal Terima Rp 3,5 Jutaan, Ini rinciannya
Di rumah inilah Nurmiyati akan menjalani masa tuanya sendirian tanpa ada seorang pun di sampingnya.
Keluarga ia sendiri maupun dari suaminya masih ada, namun tinggal bersama keluarganya masing-masing.
Keluarga Nurmiyati, Mina (48), menceritakan sehari-hari kakak iparnya membuat sapu tradisional atau warga setempat menyebutnya 'sapu serdang'.