Mimbar Jumat
Sya’ban, Bulan Diangkatnya Amal
Sejak bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhon secara berturut-turut disebut bulan Pensucian, pensucian badan, pensucian hati dan pensucian ruh.
Dari hadits di atas ini kita dapat memahami bahwa perbuatan amal maupun lainnya yang selama ini dikerjakan oleh hamba Allah swt, semuanya dilaporkan kepada DIA, yaitu pada bulan penutup bulan sya’ban.
Oleh sebab itu kemudian Rasulullah SAW menganjurkan umatnya agar mempersiapkan diri menyambut kedatangan bulan mulia ini dengan memperbanyak Ibadan pada bulan sya’ban, terutama berpuasa.
Ummi Salamah ra mengatakan bahwa Rasulullah tidak pernah berpuasa dalam satu tahun kecuali pada bulan sya’ban yang diteruskan pada bulan ramadhon.
Sedangkan dari Ayub ra mengatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah puasa sunat lebih banyak, selain pada bulan Sya’ban.
Demikian juga dalam hadits Rowahu Ahmad, Bukhori dan Muslim, Rasulullah SAW pernah puasa sebulan penuh pada bulan Sya’ban.
Maka itu, kita hamba Allah dianjurkan untuk berpuasa dengan harapan bila amal kita dilaporkan ke hadirat-Nya, bertepatan pula kita sedang melakukan Ibadan sunnah yaitu berpuasa.
Amalan-amalan juga yang sangat baik dilakukan selain berpuasa tadi yaitu banyak membaca solawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Hal ini selaras dengan hadits beliau yang dirawi oleh Anas bin Malik ra sebagai berikut .
“Allah telah menciptakan cahaya di bawah arasy.
Lalu Allah ciptakan malaikat yang memiliki dua sayap. Satu sayap di timur dan satu lagi di barat.
Sedangkan kepalanya dibawah arasy serta kakinya bertengger dibawah lapisan bumi yang ke tujuh.
Maka ketika seorang hamba berselawat kepadku di bulan sya’ban, maka Allah memerintahkan malaikat untuk berendm dalam air kehidupan.
Setelah itu diperintahkan Allah untuk mengibaskan kedua sayapnya.
Dari sela bulu sayapnya berguguran percikan air yangmenetes.
Dari tetesan air itu tercipta banyak malaikat yang kemudian memohon ampunan kepada Allah untuk mereka yang berselawat tadi sampai hari kiamat”.