Rebutan Kursi Ketua Golkar Sumsel: Adu Strategi Alex Versus Kahar Muzakir

Pemerhati politik Sumsel Bagindo Togar mengatakan, Musyawarah X DPD I Partai Golongan Karya (Golkar) Sumatera Selatan yang dilaksanakan 4-5 Maret ini,

Editor: Bejoroy
Sriwijaya Post edisi cetak
Dodi Reza Alex dan Kahar Muzakir. 

SRIPOKU.COM , PALEMBANG - Pemerhati politik Sumsel Bagindo Togar mengatakan, Musyawarah X DPD I Partai Golongan Karya (Golkar) Sumatera Selatan yang dilaksanakan 4-5 Maret ini, menjadi semakin menarik di mata publik daerah ini.

Dari beberapa kandidat, akhirnya mengerucut kepada dua calon ketua periode 2020-2025, yaitu Dodi Reza Alex (Bupati Muba) dan Andie Dinaldi (anggota DPRD Sumsel).

Menurur Bagindo, berdasarkan pengamatan realitas perkembangan politik di kalangan Internal pengurus partai berlambang pohon beringin ini, dinamika juga akselerasi tergolong tinggi.

Ridho Yahya Siap Maju Mencalonkan Diri Jadi Ketua DPD I Partai Golkar Sumsel, Tolak Gontok-gontokan

Kahar Muzakir Asal Sumsel Jadi Wakil Ketua Umum, Ini Daftar Kepengurusan DPP Partai Golkar 2019-2024

Awalnya disebutkan bahwa tiga Trah politisi senior akan berkontestasi dalam Musda X ini, antara kubu Alex Noerdin (AN), Kahar Muzakir ( KM), dan kubu Mawardi Yahya (MY).

Tetapi, hingga akhirnya figur calon yang berkompetisi sengit adalah representasi kekuatan politik AN versus KM +MY, yakni Dodi Reza yang didukung AN melawan Andie yang didukung KM+MY.

"Bila perseteruan memperebutkan nakhoda Partai Golkar ini senianan, maka kepiawaian mengartikulasikan kepentingan para peserta ( pemilik hak suara) menjadi penentu kemenangan. Dimana ada 23 Suara yang diperebutkan, dan minimal harus menguasai 12 suara, kecuali ada pemilik hak suara yang abstain," katanya.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Diakuinya, bila berasumsi pada ragam syarat normatif dan persepsi publik, untuk layak tidaknya sosok seseorang tampil sebagai pemimpin partai untuk lima tahun ke depan, sepertinya Dodi dinilain lebih pantas menduduki jabatan ketua, dikarenakan levelitas kader, pengalaman politik di pemerintahan, keintelektualan, dan network yang dimiliki.

"Tetapi fatsun, kondisi dan political game, tak selalu kaku agar dipahami seperti itu. Politik itu seni untuk menentukan pilihan, berdasarkan kepentingan dalam suatu momentum yang tepat," bebernya. Di luar syarat normatif dan persepsi politik publik di atas, kedua calon tokoh ini, relatif sama peluang dan kekuatannya, karena sepertinya kapitalisasi serta komitmen politik, akan menjadi issue strategis yang akan dihadapkan kepada keduanya.

"Andie terkesan mendadak menjadi the rising star di tubuh Golkar Sumsel. Sesungguhnya bukan sontak mendadak bergerak sendiri, tapi dirinya mewakili kelompok besar yang mencoba untuk menggeser hegemoni ketokohan politik AN, yang sudah cukup lama mengnakhodai Partai Golkar di Sumsel selama ini," tuturnya.

Ditambahkan Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya (Fordes) ini, era kaum tua itu sudah saatnya berakhir, kini generasi penerus mereka, yang berkompetisi untuk periode-periode yang akan datang, atau era kaum milineal, dimana ada sekitar 55% pemilih tetap pada pemilu tahun 2024.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

"Siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin Partai Golkar dalam Musda X thn 2020, akan dilimpahi beragam pesan, hadiah, bonus dan posisi politik ber kelas plus strategis di wilayah ini. Bisa saja diposisikan sebagai calon gubernur , King Maker atau keduanya pada Pemilu 2024 mendatang," tandasnya.

Akhirnya, tentu saja, diharapkan kepada peserta musda X dan Keluarga besar Partai Golkar, hendaknya tidak terjebak dan larut dalam euforia serta atmosfir yang ada dalam suasana Musda saja, tetapi utamakan keberadaan dan perkembangan partai ini pasca Musda, apakah semakin berkurang atau bertambah kemanfaatannya bagi masyarakat, pemerintah maupun negara ini. "Kembali lagi, perebutan kursi Ketua Golkar Sumsel nantinya bermuara kepada Tahun Politik 2024. Figur ketokohan politisi senior Golkar memang telah berakhir, tapi agenda atau kepentingan politik tetap saja menjadi tujuan utama yang wajib diperjuangkan," tandasnya. (ts-arf)

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Facebook Sripoku
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved