TNI Siap Evakuasi 245 WNI yang Terisolasi Corona,Tim Dilengkapi Baju Astronot

Jumlah korbannya pun terus bertambah menjadi 170 orang meninggal dunia, dan 7.864 kasus terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.

Editor: Soegeng Haryadi
dokumen rizky
Mahasiswa asal Sekayu kuliah di Cina 

JAKARTA, SRIPO -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan kesiapan mengevakuasi 245 warga negara Indonesia yang masih terisolasi akibat menjangkitnya virus Corona di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China. TNI menyediakan tiga pesawat pengangkut, beserta tim medis, termasuk pakaian mirip seragam astronot yang dapat melindungi petugas dari infeksi atau penularan.

Penyakit virus Corona menyebar cepat. Hingga kemarin, telah ditemukan di 18 negara. Jumlah korbannya pun terus bertambah menjadi 170 orang meninggal dunia, dan 7.864 kasus terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.

350 Pekerja Cina tak Bisa Kembali ke Tanjungenim, Tiket Pesawatnya Dicancel Dulu

Tolong Evakuasi Anak Kami

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan jajaran di Mabes TNI telah menyiapkan sejumlah peralatan guna melakukan evakuasi. Peralatan tersebut di antaranya baju steril dan proteksi mirip seragam astronot atau hazmat suit yang biasa digunakan tenaga medis untuk mencegah penularan penyakit.

"TNI bersama Dinas Kesehatan Angkatan menyiapkan peralatan apa saja yang harus dibawa, termasuk baju astronot yang putih-putih (hazmat suit) itu. Ruang isolasi, saya juga minta, termasuk juga untuk memonitor panas tubuh mereka," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat rapat dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (30/1).

Hadi menambahkan, "Mabes TNI juga telah menyiagakan setidaknya tiga pesawat yang nantinya akan digunakan untuk menjemput WNI di Wuhan. Tiga pesawat tersebut masing-masing dua pesawat Boeing 737 dan satu pesawat Hercules C-130. Ketiga pesawat ini masing-masing bisa menampung sebanyak 90 hingga 100 WNI yang nantinya akan dievakuasi."

Hadi menegaskan, "Sudah kami siapkan semua termasuk dukungan pesawat milik TNI. Tinggal kita berkoordinasi dengan Menlu Retno Marsuidi, kapan kita diberangkatkan."

Presiden Joko Widodo mengatakan sudah meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi agar mulai mengkaji opsi evakuasi Warga Negara Indonesia di Wuhan, China. Pernyataan Jokowi tersebut menyusul langkah Amerika Serikat dan Jepang yang sudah mengevakuasi warganya di Wuhan, provinsi Hubei karena mewabahnya virus Corona tersebut.

"Tadi sudah saya sampaikan pagi tadi saya sampaikan kepada Menlu untuk mulai menjajaki mengenai itu (evakuasi ) tapi juga tahapan-tahapannya baru sore ini kita lakukan," katanya di Puspitek, Tangerang Selatan, Kamis siang.

Hingga berita ini diedit, belum diperoleh keputusan terakhir dari presiden menyangkut evakuasi 245 WNI di China.

Marsekal Hadi mengungkapkan ada kabar yang menyebut Menteri Luar Negri Retno berencana menyewa maskapai penerbangan Lion Air untuk mengevakuasi WNI dari Wuhan. Perihal wacana tersebut, Marsekal mengatakan jika itu dilakukan Menlu Retno, tentunya itu sudah menjadi pertimbangan bagi pihak Kemenlu.

"Seandainya mencarter pesawat sipil itu juga sudah jadi pertimbangan ibu Menlu.Yang penting kami siap, kapan diminta bantuan, kami siap," ujarnya

Hingga kemarin, Mabes TNI masih menunggu perintah presiden dan permintaan Menlu Retno Marsudi sebagai sector leading dalam upaya evakuasi WNI dari Wuhan. Hadi Tjahjanto berharap agar pemerintah mewujudkan keinginannya agar TNI diberikan dana kontinjensi. Dana kontinjensi merupakan peraturan pemerintah tentang pendanaan dan pengelolaan dana bencana alam.

Sebelumnya, TNI AU telah menyiagakan tiga pesawatnya guna melakukan penjemputan terhadap 243 warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan. "Kami sudah siapkan pesawat (dua) Boeing 737 dan (satu) C130 Hercules. Kami juga siapkan personel dari batalion kesehatan," ujar Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma TNI Fajar Adrianto saat dikonfirmasi, Rabu (28/1).

Fajar menjelaskan, keputusan menyiagakan tiga pesawatnya sudah berdasarkan hasil rapat antara Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Namun demikian, ketiga pesawat tersebut sifatnya masih siap siaga. Pesawat tersebut baru bisa diberangkatkan ke China apabila sudah ada perintah dari Kemenlu. "Tunggu dari Kemenlu bisa tembus enggak ke pemerintah sana (China), untuk agar kita bisa berangkat atau tidak, yang jelas TNI AU siap 24 jam," ucap Fajar.

Merebaknya Virus Corona membuat nasib ratusan warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan, Provinsi Hubei, China, masih menjadi perhatian pemerintah Republik Indonesia (RI). Menurut data yang dirilis Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) cabang Wuhan menyatakan, ada sebanyak 245 WNI yang berada di Provinsi Hubei per Kamis (30/1) pukul 09.00 waktu setempat. Mereka adalah mahasiswa serta WNI yang berprofesi lainnya.

Ke-245 WNI itu tersebar di sejumlah kota di Hubei, yaitu Wuhan, Xianning, Huangshi, Jingzhou, Enshi, Yichang, dan Songzi. Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Desra Percaya mengatakan, perlindungan dan pemenuhan kebutuhan WNI di Wuhan saat ini masih menjadi prioritas bagi pemerintah RI.

Namun menurut data Kementerian Kesehatan RI melaporkan sekitar 243 orang WNI yang ada di Wuhan. Dan mereka, dikabarkan dalam kondisi baik. Meski begitu, sampai saat ini belum ada evakuasi yang dilakukan pemerintah karena status kota tersebut masih dalam kondisi 'lockdown'.

Meski begitu, Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Anung Sugihantono menyampaikan, ada dua opsi yang direncanakan akan dilakukan untik evakuasi WNI di China.

"Waktu itu Menlu menyampaikan bahwa ada 2 skenario, skenario pertama mengeluarkan mereka keluar dari Hubei, kemudian menjemputnya di tempat yang ada di luar Hubei," jelasnya saat ditemui di Kementerian Kesehatan RI, Rasuna Said, Jakarta Selatan, kemarin.

Opsi ini diambil setelah melewati masa karantina kota. Status karantina kota diputuskan berdasarkan eskalasi persebaran kasus virus corona baru 2019-nCoV di wilayah tersebut. "Alternatif kedua apabila memang diizinkan pesawat kita langsung mendaratnya di Wuhan, kemudian dibawa keluar dari China secara langsung," katanya.

Namun, menurut dr Anung pelaksanaan evakuasi hingga saat ini belum dilakukan karena masih melihat kondisi dan perkembangan situasi di Wuhan.

"Pelaksanaannya masih menunggu perkembangan dengan situasi dan kondisi yang ada," katanya.

Pemerintah telah menggelar rapat pembahasan mengenai opsi evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China. Rapat berlangsung di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (30/1) siang.

Hadir Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto, Kepala BNPB Doni Monardo, Menteri Pariwisata Wishnutama serta perwakilan dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan.

Namun Menlu enggan mengungkapkan hasil rapat yang berlangsung selama sekitar 50 menit itu. Ia beralasan akan melapor terlebih dulu kepada Presiden. "Saya belum bisa statement apa-apa karena mau lapor dulu ke Presiden," kata Retno usai rapat, sambil terburu-buru berjalan ke mobilnya. .

Menteri Luar Negeri Retno Marsuidi menginstruksikan jajarannya untuk segera melakukan video conference dengan WNI yang terjebak di Wuhan guna mengetahui langkah apa saja yang kiranya diperlukan dalam melakukan evakuasi.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut, pemerintah berencana segera menjemput warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China. Hal itu menyusul wabah virus corona semakin menyebar dan membahayakan di kawasan tersebut.

"Jadi opsi itu sudah ada," ucap Terawan saat ditemui di sela-sela Rakornas 2020 Puspitek, Tangerang Selatan, Kamis pagi.

Terawan menjawab kabar penjemputan WNI di Wuhan akan dilaksanakan pada Sabtu, besok. Menurutnya, detail penjemputan WNI dan segala teknisnya masih dibahas.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengatakan, mempertimbangkan proses yang harus ditempuh apabila WNI di Wuhan sudah berhasil dievakuasi ke Indonesia. Direktur Jenderal (Dirjen) Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu Desra Percaya mengatakan, pertimbangan tersebut diperlukan agar seluruh masyarakat dapat terlindungi dari mewabahnya virus corona.

"Yang kami pertimbangkan dan kami hitung adalah mengenai perlindungan di dalam negeri," kata Desra saat rapat dengan Komisi I di Komplek Parlemen, Senayan, Kamis. Ia mengatakan, apabila evakuasi telah dilakukan, maka setelah tiba di Indonesia, WNI tersebut tidak bisa langsung berbaur dengan masyarakat.

Kemenlu menyebut pihaknya menyiapkan pesawat charter dari maskapai penerbangan sipil untuk mengevakuasi WNI dari Wuhan, China. "Kami siapkan charter flight dari civil flight. Dari Kemenlu bisa menjamin bahwa anggaran tidak masalah," ujar Desra.

Mereka harus dikarantina terlebih dengan waktu 2x14 hari atau 28 hari. Desra mencontohkan Australia yang mengkarantina warganya di Christmas Island. "Ini kan tidak semata-mata bahwa warga pulang, membaur tapi juga ada proses karantina," kata dia

Hal senada disampaikan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid. Ia mengatakan, apabila evakuasi dilakukan, maka pemerintah harus langsung mempersiapkan segala keperluan untuk isolasi.

"Jadi ini tidak hanya membawa orang ke luar kota (Wuhan), tapi dalam proses membawa ke luarnya itu, isolasi terhadap warga negara kita itu juga penting. Saat mereka keluar apartemen bisa kemungkinan terpapar juga ada," kata dia.

Korban 170 Jiwa
Korban meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona Wuhan atau 2019-nCoV terus bertambah. Data terkini, Kamis (30/1), 170 orang meninggal dunia, bertambah dari hari sebelumnya 132 orang. Terdapat 38 kematian baru termasuk 37 di Provinsi Hubei, dan kasus lainnya di Provinsi Sichuan, barat daya China.

Selain itu, terdapat 7.864 kasus terkonfirmasi virus corona yang masih satu keluarga besar dengan SARS dan MERS ini. Virus Corona disebut mirip SARS dan MERS. Virus Corona menular merlalui pernafasan, mirip Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

SARS muncul di China, kurun wkatu tahun 2002-2003, menewaskan 774 jiwa. Adapun MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah merebak di Arab Saudi pada 2012 yang ditularkan melalui unta. MERS telah menyebabkan 2.494 kasus yang dikonfirmasi di 27 negara dan membunuh 858 orang. Penyebab virus Corona belum diketahui secara pasti, namun disebut-sebut dari hewan liar.

Virus Corona yang telah menyebabkan puluhan kematian dan ratusan orang jatuh sakit di seluruh dunia diyakini bermula dari sebuah pasar di Wuhan, provinsi berpenduduk 11 juta jiwa. Wuhan adalah kota terbesar ke-7 di China, dan kota terbesar ke-47 di Dunia. Ukurannya kurang-lebih London, Inggris.

Pihak berwenang percaya virus corona berasal dari hewan liar yang dijual Pasar Seafood (Makanan Laut) Huanan, Wuhan. Pasar itu menjual berbagai jenis hewan, termasuk hewan liar.

Dilansir dari South China Morning Post, 27 Januari 2020, pemerintah Provinsi Hubei memasang papan iklan di pasar tersebut mencantumkan gambar rubah, buaya, anak anjing, serigala, salamander, ular, tikus, burung merak, landak, bahkan koala. Tercatat, Pasar Huanan menjual lebih dari 112 jenis hewan hidup.

Penyebaran virus pun meluas ke 18 negara yang telah mengonfirmasi penemuan kasus serupa. Negara-negara tersebut yaitu Malaysia menemukan 4 kasus Corona, Jepang (4 kasus), Korea Selatan (4 kasus), Taiwan (5 kasus), Thailand (8 kasus), dan Singapura (4 kasus).

Kemudian Australia (5 kasus), Amerika Serikat (5 kasus), Kamboja (1 kasus), Nepal (1 kasus), Kanada (1 kasus), Sri Lanka (1 kasus), Perancis (1 kasus), Vietnam (2 kasus), Jerman (1 kasus), Uni Emirat Arab (1 kasus), dan Finlandia (1 kasus).

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menjelaskan virus corona dapat menular dalam masa inkubasi yang berlangsung hingga dua minggu atau 14 hari. Hal ini menandakan kemampuan virus untuk menyebar semakin kuat. "Wabah ini diperkirakan masih akan berlanjut untuk beberapa waktu," ujar Ma Xiaowei, menteri yang bertanggung jawab atas NHC, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (30/1).

Kasus yang dicurigai di Tibet telah dikonfirmasi, yang berarti virus telah menyebar ke 31 provinsi daratan China, kota, dan daerah otonom.

Para ilmuwan di tim peneliti virus Corona baru dari Chinese Academy of Sciences mengatakan, telah menemukan tes untuk respons antibodi pada pasien yang terinfeksi. Mereka juga mengaku telah mengidentifikasi obat yang efektif dalam mengandung virus. Tiga obat, yaitu Remdesivir, GS-5734, Chloroquine, serta Sigma-C6628 dan Ritonavir, semuanya dikatakan "dalam proses otorisasi untuk digunakan pada pasien", menurut surat kabar lokal Hubei Daily.

Kedutaaan Besar China di Indonesia menyatakan, sampai Rabu kemarin (29/1) pukul 24.00 WIB, ada 128 pasien yang dinyatakan sembuh. "Ada 128 orang yang sembuh sampai Rabu malam tadi," ujar Kepala Humas Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Huang Hui, saat dihubungi Tribun, Kamis (30/1).

Sebelumnya, media seperti Media China seperti Xinhua dan China Global Television Network merilis kesembuhan pasien pertama kali, Selasa (28/1) lalu. Kedua media tersebut menulis ada 51 orang yang dinyatakan sembuh dan kemudian sehari kemudian, Kamis (29/1) pukul 21.00 WIB tercatat ada 118 orang yang dinyatakan sembuh.

Namun, sampai hari ini, otoritas kesehatan China belum memberikan keterangan lanjutan bagaimana perawatan dan pengobatan pada pasien hingga dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. (Tribun Network/rin/yud/gen, Kompas.com)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved