Banjir Bandang di Prabumulih
Banjir Bandang di Prabumulih, Warga Justru Datang Buat Mandi Hingga Selfie
Warga beramai-ramai datang ke lokasi banjir untuk mandi, mencuci pakaian, mencuci motor dan sekedar untuk selfie.
Banjir Bandang di Prabumulih, Warga Justru Datang Buat Mandi Hingga Selfie
SRIPOKU.COM, PRABUMULIH - Banjir bandang merendam jalan di Desa Sungai Medang tersebut mengundang perhatian dan menjadi hiburan banyak warga Kota Prabumulih dan Kabupaten Pali.
Warga beramai-ramai datang ke lokasi banjir untuk mandi, mencuci pakaian, mencuci motor dan sekedar untuk selfie.
"Kita datang dari Prabujaya Prabumulih, sengaja datang untuk mandi-mandi, tiap tahun banjir ini jadi kito datang ke sini, enak banjir disini airnya bening jasi bisa mandi," kata Maya, satu diantara warga dibincangi, Minggu (23/2/2020).
Banjir bandang akibat luapan sungai Lematang membuat jalan penghubung Kabupaten Pali dan kota Prabumulih tepatnya di Desa Sungai Medang Kecamatan Cambai Kota Prabumulih, lumpuh.
Jalan penghubung dua daerah tersebut terendam banjir dengan ketinggian lutut hingga pinggang pria dewasa.
Banjir merendam jalan penghubung tersebut terjadi di tiga titik.
Terparah di jalan Sungai Medang tepatnya tak jauh dari bangunan Water Intake milik PDAM Tirta Prabujaya.
Akibat banjir tersebut pengendara mengalami kesulitan ketika melintas dan tak jarang sepeda motor warga mogok akibat mesin dimasuki air.
Sementara di ketingian air 1,5 meter, pengendara terpaksa menggunakan jasa warga untuk menggotong sepeda motor agar bisa menyeberangi banjir.

"Kita kesulitan melintas akibat banjir ini, ketinggian air sekitar sepinggang. Saya tiap hari melintas di sini untuk ke Pali, sangat terganggu sekali akibat banjir," kata Silalahi, pengendara motor ketika diwawancarai, Minggu (23/02/2020).
Silalahi mengatakan, sepanjang jalan tersebut ada tiga titik terparah dan dalam yang membuat dirinya terpaksa meminta bantuan warga untuk menggotong motor dengan membayar uang Rp 5000 tiap kali digotong.
"Untuk menyeberang terpaksa digotong, memang tidak ada tarif dan paksaan tapi dari pada motor kita mogok lebih baik bayar," katanya.
Banjir di kawasan itu menurut Silalahi terjadi tiap tahun dan selalu membuat pihaknya kesulitan tiap melintas.
"Kita berharap pemerintah membangun jalan ini agar tidak terus terjadi banjir," harapnya.
Hal yang sama disampaikan Rosimam yang mengaku akibat banjir tidak bisa melintas dan terpaksa memanggul motor dengan bantuan masyarakat sekitar.
"Setiap hari kita melintas sini, sangat terganggu sekali akibat banjir ini. Harapan kita pemerintah memberikan solusi pembangunan sehingga jalan disini tidak lagi banjir," katanya.
Tidak hanya banyak didatangi warga, banjir merendam jalan itu ternyata juga membawa berkah bagi warga khususnya para pemuda pengangkat motor dan para pedagang.
"Dalam sehari sekitar 50 motor kami angkat bersama kawan-kawan, tidak ada tarif seikhlasnya kadang Rp 5000 dan kadang Rp 2000, ada juga tidak bayar tidak apa-apa," kata Hartono, pemuda Sungai Medang pengangkat motor.
• BREAKING NEWS : Banjir Lumpuhkan Jalan Penghubung Pali-Prabumulih, Air Setinggi Lutut
• Cuma Bawa Scan KTP, Peserta CPNS PALI Asal Muba Ini Gagal Ikut Tes, Ngaku Kelupaan
Hartono mengatakan, selain kendaraan tak jarang ada warga yang minta digendong untuk melintasi banjir agar pakaian tidak basah.
"Ada juga yang bersikeras melintas malah terseret air, karena ada yang tidak percaya kalau dalam," bebernya.
Sementara Misni, pedagang makanan di lokasi banjir mengaku berjualan makanan dan minuman baru sehari lantaran warga yang mengunjungi jalan banjir itu sangat ramai.
"Pembeli datang dari Sungai Medang, Tanjung Dalam, Sedupi dan banyak lainnya, mereka itu main-main ke sini lihat banjir, mandi. Bagi kita pedagang memang banjir membawa berkah tapi tidak enak juga banjir terus," katanya seraya mengatakan tiap banjir dirinya selalu berjualan.