Puluhan Warga Prabumulih, Mengaku Sakit DBD, 1 Warga Meninggal, Dinkes Bantah Ada Pasien Meninggal
Satu warga Prabumulih Meninggal, diduga akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).
Puluhan Warga Prabumulih Mengaku Terkena Sakit DBD, 1 Warga Meninggal, Dinkes Bantah Ada Pasien Meninggal
SRIPOKU.COM,PRABUMULIH - Satu warga Prabumulih Meninggal, diduga akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).
Selain itu, diklaim ada puluhan warga lainnya juga terkena penyakit DBD.
Suwandi meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama satu minggu di RSUD Kota Prabumulih.
"Suami saya sakit kemarin dinyatakan menderita DBD dan kata dokter trombosit turun, kemarin ada hasil pemeriksaan darah dari rumah sakit tapi sudah kami buang karena almarhum meninggal," ungkap Nurhayati (37) istri korban ketika diwawancarai di kediamannya, Rabu (05/02/2020).
Nurhayati menceritakan, suaminya Suwandi meninggal pada Kamis 9 Januari berawal dari demam ringan yang langsung dibawa berobat ke Bidan Desa.
Namun karena tak kunjung membaik maka keesokan harinya dibawa ke rumah sakit umum.
"Hasil pemeriksaan trombosit turun dan dinyatakan DBD, badan suami saya itu panas terus dan tak pernah turun bahkan saat meninggal panas 40 derajat. Saat itu kata suster sudah biasa kalau DBD memang suka sesak nafas dan trombosit turun terus, suster cuma kasih Paracetamol kalau panas dan kasih paracetamol cair melalui infus kalau panas makin tinggi," bebernya.
• Warga di Prabumulih Sempat Gempar, Lihat Anak Harimau Masuk Desa, Ternyata Macan Akar
Lebih lanjut ibu anak tiga ini menuturkan, saat dirawat dan setelah suaminya meninggal petugas kesehatan dari puskesmas maupun dari dinas kesehatan datang melakukan fogging dan penyebaran bubuk abate ke rumah-rumah warga.
"Dinas Kesehatan dan puskesmas membagikan bubuk abate, setelah itu melakukan foging dan foging kedua kalinya atas permintaan kepala desa maupun perangkat, karena selain suami banyak warga juga terserang DBD," katanya berharap agar pemerintah harus cepat bertindak ketika ada kasus tersebut.
Hal yang sama disampaikan salah seorang kadus Pangkul Jaya, menuturkan jika sepanjang Januari 2020 sudah banyak warga terserang DBD termasuk dirinya dan keluarga.
"Saya ini baru sembuh, kemarin saya lalu anak saya dan istri, alhamdulilah sembuh. Warga kami sudah banyak terserang DBD mungkin sepanjang januari ini sudah puluhan," ujarnya.
Kadus tersebut mengaku setiap tahun ada puluhan warga Pangkul Jawa yang terserang penyakit DBD dan bahkan pada tahun sebelumnya ada anak kecil yang meninggal dunia karena terserang penyakit akibat nyamuk aides aygepty itu.
"Tiap tahun warga kami jadi langganan penyakit DBD, tidak pernah absen, tidak tahu penyebabnya apa padahal lingkungan sudah bersih," bebernya seraya mengatakan tempat penampungan air sudah bersih dan diberi bubuk abate.
Sementaea Kepala Desa Pangkul, Jakaria Yadi membenarkan ada masyarakatnya yang meninggal karena terserang penyakit.