Wawancara Eksklusif dengan Firli Bahuri

Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri Blak-blakan Ungkap Perjalanan Karirnya Hingga Jadi Ketua KPK

Saat mengikuti proses seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), nama Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri sempat menuai kontroversi.

Editor: Sudarwan

SRIPOKU.COM, JAKARTA -  Mantan Kapolda Sumsel Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri kini menjabat sebagai Ketua Komisisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Proses Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri menduduki jabatan pimpinan KPK tidaklah mulus.

Saat mengikuti proses seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), nama Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri sempat menuai kontroversi.

Saat itu ada pihak yang secara terang-terangan menolak kehadiran Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri  yang juga mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat itu di lembaga antirasuah.

Presiden Joko Widodo melantik pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2019-2023. Mereka adalah Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pomolango, dan Nurul Ghufron. (KOMPAS.com/Ihsanuddin)
Presiden Joko Widodo melantik pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2019-2023. Mereka adalah Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pomolango, dan Nurul Ghufron. (KOMPAS.com/Ihsanuddin) (Kompas.com)

Namun demikian, Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri  tetap memegang teguh prinsipnya.

Bagi Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri  tidak orang yang bisa meraih kesuksesan tanpa kehendak Tuhan.

Itu termasuk ketika Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri  mendapat kepercayaan mengemban amanah sebagai ketua KPK periode 2019-2023.

Baca:

Ketua KPK Firli Bahuri Angkat bicara, Disebut-sebut dalam Sidang Korupsi Bupati Non Aktif Muaraenim!

Berikut ini petikan wawancara Tribun Network dengan Ketua KPK Komjen Pol Firli Bahuri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/1/2020) petang.

Karier Anda di kepolisian cukup cepat menanjak.

Bagaimana Anda melihat karier yang begitu cepat?

Orang bisa saja melihat itu waktunya cepat karena dia hanya melihat waktu yang singkat.

Seketika orang mengenal waktu, dia tidak ingat, lupa bahwa ada proses panjang.

Dia pasti akan ambil potongan-potongan waktu yang pendek.

Saya kasih contoh. Ketika saya menjadi Wakapolda di Banten, itu 1 tahun 2 bulan. Tidak pernah orang menghitung itu.

Dan orang juga tidak pernah melihat bahwa saya 3 tahun jadi ajudan wakil presiden.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved