Tiga Hari ke Negeri Jiran, Warga Empatlawang Pulang Batuk Plus Demam
Sejauh ini di Sumsel sudah ada tiga orang yang masuk daftar pasien dalam pengawasan (PDP).
Sejauh ini, Lesty menyebut sebanyak 76 masyarakat di Sumsel yang masuk dalam daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait COVID-19. Dari jumlah tersebut, sudah sebanyak 66 orang yang telah selesai menjalani pemantauan selama 14 hari. Dan hasil pemeriksaan terhadap seluruhnya dinyatakan negatif.
"Tinggal 10 orang lagi yang akan menyelesaikan masa pemantauan selama 14 hari. Masa itu akan selesai dalam waktu dekat dan sejauh ini kondisi mereka terpantau baik-baik saja," tuturnya.
Sedangkan lanjut dia, sejauh ini di Sumsel sudah ada tiga orang yang masuk daftar pasien dalam pengawasan (PDP).
Ketiga pasien tersebut juga sudah dinyatakan negatif terjangkit virus Corona berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan sebanyak dua kali.
"Hasilnya kan kita juga sudah tahu bahwa yang masuk daftar PDP, ketiganya dinyatakan negatif (Corona)," ujarnya.
Hingga saat ini, di Sumsel sudah ada 5 rumah sakit yang menjadi rujukan terkait penanganan virus Corona. Yakni Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, RS Dr Rivai Abdullah Banyuasin, RSUD Lahat, RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumsel dan RSUD Kayuagung.
Dikatakan Lesty bahwa pihaknya saat ini sudah mengajukan usulan untuk menambah jumlah rumah sakit rujukan penanganan Corona.
"Sekarang sedang kita data rumah sakit mana yang bisa menjadi tempat rujukan. Harapannya supaya disetiap kabupaten kota di Sumsel ini ada semua rumah sakit rujukan penanganan Corona. Jadi bila ada yang terindikasi, bisa cepat mendapat penanganan," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Cikwi Faris mengatakan, pelajar itu dirujuk cepat untuk mendapatkan penanganan khusus.
"Pasien sedang dipantau terus, tapi perlu diketahui belum tentu dia positif corona," katanya.
Cikwi menjelaskan, pelajar itu sekolah di salah satu pesantren di Jakarta kemudian pulang ke Lubuklinggau.
Sampai di Lubuklinggau, yang bersangkutan mengalami demam tinggi selama lima hari.
"Karena demam itu sebagai antisipasi langsung kita kirim, karena mencegah itu lebih baik, namanya juga antisipasi," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Marlinda Sari menyebutkan, pelajar yang diduga suspect corona dari Lubuklinggau itu dahulunya orang Muratara.
"Kami sudah menelusuri latar belakang pasien, ternyata pasien dulunya orang Muratara," kata Marlinda.