Puluhan Warga Prabumulih, Mengaku Sakit DBD, 1 Warga Meninggal, Dinkes Bantah Ada Pasien Meninggal
Satu warga Prabumulih Meninggal, diduga akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Memang ada masyarakat kita yang meninggal karena DBD, memang meninggal itu ajal namun diagnosa dokter demikian," ujarnya.
Jakaria menuturkan, sepengetahuan dirinya saat ini sudah banyak warga terkena penyakit DBD dan dibawa ke rumah sakit dan beberapa langkah pencegahan telah dilakukan.
"Dinkes dan Puskesmas sudah ke rumah korban, membagikan bubuk abate dan melakukan fogging dan terakhir kami layangkan surat agar dilakukan fogging masal di desa dan sudah dilakukan," bebernya.
Jakaria berharap, kepada instansi terkait supaya di programkan untuk dilakukan fogging dan jangan sampai ada kejadian orang sakit baru dilakukan fogging.
"Pihak terkait harus cekatan jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi. Kalau anggaran cukup kita beli sendiri alat fogging tapi dana kita belum cukup," katanya seraya mengatakan perangkatnya terus mensosialisasikan hidup bersih dan jaga kesehatan.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkot Prabumulih, dr Happy Tedjo membantah, bahwa Suwandi yang merupakan warga Desa Pangkul meninggal karena terserang penyakit DBD.
"Dari awal masuk rumah sakit, dia itu PTOK sesak paru dan jantung dan trombosit terus turun. Karena DBD itu terdiri dari dua yakni DBD dan suspend DBD, almarhum itu meninggal karena paru dan jantung bukan karena DBD. Apalagi kalau trombosit sampai 50 itu masih aman, di RS ada trombosit 50 bahkan 25 juga masih aman," katanya.
Lebih lanjut dr Tedjo mengungkapkan, jika jumlah penderita DBD di kota Prabumulih pada Januari sebanyak 36 orang dan di bulan yang sama tahun lalu sebanyak 20 orang.
"Jadi kita belum KLB (kejadian luar biasa). Karena KLB itu kalau ada peningkatan dua kali lipat dibandingkan dengan bulan yang sama sebelumnya," kata dia.