Masyarakat Prabumulih Minta Pemkot Serius Tangani Corona

Hulu meminta pemerintah juga harus peduli dengan tenaga medis agar dalam bekerja bisa terlindungi.

Editor: Soegeng Haryadi
Shutterstock
Ilustrasi Covid-19 

PRABUMULIH, SRIPO -- Adanya unggahan situs resmi http://Corona.Sumselprov.go.id dan pernyataan jubir Dinkes Sumsel jika di Sumsel tercatat dua kasus Covid-19 yang terkonfirmasi alias positif yakni di Kota Palembang dan kota Prabumulih, membuat masyarakat kota Prabumulih menjadi was-was. Para tokoh masyarakat kota Prabumulih meminta pemerintah kota Prabumulih untuk tidak setengah-setengah dalam mengatasi virus pandemi yang kian menyebar tersebut.

"Sekarang ini perintah lockdown itu tidak jelas, semestinya pemerintah benar-benar melakukan lockdown dan meminta seluruh masyarakat diam dirumah secara lokal sehingga mata rantai corona terputus, tentu pemerintah melindungi diri masyarakat juga harus melindungi perut mereka, biayai, jangan setengah-setengah seperti ini," ungkap TR Hulu yang merupakan tokoh masyarakat kota Prabumulih kepada wartawan, Minggu (29/3/2020).

UPDATE Virus Corona di Sumsel - Tambahan Pasien Positif Asal Sumsel Merupakan Warga Asal Prabumulih

Pemkot Prabumulih Belum Terima Laporan Resmi Warganya Meninggal Akibat Positif Virus Corona

Hulu mengatakan, pemerintah sendiri sudah memiliki data masyarakat miskin atau tidak mampu dari kategori pekerjaan hingga lainnya, hal itu bisa dilihat dari penerima PKH, KIS serta program bantuan warga miskin lainnya sehingga akan lebih mudah memberikan solusi selama lockdown.

"Pemerintah harus juga mengucurkan dana untuk masyarakat sehingga mereka ada jaminan untuk diam di rumah, pemkot sudah ada data dan prioritaskan ke masyarakat yang bergantung hidup dengan harus keluar seperti tukang ojek dan lainnya. Hentikan dulu program pemerintah membangun jalan, drainase dan lainnya tapi alihkan dulu anggaran untuk mengatasi agar Covid-19 tidak menyebar di Bumi Seinggok," tegasnya.

Tidak hanya itu, pria yang pernah menjadi anggota DPRD Prabumulih ini juga meminta agar pejabat berhenti melakukan pencitraan dengan melakukan penyemprotan tidak jelas yang menghabiskan anggaran, tapi berikan sesuatu yang langsung menyentuh masyarakat.

"Stop dulu pencitraan semprot jalan, virus itu hidup ditempat lembab dan ada media atau perantara, percuma menyemprot jalan habis saja anggaran. Selain itu stop dulu pembangunan karena pembangunan jalan dan drainase itu tidak penting, yang penting sekarang ini urusan nyawa masyarakat," tegasnya.

Selain itu, Hulu meminta pemerintah juga harus peduli dengan tenaga medis agar dalam bekerja bisa terlindungi.

"Kenapa sulit mengalihkan anggaran, alihkan anggaran untuk membeli APD, harus suplai APD untuk tenaga medis atau bahkan beri mereka insentif karena ini taruhannya nyawa. Kebijakan lockdown itu berlakukanlah sebelum terlambat, kalau warga sudah mati maka tidak ada gunanya lagi," bebernya seraya menyeru agar pemerintah kota Prabumulih harus tanggap terkait corona.

Hal yang sama disampaikan warga lainnya, Devi mengungkapkan pemerintah harus memiliki juru bicara dan memberikan konfirmasi terkait isu-isu corona maupun PDP, ODP maupun lainnya sehingga masyarakat tidak cemas.

"Harusnya tiap ada isu pemerintah segera menanggapi sehingga tidak cemas, kita sudah lockdown dan melakukan penyemprotan sendiri di rumah namun tidak jelas apakah ada positif atau tidak. Semestinya ada penjelasan informasi, identitas itu semestinya tidak masalah disebar karena ini bukan aib, kalau kita ads informasi kita bisa antisipasi," bebernya. (eds/ts)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved