Virus Corona

Takdir, Ikhtiar dan Tawakal (Menghadapi Virus Corona atau Corona Virus Disease/Covid-19)

Virus corona yang mewabah ke tingkat pandemi, menyebab masyarakat dunia dibuat repot dan kelabakan .

Editor: Salman Rasyidin
ist
Prof. Dr. H Jalaludin. Takdir, Ikhtiar dan Tawakal (Menghadapi Virus Corona atau Corona Virus Disease/Covid-19) 

 Mengisolasi diri di rumah, juga mampu.

Sebab stok makanan de­ng­an mudah dapat disediakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Sebaliknya, ma­syarakat miskin dan di bawah garis kemiskinan, sulit untuk berbuat seperti itu.

 Bahkan untuk me­menuhi kebutuhan pokok sehari-hari saja sudah bukan main beratnya.

Adapun golongan masyarakat kelas bawah yang disebut-sebut berjumlah sekitar 94, 6 juta ini hanya hidup dari asupan harian jenis KKN (kerupuk, kecap, nasi).

Jelas daya tahan tubuh rata-rata lemah, termasuk ke dalam golongan ini adalah para pemulung, pengemis, manusia gerobak, penghuni kolong jembatan dan emper-emper pertokoan, pekerja serabutan, para pe­narik becak maupun pekerja kasar lainnya.

Manusia Gerobak
Manusia Gerobak (IST)

Bagaimanapun mereka ini mustahil mampu me­nebus resep : empat sehat lima sempurna, sanitasi lingkungan, hand sanitizer, maupun masker.

Se­lain itu, manusia “gentayangan” ini sulit untuk mematuhi anjuran lock down.

Ruangan iso­la­si pun tak bakal mampu menampungnya, bila saja covid- 19 secara “serampangan” me­nying­gahi kaum dhu’afa ini.

Kumpulan manusia yang hanya punya nyawa dan badan.

Mencermati latar belakang kedua golongan ini, secara teoritis, golongan menengah ke bawah dan “manusia papa“ ini yang paling rentan terserang Covid- 19.

Namun kenyataannya ter­balik.

Cegah Virus Corona, 8 Artis Ini Berjemur di Bawah Matahari, Posenya Ada yang Pamer Tato di Dada!

Dalam beroperasi, tampaknya Covid- 19 memberlakukan ”tebang pilih”.

Wabah ini le­bih “enjoy” bermesraan dengan kalangan menengah ke atas.

Di Eropa, Covid-19 “me­rangkul“ sejumlah pesepakbola kelas dunia.

Di beberapa negara lain “menggaet“ pejabat.

Di dalam ne­geri sendiri covid-19 yang “nakal” ini tak segan-segan “sowan“ ke menteri dan pejabat.

Hanya para koruptor yang tampaknya masih belum sempat disinggahi wabah mematikan ini.

Barangkali karena sebelum covid-19 “mentas” ke panggung dunia, para koruptor sudah ter­ka­rantina “di penjara”.

Kasus seperti ini setidaknya menyibak akan adanya takdir, serta ke­benarannya.

Ternyata di balik semuanya itu ada faktor penentu yang sama sekali tak ter­ja­mah oleh kemampuan logika manusia, yakni takdir Allah.

Dikemukakan dalam firman-Nya: “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang me­nim­pa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis di Lauh Mahfuz, sebelum Kami mewujudkannya.“ ( QS. 57 : 22).

WASPADA! Siapa Pun Dapat Menularkan Virus Corona

Tiada suatu bencanapun yang menimpa apapun di bumi, yakni seperti keke­ring­an, longsor, gempa, banjir, paceklik, dan tidak pula pada diri kamu sendiri sendiri, yakni wa­hai seluruh manusia, kafir atau Mu’min, seperti penyakit, kemiskinan, kematian dan lain- la­in, melainkan telah tercatat dalam kitab, yakni Lauh Mahfuz atau ilmu Allah SWT yang me­liputi segala sesuatu sebelum Kami/Allah menciptakannya, yakni sebelum terjadinya mu­si­bah itu.

Sungguh pengetahuan dan pencatatan itu bagi Allah sangatlah mudah, karena il­mu­nya mencakup segala sesuatu dan kuasa-Nya tidak terhalang oleh apapun (M. Quraish Shihab, 2012 ). Tak terkecuali kematian.

Ditegaskan oleh Sang Maha Pencipta : “Di manapun kamu berada, kematian akan men­da­pat­kan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh.“ (QS, 4 : 78).

Kematian pasti menjemput seseorang yang telah ditetapkan kematiannya, meskipun dia ber­ada dalam satu benteng yang dilindungi oleh benteng lain yang tinggi lagi kokoh dan terbuat de­ngan amat rapi (M. Quraish Shihab, 2012).

Kalau begitu, penempatan mereka yang ter­papar covid-19 dalam ruangan isolasi yang dilengkapi dengan perangkat dan tenaga medis se­­­canggih apapun, tak bakal berhasil menangkal kematian.

Sementara, kalau sudah ditak­dir­kan, maka apabila datang kematian tak bakal dapat ditunda walau sesaat (QS. 7 : 34).

VIDEO: Anang Hermansyah Kaget dengar Pengakuan Pasien Virus Corona Yang Sembuh, Cuma Minum Obat Ini

Takdir (taqdir) adalah ‘ukuran-ukuran yang telah ditetapkan atas segala sesuatu “Peribahasa juga me­ngatakan“ Man proposes and God disposes” atau “Ya’tazimul mar’u amra wa yuqa­ddi­ru­laluamra”.

 Manusia berencana, Tuhan yang menentukan.

Manakala dihadapkan dengan takdir kemampuan manusia akan kehilangan kekuatannya.

O­leh karena itu berhadapan dengan kasus wabah Covid-19 seperti ini pula sejatinya, kita akan ter­cerahkan oleh nilai-nilai imani.

Dalam ketidakberdayaan lantas kita diperintahkan untuk ber­tawakal, yakni menyerah kepada qada’ dan putusan Allah (Harun Nasution, 1978).

Pe­rintah bertawakkal kepada Allah, yakni perintah menjadikan-Nya sebagai wakil.

Ketika men­jadikan Allah SWT sebagai wakil, manusia dituntut untuk melakukan sesuatu yang bera­da dalam batas kemampuannya (M. Quraish Shihab, 1996).

Sebagai orang yang beriman, ka­sus pandemi Covid- 19 ini sekaligus menyadarkan kita, bahwa kemampuan manusia ter­ba­tas.

Sebagai upaya terakhir marilah kita bertawakkal.

Tak ada pilihan lain yang lebih tepat dan pantas.

Seiring dengan itu kita pun berdoa akan keselamatan bersama, serta berupaya un­tuk lebih mendekati diri kepada-Nya.

Semoga pandemi ini segera berlalu. Amin.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved